3.First Terror

199 20 3
                                    

Bacanya chapter ini sambil dengerin Through The Dark biar lebih 'kena' -xx
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Apalagi aku bersumpah telah melihat sesosok bayangan berkelebat di belakang Harry.

Namun saat aku tersadar dan kembali meliriknya, bayangan itu telah hilang-secepat dan semisterius ia datang.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sekarang, hari sudah larut malam. Aku mematikan televisi, menutup jendela, dan bersiap-siap untuk tidur.

Aku kemudian menutup mataku. Tapi, aku benar-benar tidak bisa tidur.

Belum ada satu hari, tapi aku sudah merindukan ayah dan ibu. Aku memutuskan untuk menghubungi ayah dan ibu via video call.

Maka, aku pun mengambil laptopku dan mulai menyalakannya.

Tapi, sesaat sebelum aku mengaktifkan video callku, layar laptop tiba-tiba saja mati.

Sejenak suasana hening. Sayup-sayup aku mendengar desisan pelan di telingaku.

Setelah desisan itu, tiba-tiba saja muncul tulisan dengan font merah darah di layar laptopku, yang bertuliskan-

"TOLONG"

Refleks, aku pun melompat dari atas kasur dan berteriak kencang.

---------------------------------------------------------------------------------------

*Niall's POV*

Baru saja aku mendengar teriakan Ariana.

Aku yang tadinya sedang asik dengan gitarku langsung terkejut dan bergegas ke kamar Ariana.

Astaga, apa yang telah terjadi?!

Saat aku tiba, yang aku lihat adalah Ariana yang berdiri di samping kasurnya dengan nafas terengah-engah, dan kerinagt dingin yang mengalir di wajahnya.

Kemudian, dia menoleh padaku.

Dan saat aku menatap matanya, yang kutemukan adalah-

Keindahan yang pudar. Yang tergantikan oleh-

KETAKUTAN,

KEKOSONGAN,

dan KEHAMPAAN.

Aku tak dapat melihat seorang perempuan dalam keadaan seperti ini.

Maka dalam satu gerakan cepat, aku menariknya masuk ke dalam pelukanku.

"Ada apa?", tanyaku dengan pelan dan lembut.

--------------------------------------------------------------------------

*Ariana's POV*

Aku tadi benar-benar terkejut. Aku sampai berteriak sukup keras-em, atau mungkin sangat keras.

Dan mungkin itulah kenapa Niall datang dengan wajah khawatir.

Oh, aku jadi tak enak telah mengganggu malamnya dan membuatnya jadi khawatir seperti ini.

Tapi apa yang kualami barusan benar-benar bukan sesuatu yang bisa dianggap 'biasa-biasa saja'.

Seketika setelah aku memalingkan wajahku dari laptop dan menatap kearahnya, ia langsung merengkuhku masuk ke dalam pelukannya.

Pelukan yang begitu hangat dan menenangkan.

"Ada apa?", tanyanya dengan begitu pelan dan lembut-hampir terdengar seperti sebuah bisikan.

The Black ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang