Chapter 2

16.8K 1.3K 52
                                    

THE GIFT
Sherry Kim

Happy Reading...!

Langkah kaki Yunho berjalan masuk ke kamar anak anak yang berada di sayap kiri mansion, kamar bernuansa ungu yang terlihat berantakan akibat ulah tiga beruang kecil Jung. Tiga ranjang berselimut matras ungu dengan segala peralatan untuk tiga bocah bertebaran di mana mana, tetapi musang Yunho tidak melihat tiga beruang kecilnya disana.

Yunho memeriksa kamar mandi dan tidak menemukan mereka di dalam, bahkan tidak juga di kamar ganti dan di sela sela lemari pakaian yang biasa menjadi tempat persembunyian favorite mereka. Kemana mereka?

"Appa," Yunho memutar tubuh dan ketiga bocah nakal itu melempar tubuh mereka kearahnya tanpa welas asih, oh ia yakin akan patah tulang jika mereka bertiga menindihnya. Yunho kehilangan keseimbangan dan terjatuh di lantai berlapis karpet yang memang sengaja di pasang untuk menghindari sesuatu yang mungkin terjadi dan melukai tiga putra kembarnya yang hiperaktif.

Pekikan Yunho membuat tiga bocah nakal itu tertawa bahagia. Yunho menghela nafas lelah, Ya Tuhan dasar anak beruang nakal. Ia membatin. Terpaksa ia harus mulai merapikan diri lagi setelah diserang tiga putra nakalnya ini. "Anak-anak bersiaplah, Nenek sudah menunggu kita, dan Kakek akan marah kalau sampai kita terlambat."

Jessica muncul dari pintu bersama dua orang pelayan untuk mengamankan tiga beruang nakal itu. "Kalian membuat Appa kalian berantakan."

"Minguk yang mengacak rambut Appa." Manse menjawab.

"Daehan yang menarik kemeja Appa." Minguk kali ini berkata.

Daehan tersenyum lebar kearah Yunho. "Daehan yang menemukan ini di saku Appa." Putra pertama Yunho itu menunjukan Handphone miliknya.

"Anak nakal." Namun tak Ayal Yunho tersenyum dan menyimpan kembali Handphone miliknya kedalam saku jas. "Bersiap siaplah, Appa menunggu di luar."

"Nae." Teriak ketiganya bersama.

Ketiga bocah itu telah siap beberapa menit kemudian dengan celana kodok berbahan kain di padu kemeja soft blue, jangan lupakan rambut mereka tersisir rapi membelah ke samping. "Masuklah ke mobil dengan tenang Anak anak, semuanya sudah di Hotel menunggu kita."

"Aku harap jalanan tidak macet." Jessica duduk di samping kemudi dan menoleh kebelakang. "Kita berangkat." Teriakan yang membuat tiga bocah itu ikut memekik girang mengikuti intruksinya.

Mobil melaju dengan kecepatan lamban keluar dari pintu gerbang Mansion Jung. Yunho melirik kaca sepion untuk mendapati ketiga putranya menatap keseberang jalan, kebiasaan baru yang mereka lakukan beberapa minggu terakhir ini. "Kalian melihat sesuatu disana?"

"Tidak."

"Tidak ada siapapun."

"Tidak ada paman penjual permen ataupun paman tiger itu lagi." Ketiga bocah itu berkata bergantian.

"Appa sudah melarang kalian untuk tidak menerima apapun dari orang yang tidak kita kenal." Yunho menasehati. Ketiga putranya telah kembali duduk kembali di kursi Anak anak dengan tenang.

"Manse mengenalnya, dia paman yang baik."ujar Manse membela diri.

"Daehan juga, Minguk Juga." Tambah yang lain.

Jessica melirik Yunho dari tempat duduknya. "Apakah itu dia? Atau orang suruhanya." Yunho tidak perlu bertanya siapa yang di maksud 'dia' oleh adiknya.

Tidak seorangpun tahu siapa ibu dari Triplets, tidak juga Yunho. Bahkan Yunho sendiri tidak yakin bagaimana bisa dirinya memiliki putra kembar seperti mereka karena dirinya bukanlah seorang player atau pria yang suka bergonta ganti pasangan meskipun itu hanya untuk teman semalam.

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang