Chapter 4

14.6K 1.1K 57
                                    

THE GIFT
Sherry Kim

Happy Reading...!

Seseorang menyusul masuk di belakang Yunho dan langsung membantu Yunho membungkus roti yang sudah dibawanya kedepan meja kasir. Mereka terlihat akrab satu sama lain dan Jaejoong tahu pria itu adalah pelanggan tetap disini.

Jaejoong bersyukur dalam hati dengan kedatangan pelayan yang satu itu, setidaknya ia tidak perlu bertemu dengan Yunho untuk saat ini, meski dirinya sadar mereka akan bertemu suatu hari nanti, bagaimanapun juga mereka tinggal di Kota yang sama. Mundur perlahan Jaejoong bersembunyi di balik sekat kain yang menghalangi dapur dengan bagian toko depan.

Jung Daehan menatap seseorang yang berdiri di balik pintu dapur yang sedang mengamatinya secara diam diam. Bocah itu menatap kearah pria asing yang terus memperhatikan mereka sampai terdengar suara sang Ayah memanggil namanya.

"Daehan," Tanpa berkata kata Jaejoong mengamati putra pertama Jung Yunho dengan mata yang berkaca kaca. Ya Tuhan, bocah itu terlihat lebih tinggi dan tumbuh begitu sempurna jauh lebih mengemaskan dari yang di gambarkan di televisi ataupun koran yang pernah ia baca.

"Cepalah kita harus kembali sebelum Minguk dan Manse menyadari kita pergi." Bocah itu berlari untuk mengikuti Yunho dan menggadeng tangan Ayahnya. Sebelum pergi anak itu sempat melihat sekali lagi dan tersenyum kearah Jaejoong yang masih betah pada tempat persembunyianya.

Tanpa mengetahui apa yang terjadi Hankyung masuk melalui pintu belakang untuk mengambil kotak terakhir, dengan sekotak besar kue di kedua tanganya ia menyadari keadaan sekeliling tanpa bertanya setelah melihat Yunho keluar dari pintu depan. "Kau ikut denganku atau tetap disini, aku akan mengantarkan pesanan ke tempat langananku."

Jaejoong buru buru membelakangi pria itu sebelum Hankyung sadar ia telah menangis. Demi Tuhan, ia adalah seorang pria, dan ia adalah pria yang cengeng."Aku ikut denganmu."

Tidak ada kata kata ataupun pertanyaan yang Hankyung lontarkan, mereka tidak berniat ngobrol atau ingin mekatakan apapun diperjalanan selanjutnya. Jaejoong membisu di sisi mobil menghindari Hankyung yang sesekali melirik pria itu sampai Hankyung memecahkan suasana dingin di sekitarnya. "Aku minta maaf,"Ia berkata. "Seharusnya aku mengatakan kepadamu alasanku memilih tempat itu."

Senyum getir Jaejoong paksakan muncul di atas bibirnya yang bengkak akibat gigitan giginya sendiri, Ya Tuhan, ia melihat putra kecionya telah tumbuh begitu sempurna dan tinggi, jauh lebih tinggi dari Dua Tahun setengah yang lalu.

Toko Bakery Home berada persis di depan taman kanak kanak ketiga putra kembar Jung Yunho dan tanpa perlu susah payah mereka mampu melihat bocah bocah itu bermain di taman seberang jalan sana. Ya Tuhan, Hankyung sengaja mengawasi ketiga bocah keturunan keluarga Jung itu diam diam untuk dirinya.

"Aku tidak mengira Yunho akan datang ke toko pagi ini, pria itu memang sering mampir, tetapi sungguh! Aku tidak bermaksud untuk..."

"Aku tahu," Jaejoong menyahut. "kau hanya ingin memastikan mereka baik baik saja Hyung. Tetapi kau tidak seharusnya menghawatirkan mereka karena mereka hidup di tengah tengah keluarga kaya yang pasti akan menjaga mereka dengan baik." Jaejoong tidak berniat menuduh atau marah kepada Hankyung, namun ia tidak dapat mengontrol diri ketika dadanya bergemuruh ingin sebuah pelampiasan. "Ma'af aku tidak berniat marah."

"Tidak apa apa." Mobil berhenti di bawah lampu merah dan para pejalan kaki menyebrang jalan di hadapan mobil mereka. Kedua pria dalam mobil itu tidak lagi berkata kata hanya merenungi apa yang baru saja terjadi. Hankyung menatap Jaejoong untuk kembali berkata ketika mobil mereka tiba tiba bergoyang dengan suara benturan keras di bagian belakang mobil mereka.

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang