Aku takut. Aku sakit. Aku benci dia. Aku benci diriku sendiri.
Aku ingin...
Aku ingin...
Pergi menjauh dari semuanya...
Aku tak berani untuk berharap mati. Aku takut kematian.
Aku hanya ingin sendiri.
Aku lelah menahan luka sendiri.
Berat rasanya menahan getir atas setiap kejadian yang telah terjadi.
Berat rasanya memikul peran protagonist yang dibalut dengan antagonis didalamnya, memakai topeng bidadari yang dibaliknya terdapat wajah iblis, menjadi pribadi yang bahkan aku sendiri tidak pernah mengharapkannya.
Tuhan, bolehkah aku berharap untuk mendapatkan secuil kebahagiaan yang pernah kurasakan dulu? Bolehkah aku berharap untuk menjadi diri yang layak untuk lelakiku kelak? Bolehkah aku berharap mendapatkan lelaki yang sempurna?
Dan Tuhan, bolehkah aku kembali menjadi perempuan yang polos dan baik seperti dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum yang Menghilang
RomanceAku takut. Aku sakit. Aku benci dia. Aku benci diriku sendiri. Berat rasanya memikul peran protagonis yang dibalut dengan antagonis didalamnya, memakai topeng bidadari yang dibaliknya terdapat wajah iblis, menjadi pribadi yang bahkan aku sendiri tid...