-9- Ditilang pak Polisi

46.7K 2K 111
                                    

Sayah nyempet-nyempetin ngetik pas lagi ada English class tadi. Untung nya Miss sayah baik banget, biarin sayah ngetik demi kalian wkwkw. Terimakasih buat vote dan comment nya.. sayah bahagiaa banget deh. Terimaksih sudah syukak sama cerita absurd saya ini. Dan kayaknya makin absurd deh ceritanya.. ehehehe

Enjoy♥

Nauval POV

Lampung ternyata juga terkena imbas dari kabut asap yang terjadi di Palembang. Walaupun hanya di bagian ujung nya saja seperti di daereah Pakounratu, Blambanaganumpu dan Banjit tapi kami dari tim kepolisian juga harus mewaspadai adanya kebakaran lahan yang mungkin akan terjadi di hutan Lampung.

Aku heran, kenapa manusia seperti mereka tega membakar hutan seenak jidatnya. Apa untung nya coba? Tak kesiankah mereka dengan isteri dan anaknya. Apa bahagianya? Uang. Uang bisa di dapat dengan cara yang lebih baik dan lebih halal. Biarpun tidak sebanyak penghasilan mereka saat membakar hutan. Tapi setidak nya uang yang halal itu lebih berkah. Coba lihat aku. Menjalani hidup layak nya individu biasa. Mempunyai isteri yang cantik dan asik pula.

Eh ngomong-ngomong soal asik aku baru sadar kalau isteriku keliatan gak begitu asik lagi. Kalau ku ajak ngomong dia cuma tersenyum saja dan menjawab seadanya, kalau kujahili dia lebih sabar, kalau ku perhatikan dia seperti lebih sibuk dengan pekerjaan rumah tangga nya. Pagi-pagi sudah sibuk mencuci. Apa mungkin sangking senangnya dia dengan mesin cuci sampai-sampai dia rela membagi perhatian untuk suami nya ini? Bahkan aku yang dulu nya tidak begitu banyak diam, sekarang malah terkesan lebih banyak bicara daripada dia

"Mas Nauval.." ini si Nata juga, pakai acara manggil-manggil aku dengan desah-desahan manja. Jujur, aku mulas kalau dia sudah mulai bermanja-manja padaku.

"Iya Nat"

"Pak Hamadi, nyuruh keruangan nya tuch" jawabnya manja

"Iya. Makasih" tak menunggu waktu lama, langsung saja aku meninggalkan Nata seorang diri. Setelah sampai di depan ruangan pak Hamadi. Aku langsung merapikan baju dinas ku.

"Permisi pak" sahutku saat membuka pintu ruangan nya

"Oh. Nauval, tolong kamu antarkan ini ke Polresta. Sekalian kamu ambil data yang mau kamu presentasikan itu. Oh itu juga, ambil daftar tugas buat swiping sekalian" jawab Pak Hamadi panjang lebar. Yah biasalah, atasan. Suka sekali main perintah. Batang satu yang bertengger di kiri dan kanan bahuku juga tidak berpengaruh bagi pangkat melati dua miliknya.

"Siap ndan" jawabku tegas.

Keluar dari ruangan pak Hamadi yang full AC itu. Aku langsung bergegas ke ruanganku untuk mengambil jaket kulit lalu ke parkiran. Memakai helm, menyimpan berkas ke dalam jok motor dan langsung pergi ke polresta.

"Di!" Kupanggil Dodi yang lagi duduk santai sambil meminum teh es di pos penjagaan. Yah, paling modus-modusin polwan baru. Halaahh..

"Woi pal! Sini" teriaknya sambil lambai-lambaikan tangan nya.

Kuparkirkan motorku serapih mungkin di parkiran polresta. Lalu menhampiri Dodi di pos penjagaan.

"Ngapain lu di sini? Perwira penunggu tugas woy!" Sapaku sambil memukul bahunya

"Hahaha, pekerjaanku udah selesai" kekeh Dodi. Mbah mu Di! Bilang aja mau modus!

"Tuh, kayak Achmad! Sholeh! Gak kayak lu!"

"Gue gak mau numpukin daki di jidat kayak Achmad. Kayak hell boy tau gak" Subhanallah. Diciptakan dari apakah dia ini? Bukan kah dia yang kayak hell boy? Iblis, gak pernah sembayang entar kayak anak durhaka yang didalam kubur mendapat siksa.

Menikah denganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang