Chapter 14

17.4K 1.4K 89
                                    

THE GIFT
Sherry Kim

Happy Reading...!

Ungkapan perasaan Jaejoong cukup meyakinkan Yunho agar ia maju.

Yunho tidak akan pernah melepaskan Jaejoong setelah ini, tidak peduli jika pria itu mengatakan sudah tidak mencintainya di kemudian hari karena demi Tuhan, Yunho mencintai Jaejoong dan entah sejak kapan cinta itu menguasai tubuh dan jiwanya sampai Yunho sendiri tidak yakin tubuhnya adalah milik dirinya sendiri.

"Kuharap Tuhan menolongmu karena jika kau berbohong kau terlambat untuk menarik kata katamu sekarang, manis." Jemari Yunho mengerat di atas jemari Jaejoong sebelum pria itu menarik tangan Jaejoong sampai lengan pria itu menahan tubuhnya bersandar di atas meja. "Karena aku juga mencintaimu."

Doe Jaejoong mengerjap cepat, jantungnya berdegup tak karuan merasakan sapuan lembut bibir Yunho di atas bibirnya, Yunho menciumnya. Pria itu benar benar menciumnya saat ini.

Ya Tuhan. Rasanya masihlah sama seperti yang Jaejoong ingat. Begitu memabukan sampai ia takut kehilangan akal sehatnya setiap kali pria itu menciumnya meskipun hanya sapuan ringan di atas bibir Jaejoong yang kering.

Yunho menarik diri hanya untuk berkata, "Aku sangat mencintaimu." dan kembali membawa Jaejoong kedalam ciuman panjang yang memabukan. Bibirnya menggoda membujuk bibir Jaejoong agar terbuka untuk memasukan lidahnya di sela sela gigi pria itu.

Jaejoong merasa tubuhnya bergetar meski ciuman Yunho tidak asing bagi tubuh dan bibirnya. Bahkan gelenyar panas di seluruh tubuh masihlah terasa begitu nyata meskipun Yunho sudah menarik diri dari bibir Jaejoong.

Pria itu menyerigai nakal dari tempat pria itu duduk. Dan Jaejoong merasa Yunho berkali kali lebih tampan jika seperti itu. "Jika kau masih merona seperti itu, Manis, aku tidak dapat menahan diriku untuk tidak menciumu lagi."

Jaejoong mengerjap dan kembali duduk di lantai berlapis karpet. "Aku tidak mengijinkanmu menciumku lagi." cicitnya.

"Benarkah?"alis Yunho bergoyang goyang menggoda. Dan Jaejoong tahu, ia tidak akan pernah bisa menolak ciuman Yunho kapanpun, setelah apa yang mereka lakukan barusan. Meskipun ia berniat tetapi ia jauh memahami dirinya sendiri bahwa Jaejoong tidak mampu menolak kharisma pria yang saat ini duduk di seberang meja yang entah kenapa mampu membuat Jaejoong memberikan cinta tubuh bahkan jiwa untuknya, dan hanya Yunho seorang.

Setelah mendapatkan kembaki akal sehatnya khirnya Jaejoong berkata. "Tanpa seijinku, tentu saja!"

Yunho tertawa begitu lebar, Wajah Jaejoong menghangat saat pandanganya jatuh pada bibir hati Yunho yang melengkung indah. Ia tahu akan sangat mudah membuat pria itu tertawa untuk kedepanya.

"Sekarang mungil, buka hadiahmu dan kenakan pakaian ini." Kotak itu. Jaejoong ingat.

Mendorong kotak berpita merah itu kearah Jaejoong Yunho berdiri, "Aku harap kau sudah berganti pakaian ketika aku turun bersama putra kita. Atau aku sendiri yang akan memakaikan pakaian itu jika kau berniat menolak ataupun membatalkan acara jalan jalan kita hari ini" Yunho menaiki tangga dengan langkah lebar dan dalam hitungan detik pria itu sudah menghilang di ujung tangga.

Senyum Jaejoong berkembang bagai kelopak bunga pada musim semi saat menyadari sesuatu.

Yunho mengatakan bahwa pria itu mencintainya dan pria itu memanggilnya dengan panggilan sayang yang selalu mereka ungkapkan dahulu. "Aku mencintaimu Bear." Ia bangkit dengan terburu buru untuk masuk ke kamar, tentu saja ia tidak akan menolak acara liburan ini.

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang