Chapter 21

17.7K 1.4K 139
                                    

THE GIFT
Sherry Kim
.
.
.

Punggung tangan Jaejoong mengetuk pintu kayu bercat putih itu dengan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Punggung tangan Jaejoong mengetuk pintu kayu bercat putih itu dengan pelan. "Yunho." Panggilnya dengan suara lirih.

Jaejoong berdiri di sana, menunggu. Tidak terdengar suara apapun dari dalam. Padahal ia sudah di sana cukup lama.

"Yun... " Perlahan, Jaejoong membuka pintu kamar pria itu.

Kamar itu terang dan luas dengan ranjang besar di tengah ruangan yang masih tertata rapi, menandakan bahwa Yunho belum menyentuhnya sama sekali.

Pria itu tidak terlihat di mana mana, pintu balkon terbuka. "Apa kau di sana Yunho?"

Tidak ada suara yang menunjukkan keberadaan pria itu di kamarnya. Menutup pintu, Jaejoong memberanikan diri melangkah masuk, Doe miliknya memperhatikan sekeliling. Tidak ada salahnya bukan jika ia melihat lihat kamar Yunho.

Ini kali pertama ia masuk ke kamar ini, kamar Yunho yang penuh dengan aroma tubuh serta parfum pria itu di mana mana.

Selimut terasa lembut di bawah sentuhan tangan Jaejoong, entah mengapa wajahnya merona. Apakah Yunho akan meminta dirinya untuk tidur seranjang denganya, memeluknya sepanjang malam dan pria itu akan memberikan ciuman ciuman yang sangat Jaejoong rindukan selama bertahun tahun?

Ia tidak bisa membohongi diri sendiri karena ia memang menginginkan Yunho di atas segala yang ia inginkan.

"Kau sudah menunggu lama? Maaf." Pria itu tersenyum di sana. Menatap Jaejoong hangat. "Kau sudah mandi?"

Jaejoong hanya menatap Yunho tanpa dapat berkata kata. " Aku baru saja bicara dengan Appa." Pria itu menutup pintu.

"Sudah."

"Sudah?"

"Mandi." Jaejoong merentangkan kedua tangan. Pakaian yang ia kenakan terasa longgar di tubuhnya sendiri, kemeja tidur Changmin yang katanya kekecilan di tubuh pemuda itu namun terasa longgar di tubuh Jaejoong.

"Mau makan sesuatu?"

"Tidak!"

"Minum? Kau belum makan apapun sejak siang ini." Yunho berjalan ke meja kerja pria itu yang ada di sisi kanan ruangan, terhalang sekat transparan yang tidak menyembunyikan apapun di sana.

Jaejoong mengekor pria itu untuk duduk di sofa tunggal panjang untuk dua orang. Yunho menuang angur kedalam dua gelas beningkristal dan menyodorkan satu gelas untuk Jaejoong. "Mungkin kau membutuhkan ini?"

Pria itu mencoba membuat Jaejoong nyaman. Karena keduanya tahu pembicaraan mereka membutuhkan anggur untuk menghilangkan beban yang ada di atas pundak Jaejoong. "Duduklah, aku akan meminta bibi untuk menyiapkan sedikit makanan untukmu."

"Aku tidak lapar." Jaejoong menahan lengan Yunho saat pria itu berjalan melewatinya. "Tidak ada gunanya menghindar, kau akan tahu cepat atau lambat."

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang