Chapter 6

16.5K 1.3K 110
                                    

THE GIFT
Sherry Kim

Happy Reading...!

Kamar sudah gelap ketika Jaejoong kembali ke Yayasan malam harinya dan mereka semua sudah tertidur. Langkah kakinya berjalan dengan perlahan memasuki kamar yang ia tempati di lantai dasar tepat bersebelahan dengan kamar Hankyung. Knop pintu kamar sudah berputar dengan dirinya bersiap masuk saat suara Hankyung mengangetkan dirinya. "Kita perlu bicara."

Jaejoong menghela nafas lelah."Tidak bisakah besok pagi karena aku lelah, dan juga aku akan memabantumu di Toko."

"Sekarang." Mendorong Jaejoong masuk kedalam kamar, Hankyung mendapati nafas Pria itu beraroma alcohol meski samar samar. "Kau minum?"

"Sedikit." Ranjang itu berderit kala tubuh berotot Jaejoong terhempas diatasnya. Pria itu terlihat besar di atas ranjang ukuran sedang yang seharusnya menjadi ranjang untuk Anak anak. "Tidak ada yang terjadi antara aku dan Yunho, kami hanya berbincang ringan."

Hankyung menyerah untuk kembali bertanya jika Jaejoong sendiri tidak ingin mengatakanya masalah mereka. Ia sudah berusaha untuk diam ketika Yunho menyeretnya dari tengah jalan dan membawa pria itu pergi bersama pria itu seenak jidatnya. Kalau saja Heechul tidak menghalangi langkah Hankyung, pria itu sudah akan mengejar dan menghajar Yunho yang sok berkuasa dan demi apa, pria itu memang berkuasa karena hanya dengan mendengar nama Jung Yunho para pria berjas hitam itu pergi begitu saja tanpa perkawanan.

"Baiklah, kau butuh istirahat setelah apa yang terjadi hari ini. Tapi ingat Jae, aku selalu ada untuk membantumu. Aku sudah menganggapmu sebagai keluargaku sendiri sejak pertama kali kita bertemu Lima Tahun lalu."

Lima Tahun telah berlalu. Jika di ingat Jaejoong telah berhutang begitu banyak kepada Hankyung sejak saat dimana pria itu menemukan dirinya di depan tokonya dengan keadaan yang mengenaskan. Tanpa rumah, tanpa uang juga tanpa kenalan yang dapat membantu, di tambah tiga janin yang berada dalam perut yang masih berusia beberapa bulan mencegah dirinya bekerja hanya untuk menafkahi dirinya sendiri.

Selama itu pula Hankyung menjaga Jaejoong juga ketiga calon bayinya bahkan sampai mereka tubuh menjadi tiga beruang kecil yang menggemaskan. Kenangan itu kembali hadir dimana ia dan ketiga putra kecilnya harus berjuang untuk dapat hidup di dunia yang seakan tidak menginginkan mereka.

"Kemungkinan lahir prematur." Jaejoong ingat pernyataan Yunho yang membuatnya hampir saja kehilangan topeng yang ia pasang untuk menutupi wajahya. Kesedihan karena putra yang kau pertahankan untuk dapat hidup menghirup udara di dunia yang sama denganmu hampir saja terenggut dari depan wajah Jaejoong, nyaris dirinya kehilangan tiga buah hati yang dipertahankanya segenap jiwa dan raga. Daehan, Minguk, dan Manse berjuang keras untuk dapat hidup dengan kondisi tubuh mereka yang terlahir dengan berat badan di bawah rata rata dan kondisi yang lemah.

Jaejoong akan dengan senang hati jika diberi kesempatan untuk merawat mereka, andai saja waktu berpihak kepadanya saat itu.

"Aku akan meninggalkanmu untuk istrihat." pikiran Jaejoong kembali kedunia nyata mendengar suara pria itu.

Langkah Hankyung terhenti di ambang pintu ketika Jaejoong memanggilnya. "Terima kasih, terima kasih banyak untuk semuanya." Hankyung tidak berkata, Pria itu menutup pintu di belakang tubuhnya dengan pelan meninggalkan Jaejoong dengan pikiran yang berkecamuk tentang banyak hal.

Benarkan dirinya tidak menginginkan Triplets mengakui dirinya sebagai ibu atau Ayah setelah perjuangannya di masa lalu.

Ya Tuhan, apa yang kau pikirkan Jongie. Jaejoong membenamkan wajahnya ke bantal yang keras. Memiliki Ayah CEO perusahaan besar dengan keluarga terpandang akan membuat mereka lebih bahagia ketimbang memiliki Ayah miskin tanpa keluarga seperti jaejoong, terlebih dirinya seorang mantan Narapidana. Triplets hanya akan menderita jika hidup bersama dirinya dan itu adalah pilihan terburuk dari yang terburuk di antara semua pilihan yang akan Jaejoong ambil.

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang