Chapter 9

16.3K 1.3K 131
                                    

THE GIFT
Sherry Kim

Happy Reading...!

Pintu tertutup di belakang Jaejoong, ia melenggang masuk kedalam ruangan besar yang sudah hampir di penuhi oleh beberapa staf juga orang penting yang ikut berpartisipasi sedang menpersiapkan diri dengan produk mereka yang akan di luncurkan ke pasaran. Kim Myungsoo tidak berada di ruang istirahat perwakilan perusahaan Sakura melainkan pergi ke gudang produk yang akan di luncurkan oleh perusahaan Kim hari ini.

Seseorang staf menghalangi Jaejoong sebelum pria itu dapat menemukan orang yang di carinya setelah mengelilingi hampir separuh gudang. "Maaf ruangan ini pribadi dan hanya yang bersangkutan yang boleh masuk kesini, tanda pengenal anda Sir?" Pria itu menengok kesekeliling setelah tidak melihat tanda pengenal tergantung di leher atau jas Jaejoong. "Dimana penjaga yang di tugaskan menjaga pintu."

"Sepertinya Anda tidak mengenalku." Jaejoong menjaga suaranya datar namun tajam. Sudah sangat lama sejak dirinya berdiri di tempat yang sama dulu untuk mewakili Ayahnya di beberapa pertemuan penting yang mengharuskan dirinya mampu menguasai situasi seburuk apapun itu.

Dengan pandangan tenang ia menatap tangan staf tersebut sampai pria itu menarik tanganya sendiri. "Saya tidak memiliki tanda pengenal karena tadinya saya berniat untuk tidak menghadiri acara ini, Saya bagian perusahaan Sakura dari Jepang, ada sedikit masalah yang mengharuskan saya menemui perwakilan kami disini."

Sebagian penghuni ruangan menatap terkejut pria yang menyebutkan nama perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka itu. Sakura adalah perusahaan besar Jepang yang sudah menguasai pasaran jauh sebelum perusahaan Kim Korea mengeluarkan produk pertama mereka dan mendunia.

Memasang wajah tegas Jaejoong menyapukan pandangan keseluruh penjuru ruangan dan berhenti di sebuah kursi yang di duduki seorang pemuda yang juga sedang menatap kearahnya dengan wajah terkejut. Pemuda tampan dengan balutan jas hitam itu berdiri dan mendekat kearah Jaejoong dengan langkah lebar dan cepat.

"Hyung." Kim Myungsoo memeluk tubuh Kakaknya begitu erat sampai Jaejoong mundur selangkah.

Tangan Jaejoong terulur untuk mendorong bahu adiknya menjauh. Adiknya itu jauh lebih tinggi dari terakhir kali mereka bertemu, pemuda itu telah tumbuh dengan sempurna dan tampan. "Ba,,, bagaimana bisa... Kau" menarik sang adik menjauh dari kerumunan yang menatap mereka dengan wajah ingin tahu. Jaejoong membawa Myungsoo ke sebuah sudut yang sepi dari orang orang. "Hyung, bagaimana bisa kau berada di sini, di Korea." Wajah pemuda itu telah merah dengan kedua mata berembun namun tenang.

"Jangan menangis L, kau sudah dewasa dan semua orang memperhatikan kita." Meski tubuh Jaejoong menghalangi pandangan yang lain untuk melihat Myungsoo tetap saja apa yang akan mereka bicarakan sedikit pribadi sehingga sebisa mungkin menjadi tidak mencolok di antara yang lain.

Jaejoong tidak perlu basa basi karena waktu mereka sangatlah sedikit untuk. "Bagaimana kau bisa mewakili Papa?" Demi Tuhan Myungsoo baru berusia sembilan belas tahun, jauh di bawah umur pria yang bertanggung jawab untuk mewakili kerja sama bisnis Perusahaan sebesar ini. "Apa Papa sudah gila karena telah mengirimmu kesini?"

Wajah sendu yang di tunjukan adiknya membuat Jaejoong gelisah. Firasat buruk sudah menunggunya di depan mata. "Apa yang terjadi L?" Dentuman pada dada Jaejoong menggila saat menunggu jawaban sang adik. Meskipun ia sempat melupakan keluarganya tetap saja dirinya tidak dapat melupakan mereka, tidak peduli seberapa berat ia berusaha namun tetap gagal. Juga, dirinya tidak akan tinggal diam jika sang adik yang masihlah seorang pelajar mengambil alih tugas berat yang seharusnya menjadi tugas yang ia tanggung jika saja dirinya tidak meninggalkan Jepang.

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang