Letiza (POV)
Letiza Anindita Prayuda itu nama lengkapku, namun orang terdekatku lebih suka manggilku Dita. Ini tentang kisah hidupku yang awalnya sangat aku nikmati pada akhirnya menjadi bencana. Aku bahagia dengan hidupku yang sedikit berbahaya ini, tidak ada yang tahu apa pekerjaanku di usiaku yang kini telah menginjak 25th.
Aku tidak akan bercerita mengenai apa pekerjaanku. Karena untuk saat ini aku lebih menyukai membahas tentang pria yang beberapa hari kedepan akan berstatus sebagai suamiku, Radika Aditya Pratama, itulah namanya. Aku baru tahu tentang namanya tidak dengan orangnya.
Apakah dia setampan sahabatku Jasson atau setampan cinta pertamaku Romi, oh pria itu, betapa malang nasibku dekat dengannya hampir 3th sampai cinta itu tumbuh dan aku tidak berani mengungkapkannya. Jika saja aku tahu dia mencintaiku maka aku tidak akan malu untuk mengungkapkan jika aku juga mencintainya.
Cukup membahas tentang Romi, yang perlu dibahas sekarang adalah acara pertemuan yang sudah di atur untuk ku dan pria bernama Radika. Aku tidak yakin kami akan menjadi suami-istri yang cocok nantinya. Tetapi, siapa yang tahu?.
"Dita apakah kau sudah siap?" Suara itu adalah suara mamiku tercinta, kenapa aku mengatakan tercinta. Karena tangisannya yang menggelegar itulah yang membuatku mengiyakan pernikahan ini. Aku terlalu mencintainya hingga tidak tega dan akhirnya berkata Ya untuk pernikahan ini.
"Sebentar Mih, ini aku lagi siap-siap." Ujarku berteriak, bagaimana tidak aku berada di lantai dua sementata Mami berada di lantai bawah.
"Jangan terlalu lama, takut nak Dika sudah menunggu," Ujar Mami, aku memutar kedua bola mataku, tidak mengerti kenapa Mami dan Papiku sangat bangga terhadap pria bernama Radika.
Aku bangkit dan meraih sling bagku, berjalan menuruni tangga menghampiri Mami yang sudah berdiri tegap di ujung tangga.
"Apa saja yang kau lakukan sampai selama itu," Ujarnya sinis.
"Biasa saja sih kak, sinis bener jawabnya," Balasku tak terima.
"Bukannya meminta maaf kau malah menjawab. Bagaimana bisa Dika menerima wanita seperti dirimu," Ujarnya yang membuatku melotot.
"Kakak ku Guin yang terhormat. Bisakah kau tidak membuatku berteriak untuk kali ini, karena sesungguhnya jika aku bisa menolak. Maka aku akan menolak menikah dengannya" Ujarku sinis. Guinesa Alika Prayuda kakak sulungku dan satu-satunya. Jangan heran mengapa dia begitu sinis kepadaku. Karena dia memang tidak pernah suka dengan kehadiranku sejak di kandungan Mami, seandainya saja aku terlahir sebagai laki-laki mungkin dia akan sangat sayang. Tapi masalahnya aku terlahir sebagai wanita.
Oleh karena itu dia merasa tersaingi, dan dia semakin membenciku sejak teman-teman Mami selalu berkata 'yatuhan mengapa si bungsu terlihat begitu cantik, berbeda dengan si sulung. Jika aku memiliki anak laki-laki aku akan sangat senang menjadikannya sebagai menantuku'.
"Dita apa yang kau pikirkan nak?" Tanya Mami membuyarkan lamunanku."Eh Mami, tidak ada aku hanya membayangkan Kak Guin, kakak bahagia tidak saat aku keluar dari rumah Mami?" Tanyaku menghadap kearah kak Guin, sesungguhnya aku penasaran dengan kebencian kak Guin terhadapku.
"Apa maksudmu,?" Tanya kak Guin balik.
"Kakak marah padaku karena aku terlahir sebagai wa"
"Aku merasa itu tidak perlu kita bahas sekarang adik kecilku," Kak Guin memelukku.
"Karena aku tidak ingin Mami dan Papi tahu jika aku sangat membencimu dan tidak menginginkan kelahiranmu," Ujarnya berbisik di telingaku. Aku menelan ludah kelu.
"Guin marah padamu?" Todong Mami.
"Eh maksudku tidak Mam, anu" Ujarku gugup.
"Anu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Wife
Romance"Jangan pernah berharap aku akan menyukai pernikahan ini apalagi menyukai dirimu. Karena itu hanya akan ada di dalam mimpi gadis menyedihkan layaknya dirimu." Kata itu tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Jika dia berpikir bisa mengintimidasi...