Maaf ya guys lama banget nextnya.. semoga kedepannya aku akan lebih sering nextnya. Yang nunggu dangerous wife ini dia spesial untuk kalian. Big hug and much kisssss....
Oke lanjut aja deh hope u like it guys.**
Radika (POV)
Disinilah aku bersama nasib yang tengah membawaku jauh dari orang yang kucintai, apakah begini rasanya tersiksa, bahkan untuk mengisi perutku saja rasanya aku tidak bernafsu. Apakah ini merupakan balasan atas semua yang kulakukan dulu?
Aku mengacak rambutku frustasi bahkan ini baru satu minggu setelah kepergianku dari rumah, namun rasanya sungguh menyakiktan saat hati ini ingin melihat wajahnya. Apa mungkin ini yang dinamakan rindu? Kalau ya aku telah kena dengan apa yang namanya hukum karma.
Aku menatap layar handphoneku yang bergambarkan wajah Dita disaat tidur, senyum diwajahku mengembang dan seketika surut saat mengingat wajah sedihnya satu minggu yang lalu. Hei itu semua karena kau penyebabnya, tidakkah kau sadar diri? Hati kecilku seolah meledekku.
Aku melemparkan handphoneku ke atas kasur di hotel yang kutempati seminggu belakangan ini, aku disini untuk bekerja, namun justru membuatku tidak bisa berpikir, aku menghela nafas panjang. Ku lirik hanphoneku apa aku harus menghubungi Dita?
Aku meraih handphoneku dan langsung mendial nomor satu yang tak lain dan tak bukan adalah Dita. Tut tut tut. Detik ketiga belum juga di angkat, apa mungkin dia tidak dirumah atau dia belum pulang bekerja?
"Halo," jawabnya membuatku tersentak dari lamunanku.
"Bagaimana kabarmu, kuharap kau dalam keadaan baik-baik saja," Ujarku.
"Aku dalam keadaan sangat baik, bahkan jauh lebih baik." Balasnya, apa karena aku jauh darinya dia lebih baik. Apakah karena aku penyebab deritanya?
"Apakah ada hal penting, karena aku harus pergi bekerja," ujarnya, aku tertegun merasakan hatiku seperti dicubit. 'Ini belum seberapa dibanding dengan apa yang kau lakukan terhadapnya'. Lagi-lagi hatiku menyentilku mengingatkan aku, jika Dita lebih sakit daripada aku.
"Terimakasih karena kau mau menerima telephoneku,"Dengan sepihak Dita menutup hubungan telephone kami, apakah dia tahu jika aku baru saja ingin berkata aku merindukanmu. Aku mengusap wajahku frustasi, selama ini wanita selalu mengejarku, dan aku tidak pernah se frustasi ini dengan yang namanya wanita.
'Tentu saja, dahulu kau bahkan hanya dengan menjentikkan jari mampu membuat wanita menghampirimu. Tetapi sekarang kau merasakan akibat keangkuhanmu, ketamakanmu dan kesombonganmu. Kau sekarang merasakan dengan yang namanya sakit, seharusnya sebelum bertindak kau berpikirlah lebih dulu. Jika sekarang kau sudah terlambat, apakah kau tidak ingat dengan kata pepatah 'apa yang kau tanam maka itu yang akan kau tuai' aku melemparkan gelas ke dinding saat hatiku tidak berhenti meledek dengan semua yang kurasakan. Bagaimana bisa diriku sendiri menghianatiku, aku minta maaf Tuhan dengan apa yang telah kuperbuat pada istriku.
Ini salahku, seandainya saja aku bersikap baik padanya sejak awal maka tidak akan ada yang tersakiti seperti ini, aku tidak akan merasakan sakitnya diabaikan. Tidak merasakan sakitnya tidak di anggap, aku meminta maaf padamu Dita sayang, aku menyesal. Aku sungguh-sungguh menyesal.
Aku menatapi gambarnya di layar ponselku. Aku akan menebus segala rasa sakitmu yang di sebabkan oleh diriku, aku berjanji akan menyembuhkan luka di hatinya. Aku berjanji untuk membahagiakanmu setelah ini, aku berjanji.
**
Letiza (POV)
Satu minggu yang lalu dia pergi untuk tugas, aku tidak perduli dengan apa yang dia lakukan. Mau dia pergi tugas atau mati sekalipun, apakah kalian ingin mengatakan aku jahat? Silahkan saja, karena akupun sudah tidak memiliki hati nurani untuknya, sejak dia menjadi pria pengecut dan hanya mampu menyakiti ku secara nurani dan batin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Wife
Romance"Jangan pernah berharap aku akan menyukai pernikahan ini apalagi menyukai dirimu. Karena itu hanya akan ada di dalam mimpi gadis menyedihkan layaknya dirimu." Kata itu tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Jika dia berpikir bisa mengintimidasi...