Sudah lama banget kan g mengingip kisah Dika Dan Dita, aku juga hampir lupa sama ceritaku yg satu ini, ini belum tamat jadi aku lanjut lagi ya, kebetulan aku punya waktu luang saat ini. Oh iya yg tau cara private cerita kasih tau dong.
AUTHOR
Pagi ini, pagi ke tiga bulan setelah kepulangan Dika dan Dita dari acara bulan Madu mereka. Seperti janji Dika, tidak sekalipun mereka bertengkar, saat Dita dengan sengaja membuat Dika marahpun maka Dika yang pada akhirnya meminta maaf. Itulah kenapa sekarang ini Dita menjadi sangat kekanakan di depan Dika. Seperti pagi ini, Dita tidak berhenti beradu argumen dengan Dika.
"Aku harus berangkat siang ini sweeta, tolonglah. Kalau tidak kau ikut saja bersamaku, bagaimana?" Dika sedang melakukan penawaran terhadap Dita, pasalnya Dika ada pertemuan di luar kota dan tentu saja malam ini Dika tidak akan pulang. Itulah sebabnya sejak pagi wanita cantik yang tak lain adalah istrinya Dika merajuk tidak memperbolehkan Dika pergi.
"Aku tidak mau ikut, aku mau disini." Dita duduk di atas tempat tidur dengan wajah yang di tekuk.
"Sayang, aku harus bagaimana? Kau bahkan tidak mau ikut denganku, dan sekarang kau juga tidak mengijinkanku pergi." Dika mulai frustasi menghadapi Dita.
"Pergi saja tidak usah memperdulikanku. Pergi." Dita dengan mudahnya telah menangis, dengan marah dia masuk ke dalam selimut dan menutup seluruh tubuhnya.Dika menghela nafas panjang, entah apa yang terjadi sudah seminggu ini Dita membuatnya kalang kabut, wanita itu suka sekali menguji kesabarannya. Dengan kesal Dika melonggarkan dasi yang serasa ikut mencekiknya. Akhirnya Dika memutuskan untuk keluar menghirup udara segar untuk menenangkan diri sejenak. Dika mematung sejenak di depan pintu saat dengan keras Dita berteriak.
"Ya pergi saja, kau memang tidak perduli padaku kan. Kau mengatakan mencintaiku tapi nyatanya. Pergi saja kau keneraka." Dengan sangat keras Dita berteriak dengan wajah di penuhi air mata.
Dika yang menatap istrinya demikian merasa hatinya sakit, tetapi sungguh Dika tidak mengerti apa dan kenapa istrinya jadi bertingkah demikian. Dika memijit pelipisnya. Dia harus menghubungi orangtua mereka. Jangan sampai terjadi kesalahpahaman yang bisa membuat nyawanya sendiri melayang.
"Assalamu alaikum Mam, tolong hubungi Mami dan Papi dan kalian datanglah kerumah Dika," Ucap Dika setelah diseberang sana Mamanya menjawab telephone.
"Ada apa lagi Dika, atau kau melakukan sesuatu yang buruk lagi pada Dita, ya Tuhan sungguh jika terjadi sesuatu pada menantu Mama, Mama tidak bisa menyelamatkanmu kali ini," Balas Tia.
"Mam, Dika tidak melakukan apapun. Pokoknya secepatnya Mama dan Papa kemari, sekalian dengan Mami dan Papi juga," Ujar Dika kembali memijit pelipisnya.
"Baiklah, jaga mantu Mama baik-baik." Sambung Tia sebelum akhirnya menutup telephone.Dika akhirnya membuka setelan jazz miliknya, tidak mungkin dia pergi dengan keadaan Dita yang demikian. Bisa-bisa setelah pulang Papi mertuanya memutilasi dirinya. Dika sudah menghubungi sekretarisnya untuk membatalakan pertemuan tersebut.
Dika menaruh laptopnya setelah dengan susah payah dia berusaha mengecek beberapa laporan yang dikirim sekretarisnya. Merasa tidak bisa memahami isi laporan tersebut Dika pada akhirnya menaruh laptopnya di meja ruang tamu yang sedari tadi dia duduk disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Wife
Romance"Jangan pernah berharap aku akan menyukai pernikahan ini apalagi menyukai dirimu. Karena itu hanya akan ada di dalam mimpi gadis menyedihkan layaknya dirimu." Kata itu tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Jika dia berpikir bisa mengintimidasi...