-10- Itu Surakarta, bukan Solo!

42.8K 2K 84
                                    

Hai guys. Kelamaan ya saya update? Capek ya nungguin nya? Maaf ya. Sayah baru selesai pindahan dan kemaren-kemaren sayah lagi sibuk latihan membela diri, alias latihan karate buat naik sabuk. Latihan yang biasanya saya lakuin 2x seminggu bertambah satu kali lipat jadi 4x seminggu belum lagi pulang latihan langsung sayah isi dengan english class. Remuk gak tuh badan, wkwkwwk. Hari sabtu saja sayah latihan dari pagi buta sampai sore.. So, saya ngetik sambil teleng-teleng akibat ngantuk yang super duper parah banget dan badan yang remuk redam ini. Oh iya, makasih buat vomment ya.. wah seneng banget deh saya hihihi

Enjoy♥

@@@@@@@@@@@@@

Andini POV

Aku rasa otak kiriku gak berfungsi lagi dengan benar. Pikiran irasional yang biasa aku jaga dengan baik entah hilang melanglang buana kemana. Lingkaran mata ku menghitam bak mbak Suzana, rambut udah awut-awutan kayak tarzan. Udah beberapa hari ini aku selalu mengurung diri dikamar. Baring, guling-guling terus tidur lagi. Aku makan saat mas Nauval pergi kerja, jangan harap aku bakalan makan berdua dengan nya. Gak kuat aku.. kalau saja di dapur ada kamera, sudah kulambaikan tangan ku terus bilang 'saya gak kuat.. mbak Citra Kirana, saya menyerah' hahaha

Aku makan seadanya. Untung saja stok mie instan dan telur di dalam kulkas masih tersisa banyak. Mas Nauval? Udah berhari-hari juga aku jarang lihat dia. Jangan tanya kenapa? Ya.. entahlah setelah melihat dia dengan polwan kegatelan itu rasanya aku malas mau lihat muka nya gitu.. aku selalu gak kuat membendung airmataku. Jadi, aku berusaha semaksimal mungkin untuk mengindarinya. Sudah berhari-hari juga aku tidur di kamar dan dia tidur di ruang tivi.

Kemaren-kemaren dia yang mengindariku, mendiamkanku. Untuk sekarang, aku yang mulai membalas dendam! Gak tega juga sih sebenarnya, karena setiap dia ada dirumah, aku selalu ngumpet dan kunciin pintu kamar, dia selalu mengetuk-ngetuk pintu kamar, biasanya ku buka setelah sepuluh menit kemudian. Ya sekalian kuat-kuatin mental kalau lihat tampang nya itu. Aku berusaha gak memperdulikan dia, biasa nya aku diajak ngobrol tapi tau kan otak ku agak rada-rada jadi kulewati saja dia kalau dia mulai bicara. Baju dinas nya sudah kucuci dan kusetrika di pagi buta, baru setelah sholat shubuh kuletakkan di atas kursi plastik di ruang tamu.

Setiap jam makan siang, dia selalu pulang. Padahal sudah tau kalau aku gak masak, tapi masih saja dia pulang kerumah. Kenapa tidak sekalian makan siang dengan si polwan gatel itu??

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Perutku kok rasanya kriuk kruik banget ya, aku pun keluar dari kamar. Bosan juga ya dari tadi buka instagram. Biasanya kalau udah lihat foto cogan-cogan berseragam itu rasanya semeriwing, tapi kok sekarang enggak ya? Haduh, jangan-jangan mataku sudah dibutakan sama mas Nauval, jadi cuma di yang terlihat paling ganteng di mataku cowok yang lain mah lewatt..

Brum brum..

Terdengar bunyi motor di depan rumahku. Eh? Siapa ya? Tamu nya mas Nauval kali ya.. jadi aku pun kembali kekamar dan memakai kerudung. Mengelap wajahku yang cemong bin jelek ini biar terlihat kinclong.. aku keluar kamar dan segera membuka pintu ruang tamu..

Ceklek..

Kubuka pintu tidak begitu lebar, karena ingin melihat dulu siapa yang datang. Saat ku dongak kan kepalaku "Makasih ya Nat" kata suamiku di depan motor seorang perempuan berbaju polisi yang sepertinya pernah kulihat.

"Ich, gapapa mas Nopal. Och iyhaa.. istri kamuh gak marah kalau kamu ke tadi ke kantor sama aku?" Tanya perempuan yang dipanggil 'Nat' sama mas Nauval.

"Aku masuk dulu ya. Makasih tumpangan nya" jawab mas Nauval. Mungkin karena sangking asiknya berbicara, sampai-sampai mereka tidak melihatku ya kututup saja pintu pelan-pelan takut ketahuan kalau aku menguping. Setelah itu wanita yang menumpangi mas Nauval itu berbalik dan pergi. Aku juga langsung bergegas pergi ke kamar.

Menikah denganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang