TWO

28.7K 1K 33
                                    

Ini aku revisi ulang, mudah mudahan lebih baik ya guys..

Letiza (POV)

Hari ini, hari ke tiga setelah aku mengetahui perasaan Romi yang sesungguhnya. Dan sampai saat ini rasa sesak itu masih terasa. Bagaimana bisa aku mengetahui perasaan Romi setelah tanggal pernikahanku di tetapkan? Tuhan apakah aku tidak berhak mendapatkan seseorang yang aku cintai dan mencintaiku?

Aku baru kali ini merasa serapuh ini, bahkan aku tidak serapuh ini saat Mami dengan sengaja memutuskan tanggal pernikahanku. Sekarang apa yang harus aku lakukan, Berdiam diri dan melihat tanggal pernikahanku yang semakin dekat?

Now i can take one more step towards you...

Cause all that waiting is regret.

Dont u know im not youre gos anymore..

"Ya Halo," Ucapku dengan malas.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi denganmu sampai kau selemah itu huh,?" Aku langsung menjauhkan iphone ku saat mendengar suara yang begitu aku kenal.

"Felicia, kapan kau kembali?" Tanyaku sedikit lebih semangat.

"Apa yang terjadi denganmu. Apakah kau baik- baik saja?" Felicia Naura Lambert sahabatku sejak dia berusia 6th dulu saat masih bertetangga. Sebenarnya aku bersahabat dengan kakaknya Axel yang merupakan cinta monyetku. Namun karena dia sering bersama Axel jadilah dia juga menjadi sahabatku. Dan sekarang dia ada di Newyork.

"Aku bertanya kau malah bertanya balik? Sejak kapan kau pulang, begitukah sahabat yang baik Hmm?" Tanyaku.

"Eits, santai saja bayi besar. Aku baru tiba 2 hari yang lalu. Maaf baru menghubungimu karena aku juga lumayan sibuk," Balas Felicia, Jangan heran dengan perkataanya yang seperti gadis dewasa. Karena dia memang dewasa sebelum usia.

"Kalau begitu kau kerumah sekarang. Karena ada yang ingin aku bicarakan." Aku harus mengatakan semuanya Karena hanya Felicia yang aku percaya untuk setiap rahasia yang aku punya.

"Baiklah tunggu aku, aku akan keluar dan menemuimu." Felicia langsung mematikan handphonenya. Kebiasaan anak ini memang selalu bersikap demikian jika sedang menelphone.

Aku menatap layar iphoneku, menatap walpaper yang 2 hari belakangan menjadi penghibur bagiku. Disana ada gambarku bersama Felicia, 2th lalu gambar ini diambil saat aku mengunjunginya di Chicago, dan seperti biasanya kami selalu mengabadikan moment bersama. Tidak pernah terlewat sekalipun.

Apakah setelah menikah nanti aku masih bisa menghabiskan waktu bersama? Ya tuhan mengapa semuanya menjadi semakin rumit. Dan kenapa airmata ini seolah terus menerus ingin terjun. "Dita sayang," segera saja aku menghapus sisa air mata yang telah mengucur di pipiku.

"Iya mam," ujarku berbalik dan langsung menatap Mami.

"Hari ini Dika akan kemari kau tidak ada acara keluar kan?" Tanya mami.

"Kalau keluar sih tidak mam, tapi Felice katanya mau datang kemari." Ujarku tersenyum. Inilah penyebabnya dari dulu aku tak bisa menolak setiap permintaan mami, melihat senyum di wajahnya merupakan kebahagian tersendiri bagiku. Meskipun hatiku harus sakit.

"Felicia anaknya tante Jenifer,?" Tanya Mami lagi.

"Yes mam, masa Mami lupa sama Felicia?" Tanyaku balik. Ya Tuhan jika mami sampai lupa dengan Felicia maka itu menakjubkan. Felicia hampir tiap akhir pekan di rumahku dan Mami melupakannya?

Dangerous WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang