Mau ngucapin makasih banyak buat para reader yang udah mau ngevote atau comment novel ini. Dan buat mas Nauval 'asli' makasih karena tadi sudah memberikan saya arti dari hari pahlawan, interuksi dan penjelasan tentang lalu lintas dll. Thank you so much Ndan!
Enjoy♥
@@@@@@@@@@@@Nauval POV
Pada hari ini, tepat nya pada tanggal 10 November adalah hari dimana kita memperingati pengabdian para pahlawan nasional saat berperang melawan belanda di Surabaya.
Tapi perlawanan pahlawan nasional tidak pada waktu itu saja, dari semenjak negara Portugis mendarat di Indonesia, pahlawan-pahlawan kita juga sudah memperjuangkannya untuk mendapatkan kemerdekaan.Hari Pahlawan ini sebenarnya hanya sebagai pengingat saja bagi kita yang sudah tidak berperang lagi seperti para pejuang sebelum nya. Tapi sebagai masyarakat yang baik harusnya kita lebih baik menjaga dan mempertahankan negara ini. Tidak perlu dengan perang, atau bom sekalipun. Cukup dengan damai antar sesama dan juga rasa iba antar sesama.
Bagiku sendiri Pahlawan ku itu adalah orang tua ku. Mamah dan Papah yang selama ini susah-susah mengurusku, memberiku makan, memberiku tempat tinggal yang layak dan kasih sayang yang tiada tara nya. Lalu untuk guru-guru ku yang dengan sabar membimbingku dari yang buta akan pengetahuan hingga aku tau betapa luas dan berwarna nya pengetahuan itu. Dan... ehmm.. isteriku..Adini... ya, bagiku dia itu juga termasuk Pahlawan. Bukan pahlawan yang seperti R.A Kartini yang berusaha menyamakan kedudukan wanita.
Isteriku itu pahlawan kesiangan, siang-siang bolong menyelamatkan ku dari siksaan-siksaan omelan mamah yang selalu menyuruhku untuk cepat menikah. Pada siang itu Dini langsung saja menerima pinanganku lewat pesan singkat. Entah ketularan bodohnya Pras atau bengal nya Afril, aku langsung saja meminta ijin pada mamah dan papahku dan Alhamdulillah langsung di setujui oleh mereka berdua setelah mereka melakukan komunikasi dengan Andini.
Setelah mengenalkan Andini pada mamah, papah beserta adik dan kakak ku lewat telepon. Aku kira mamah bakalan diam, tapi ternyata mamah malah menyuruhku untuk menikahi Dini secepatnya. Maksudku itu kan, kupinang Andini dulu baru setelah aku naik jabatan tahun depan barulah ku ajak dia menikah. Tapi mau bagaimana lagi, aku yang notabene malas mendengar omelan mamah langsung saja meminta ijin untuk terbang ke Pontianak. Sendirian.
Bayangkan, sendirian pula. Kalau saja ada perintah dari atasan untuk pergi ke Pontianak karena tugas aku tidak akan sebodoh itu lagi pula pastinya akan ada rekan yang menemani. Lah waktu itu Andini sama sekali tidak mau menjemputku di Bandara, bahkan dia bilang aku itu membohongi nya. Jadi terpaksa aku dengan tampang sok 'tau' pergi kerumah nya bermodalkan taksi dan alamat rumahnya yang dia kirimkan beberapa waktu yang lalu.
Saat sampai dirumah nya, alhamdulillah aku disambut cukup baik oleh om dan tante yang sekarang ku panggil bapak dan mama. Pada saat kubilang niatku ingin melamar Andini, mereka bagaikan mendengar aku ingin membunuh Andini, reaksi yang kudapat saat itu bisa dibilang Fantastis karena cangkir teh beserta tatakan yang dibawah mama jatuh berserakan dan ekspresi bapak seperti mendengar anak nya mau aku pancung.
Aku yang pada saat itu lumayan canggung juga bereaksi sama kagetnya. Setelah itu bapak berkali-kali bertanya-tanya padaku apakah aku serius atau tidak. Dengan muka bapak yang sarat akan kesedihan membuatku jadi berpikir bahwa apakah Andini itu ternyata adalah seorang waria, atau ternyata Andini itu nenek-nenek, atau yang paling buruknya ternyata Andini itu telah meninggal dan ternyata yang aku ajak komunikasi selama ini adalah arwahnya.
Tapi semua itu hilang saat aku mendengar suara salam yang sangat merdu dari arah luar, ehm lebih tepatnya seperti suara kenek di Kampung Rambutan sana. Dia, dengan kemeja biru dan celana cream dengan rambut hitam nya yang terlihat berantakan, tapi begitu manis dan mempesona. Ya, dulu isteriku belum memakai hijab seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah denganmu
RomantikJodoh? Cinta? Dua kepala yang di satukan dalam ikatan pernikahan. Berkisah tentang cerita kehidupan pernikahan seorang Perwira Polisi bernama Muhammad Nauval Purno dan seorang mantan pegawai perpustakaan provinsi bernama Andini Mahesa. Bagaimanakah...