-26- Kebaper-baperan

41K 1.8K 168
                                    

[WARNING:JANGAN BANYAK EKSPEKTASI!]

Ini part panjang sekali. Jawaban clue dan pemenang ada di sini juga :)

------------@@@@@@------------


Nauval POV

"Mas!!!! Ambilin Remot!!!" Rengek Andini padaku. Tidak lihatkan dia aku sedang apa? Padahal jarak remot itu cuma sekitar dua jengkal dari betis nya. Barusan minta di buatkan teh es, ya aku yang kasihan melihat dia baru pulang arisan ibu bhayangkari panas-panas begini tak tega lah. Jadi langsung kubuatkan saja, lagipula hari ini juga lagi santai dengan kerjaan.

"Masss.... remot"

"Mass.."

"Apasih Din, aku lagi ngaduk gula nih! Itu remot nya deket juga" kuaduk gula didalam gelas besar dengan kekuatan penuh. Biar gula nya cepat larut.

"Aku letih, lelah dan lesu mas.. gak ngampe kaki ku" ku lihat Andini sedang menggerak-gerakan kaki nya untuk menggapai remot, namun sayang. Kaki nya yang lemas, tak sampai pada remot. Akhirnya aku pun berjalan menuju Andini, lalu mengambil remot tersebut, "Nih!" Kusodorkan remot di depan wajahnya lalu cuma dibalas dengan cengiran lebar khas Andini.


Setelah itu aku kembali ke meja makan dan mengaduk gula yang... ya Allah sampai sekarang belum larut-larut juga! Ini gula atau beneran pasir sih!


"Din.. gula nya gak mau larut nih" adu ku pada Andini

"Masa sih mas?"

"Iya.. ini daritadi aku ngaduk terus"

"Jangan-jangan gula plastik ya mas.. biasanya gula itu kan langsung larut kalo udah kena air panas"

Nah! Betul! Tapi kenapa ini tidak mau larut-larut ya.. jangan-jangan...


Eh... tung...gu..

Air... panas?

Astagfirullah!


Kenapa aku ini bodoh sekali?! Kenapa ku larutkan dengan air es???

Cepat-cepat kubuang air gula tadi di pelimbahan dan semoga tidak ketahuan oleh Andini. Dan langsung berlari ke dispenser untuk mengisi air panas di dalam gelas. Setelah itu langsung mengambil gula dan mengaduk nya. Kuambil satu kantung teh, dan melemparnya pada gelas. Lalu kembali mengaduk nya, setelah air berubah menjadi kecoklatan, langsung kutambah air biasa dan ku masukkan balokan es batu kecil yang selalu Andini siapkan di frezer

Semenjak aku memarahi nya karena Andini dengan seenak-enak hati ingin memberikan nama anak kami dengan nama terkutuk itu, dia semakin manja. Semua-semua nya harus aku dan kalau dilihat-lihat semakin kesini semakin ngelunjak. Kesal. Bukan main lagi, tapi ini semua demi kebahagiaan Andini dan anakku. Biarlah aku jadi babu nya, yang penting Andini senang. Biar lah Andini tertawa di atas penderitaan ku seperti siang ini, aku ikhlas..yang penting pada malam hari nya, biar aku yang tertawa diatas nya.Hahahahaha

Aku ingin menjadi suami siaga. Tidak boleh ngedumel walaupun hati dongkol, tak boleh cemberut di depan isteri, selalu memberikan apa yang ia inginkan dan tidak boleh egois. Jangan seperti Andini yang egois, kalau aku ikut-ikutan egois, aku juga akan memberikan nama anak kami dengan semau-mau ku. Kalau laki-laki kuberinama Luffy atau Zoro, kalau perempuan kuberinama Nami atau Robin. Biar nama anakku sama kayak tokoh anime atau kartun kesukaan ku.

Menikah denganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang