Send to: Natha, Sofi
Gue udah balik nih. Kesini dong, temenin gue :3
****
Natha melangkah gontai memasuki rumah Jason. Sejujurnya, ia sangat malas menemui pasangan baru itu, tapi sayangnya dia tidak punya alasan untuk menolak.
"Ga mungkin kan gue nolak karna gua males ketemu Ika? Jason kan ga tau gue suka sama Ika. Tapi apa yang harus gue lakuin nanti di depan mereka? Ah ya Tuhan, kenapa gue jadi kayak orang labil bego gini sih?" erang Natha frustasi. Natha menggelengkan kepalanya pelan dan terus menggumam tanpa memperhatikan keadaan sekitar.
"Kenapa?"
Natha terperanjat kaget mendengar suara halus dari arah belakangnya dan langsung berbalik untuk melihat wajah si pemilik. Ika sedang menatap Natha dengan penuh minat, namun terdapat beberapa gurat emosi yang tidak dapat diartikan dibaliknya. Sedangkan air muka Natha yang sebelumnya penuh keterkejutan, perlahan-lahan berubah menjadi datar.
Oke sekarang gua gondok ketemu dia, gerutu Natha. Ika masih berdiri canggung dan Natha menatapnya dengan tajam. Keheningan terus berlanjut tanpa ada satupun yang ingin membuka percakapan. Keheningan yang sangat menyiksa bagi Ika hingga membuat dirinya jengah dalam kondisi menggantung seperti ini.
Ika menekan segala gengsi yang ia miliki dan berdeham untuk memulai percakapan diantara mereka. "Hmm, Nath, kemana aja? Gua telpon ga pernah diangkat. Chat gue juga ga ada yang lo bales. Lo lagi ada masalah?" tanya Ika khawatir.
Natha mengangkat sebelah alisnya. "Ada urusan apa lo nyariin gue?"
Ika merasa tertohok mendengar suara dan nada sinis yang keluar dari bibir Natha. Wajahnya juga menyirat ketidaknyamanan akan kehadiran Ika. Ika memalingkan wajah sambil meremas tangannya gelisah dan bertanya dengan suara yang nyaris berbisik, "Emang gua harus selalu ngasih lu alesan buat kita ketemu, Nath?"
"Engga, tapi mungkin untuk saat ini iya," tandas Natha.
"Apa gue ada salah sama lo? Apa kata-kata gue waktu itu terlalu nyakitin hati lu?"
Natha terdiam sejenak. Perasaan itu kembali hadir. Hatinya berdenyut nyeri begitu otaknya memutar ulang kejadian beberapa hari lalu saat ia menyatakan perasaannya pada Ika untuk pertama kali. "Engga. Lo ga salah sama sekali. Gue yang salah karna masih belom bisa ngelepas lo."
Ika menolehkan kepalanya begitu mendengar jawaban Natha yang terdengar datar namun bergetar. Matanya mulai mengabur hingga ia harus mengerjap beberapa kali agar kabut tipis itu hilang. "Natha.."
"Maaf gue masih belom bisa ngelupain rasa itu, Ka. Maaf gua udah ngebebanin lo karna perasaan gue. Maaf juga kalo gue bukan sahabat yang baik buat lo. Gue tau gue ga pantes dan gue ga akan pernah maksa buat ada di posisi Jason seperti sekarang," suara Natha memelan. Tiap kata yang diucapkan sungguh mengiris hatinya. Tangannya mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih menahan emosi yang membuncah.
"Maafin gue, Nath. Maafin gue," sesal Ika tulus. Beberapa butiran air mata lolos dan jatuh melewati pipinya. Natha melangkah maju dan mendekap Ika dengan erat.
"Lo ga salah, Ka. Lo ga salah," bisik Natha untuk menenangkan Ika. Namun, Ika tidak menghiraukannya dan tetap menangis dalam pelukan Natha. Merasa bersalah karena telah menyakiti hati Natha dan lebih memilih Jason sebagai kekasihnya. Hatinya masih terombang-ambing, belum bisa memastikan perasaan yang sesungguhnya untuk Jason.
Sementara itu, Jason hanya termenung mendengar pembicaraan mereka. Ia tidak menguping atau mencuri dengar. Mereka hanya tidak sadar sedang berbicara di depan kamarnya.
Selama ini, Jason hanya menebak-nebak Natha menyukai Ika dari setiap tingkah yang dilakukan Natha untuk Ika. Perlakuannya sangat berbeda dengan gadis-gadis yang lain. Sangat manis, protektif, dan penuh perhatian. Namun kali ini, ia mendengar langsung fakta bahwa Natha memang mencintai Ika. Jason tahu alasan Ika menangis dan ia tidak mungkin bisa menemani Ika jika Ika saja merasa tertekan sudah menerima perasaannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/50716133-288-k930705.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum yang Menghilang
Любовные романыAku takut. Aku sakit. Aku benci dia. Aku benci diriku sendiri. Berat rasanya memikul peran protagonis yang dibalut dengan antagonis didalamnya, memakai topeng bidadari yang dibaliknya terdapat wajah iblis, menjadi pribadi yang bahkan aku sendiri tid...