Hawa dingin yang menusuk membuat siapa saja ingin bermalas-malasan, tapi tidak bagi Nauval. Baginya hujan adalah waktu untuk bekerja lebih extra lagi, menjadi seorang polantas malah membuatnya harus turun kelapangan langsung untuk membantu lalu lintas yang 'sedikit' berantakan akibat genangan air yang lumayan menganggu pengguna jalan raya.
Berbekal sepatu bot dan mantel, ia beserta 4 rekan nya menghandle semua nya. Dari pengendara kendaraan umum, pengendara motor sampe pejalan kaki sekaligus. Mereka juga diberi tugas membagi-bagikan mantel kepada pengendara motor beserta payung untuk para pejalan kaki dengan label SNI. Karena di sponsori oleh salah satu ambasador yang sedang maraih keuntungan besar akhir-akhir ini karena banyak nya pemesanan di toko-toko terdekat, mau tak mau mereka membagikan barang-barang tersebut di tengah jalan raya yang pada dan basah karena hujan deras.
Bagi nya bekerja seperti ini malah mebuang-buang waktu, tapi demi isteri dan rumah tangga nya ia rela bekerja menembus derasnya hujan, melewati terik nya matahari dan menerjang badai sekaligus. Dia kepala rumah tangga sekarang, walaupun belum bisa menjadi imam dan panutan yang baik untuk isteri nya paling tidak dia harus bisa mencukupi kebutuhan mereka berdua.
Derasnya hujan kini tlah berganti menjadi rinai rintik hujan, genangan air telah surut dan keadaan lalu lintas berubah drastis.
"Aman bro!" Sapa seorang polantas berbadan buntal sambil meminum kopi yang di beli nya di minimarket depan tadi
"Basah kuyup aku. Bah! Kenapa yang diturunkan berpangkat semua! Seharusnya ini yang kerja para anak batu itu. Enak kali mereka ikut perdiklatan sekompi, leha-leha, kita basah kuyup. Tak terima aku, kalau saja besok sempat kutemui anak ingusan itu ku tendang masa depan nya itu" teriak rekan Nauval berdarah batak itu. Wajah keras khas batak ditambah rambut potongan plontos menambah kekejaman nya. Semua rekan terdiam setelah mendapat dempratan emosional dari nya.
"Jangan emosi dulu bang, lagian kita juga dapat ceperan besar kan" jawab rekan ke tiga
"Eh Pras, kau sih memang dipikiran nya uang terus. Ini badan ku jadi sakit semua, tak lama meriang aku"
Si rekan tiga yang dipanggil Pras tadi cuma diam sambil cengengesan.
Nauval yang dari tadi cuma mendengarkan percakapan rekan nya cuma tersenyum. Dia memang lumayan kesal dengan pemberian tugas yang bisa dibilang tidak 'adil' ini, seharus nya didalam satu tim beranggotakan satu perwira untuk menjadi pengarah bagi brigadir-brigadir lalu lintas lainnya. Tapi mengingat sedang diadakan diklat untuk para brigadir dibagian polantas maka turun lah semua perwira poantas yang bertugas di lapangan untuk saat ini. Tapi Nauval juga lumayan merasa senang karena imbalan yang di berikan lumayan besar apalagi setelah berbenah dan kembali ke kantor untuk mengabsen dia langsunh diijinkan pulang kerumah.
****
Andini POV
Sumpah ini dingin banget, aku aja sampe pake baju berlapis-lapis, berapa lapis? Ratusan hahahahaha.. iya aku pake kaos terus pake sweter abis itu dilapis lagi pake jaket suami ku. Hm, baunya bikin kangen.. hehehehe, suamiku lagi apa ya? Dia sih perwira, kerja nya di kantor berAC, di belakang komputer. Ya pasti enak lah, gak perlu basah kuyup segala.
Aku lagi bergelung-gelung di selimut tebal.. uh kalo kata pak Bondan sih maknyus, apalagi barusan aku abis makan mie instan berkuah extra pedas ditambah sawi keriting, aduh kalau hujan begini memang makanan paling top ya cuma mie instan. Rasanya aku malas banget masak buat mas Nauval, aku sih pengen nya masakin dia mie instan aja. Tapi takut dia nya ngambek, ya tau kan kalo dia ngambek nya kayak gimana.. ya pasti ngediemin aku, baru sekarang-sekarang aja udah agak bagus otak nya.
Ini badan ku rada-rada gak enak. Takut kambuh aku, biasanya kalah udah musim hujan begini penyakitku suka kambuh. Mana gak ada balsem atau minyak angin lagi, kusentuh keningku.. kok rasanya agak demam ya? Nafasku juga jadi ngos-ngosan, pake acara bunyi-bunyi lagi, aku itu ngidap penyakit asma tapi kalo kata mama ku sih nama penyakit ku itu bengek; semacam penyakit orang kaya raya gitu hahahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah denganmu
RomanceJodoh? Cinta? Dua kepala yang di satukan dalam ikatan pernikahan. Berkisah tentang cerita kehidupan pernikahan seorang Perwira Polisi bernama Muhammad Nauval Purno dan seorang mantan pegawai perpustakaan provinsi bernama Andini Mahesa. Bagaimanakah...