-5- Keluar Aslinya

64.2K 2.4K 39
                                    

Andini POV

Sebut aku plin-plan, gak konsisten dan apalah itu. Bukan kah aku itu marah sama dia? Kok tadi mau-mau aja aku diajak ehem-ehem sama dia? Eh, kan emang gak boleh nolak ajakan suami, kali aku nolak nanti aku bakalan dapat dosa, atau bisa- bisa suamiku jajan diluaran sana. Ihhhh!! Amit-amit ya Allah. Sebagai seorang isteri aku gak boleh egois, sebagai ibu-ibu bhayangkara aku harus bersikap bijaksana.. wiiisss bahasaku ini hahahahaha

Sekarang aku lagi dikamar, ma Nauval lagi mandi. Dia tadi masak air panas sendiri terus nyuruh aku istirahat. Cihuy banget kan hahaha, sering-sering begini aja mas, aku ikhlas kok. Sambil menunggu suamiku mandi, aku main-main hp aja dikamar, buka aplikasi BBM terus pasang emotikon peluk.. hihihi, karena tadi aku dipeluk untuk pertama kalinya jadi aku bikin emotikon peluk gitu. Ih, rasa pelukan sama kecupan dikeningku ini masih kerasa, mau tau rasanya? Hm, enak lho hahaha.. apalagi tadi dia meluk akunya erat banget, jantungku rasanya pengen loncat-loncat.

"Udah sholat belum?" Tanya suamiku didepan pintu kamar.

"Belum mas" jawabku

"Yaudah, ambil wudhu sana. Kita sholat dzuhur sama-sama" Suamiku langsung masuk ke kamar dengan handuk yang cuma dililiti di pinggan sampai lututnya. Kuteguk air liurku, kok rasanya dadaku bergemuruh hebat ya? Rasanya deg-deg-serr gitu. Belum lagi air yang setitik dua titik nempel di punggung bidangnya plus rambut nya yang basah huu sedap. Eits, aku mau sholat dzuhur ini, kok berpikiran mesum sih?

Akupun keluar dari kamar dan langsung mengambil air wudhu di keran samping rumah. Saat masuk kekamar suamiku sudah menggelar sajadah dan duduk di atas sajadah menungguiku. Subhanallah akhirnya, aku di imami.. alangkah bahagianya aku. Langsung saja ku pakai mekenah dan sekilas mengangguk padanya.

Sholat kami akhirnya terlaksana secara khusyuk, sekarang suamiku sedang berdoa. Kuikuti dalam hati setiap kata-kata yang diucapkannya.

Ya Allah, langgengkan lah rumah tanggaku, tuntunlah keluargaku di jalan yang benar, berikan lah kecukupam materi untuk keluargaku, berikan kesehatan untuk suamiku dan jodohkan maut dan matiku hanya untuk suamiku.Kulantunkan dalam hati apa yang kujadikan keinginanku. Selesai berdoa dan berzikir kusalim suamiku.

"Kamu kemana tadi?" Tanya suamiku lembut, lembuuut banget.. bahkan lebih lembut dari ampas tahu yang kumakan di Pontianak sana.

"Nganterin bu Gita melahirkan" kulihat suamiku membelalakan matanya.

"Bu Gita istrinya Pak Agus?" Langsung ku jawab dengan anggukan semangat

"Dari jam berapa?"

"Sekitar jam 10 an gitu"

"Kok gak di angkat telponnya sama gak dibalas semua sms nya?"

"Hp nya di silent mas"


Kriiiiiuukk kriiiuuukkk...

Aduh, ini perut sialan pake acara bunyi lagi. Kan malu sama mas Nauval, ih turun sudah reputasi ku

"Kamu belum makan?" Kujawan dengan gelengan

"Yaudah kita makan diluar aja, lagian kamu gak masak kan? Oh iya tunggu sebentar" suamiku pun berdiri lalu mengambil sesuatu yang aku gak tau itu apa dari dalam lemari. Oh dia ngambil kantong plastik kecil warna pink trus langsung dilemparnya padaku, waduh punya laki kejam amat. Kubukan kantong plastik itu, dan kemudian kukeluarkan kain panjang, eh bukan.. ini... kerudung... dan... bagus banget. Untuk aku ya? Ih syukak bangeeett. Ih suamiku pinter banget milihin warna sama motif. Berbunga-bungaaa...

"Suka?"

Aduh, banget masss.. lucu...

"Iya. Bagus. Makasih ya" kuberikan senyum super duper imutku padanya. Siapa tau dia langsung kelepek-kelepek lihata senyum ku wahahhaha

Menikah denganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang