Maaf dan hanya bisa terus minta maaf, karena sering sekali g ada waktu buat ngelanjutin ini cerita.. aku tahu ini sudah hampir 3th, dan ceritaku ini belum juga kelar. Maaf untuk readersku yang sudah menunggu begitu lama untuk lanjutan cerita yang mungkin tidak layak untuk di banggakan ini.. terkadang mood itu menentukan imaginasi, saat mood burukpun maka imaginasi ku pun tidak bisa di asah. Bahkan sudah seperti benang kusut terkadang? Sekali lagi saya minta maaf.
CHECK THIS OUT.
HONEYMOON PLANING
Letiza (POV)
Aku menutup mataku dan kembali membukanya, aku membalikkan tubuhku ke kanan dan juga ke kiri. Ku lihat jam di dinding yang jarum pendeknya masih di angka 12. Dan kenapa malam ini terasa lama sekali menjelang pagi.
Jika saja Dika ada disini maka aku tidak akan seperti ini, ya ibu mertua memang tidak mengijinkan suamiku untuk bermalam. Katanya lusa kami akan berangkat honeymoon oleh sebab itu ibu mertua melarang kami untuk satu kamar. Dan yang paling mengejutkanku adalah saat Mami mertua berkata seperti ini, "Mama tidak akan membiarkan kalian belah duren malem ini. Enak saja, sekarang Dika pulang dan kembalilah besok" Kata Mami mertua, aku cukup syok mendengar ucapannya. Bagaimana bisa Mami menyinggung hal itu,?.
Aku masih terus berguling di atas tempat tidurku, Kenapa pagi lama sekali menjelang aku tahu aku sudah dua kali mengatakan ini, mau bagaimana lagi aku memang menunggu pagi. Jangan menatapku seperti itu, ini semua tidak ada hubungannya dengan honeymoon yang Dika bicarakan. Akhirnya aku memutuskan untuk menutup mataku dan menghitung Domba sampai 100 kali, yang akhirnya membuat mataku mengantuk dan aku menutup mataku.
**
Aku terbangun pagi ini tepat pukul 7 pagi, dan itu semua karena Dika yang menggerayagi wajahku. Aku menatapnya sebal dan dia hanya menatapku dengan seringai miliknya.
"Aku baru tidur dan sekarang kau membangunkanku," Ujarku berusaha menjauhkan wajahnya dari wajahku.
"Sayang, ayolah. Aku datang sejak pagi dan kau masih tidur?" Ucap Dika.
"Salahmu sendiri kenapa semalem pulang. Harusnya kau bisa memberi alasan pada Mama dan juga Papa," Ujar Dita tetap dengan mata yang tertutup.
"Jadi istriku yang cantik ini sedang merajuk ya?" Dika menaiki tempat tidur dan memeluk Dita erat dari belakang.
"Aku tidak merajuk, tetapi aku marah karena kau tidak bisa membujuk Mommy untuk kau menginap, dan itu membuatku tidak bisa tidur semalam," Ujarku membalas perkataan Dika, aku kembali menutup mataku, karena aku memang sangat mengantuk. Aku tidak mendengar apapun lagi.Sesaat kemudian aku merasakan seseorang menggigit kecil bibirku, tidakkah dia tahu aku benar-benar mengantuk. Namun kali ini bukan gigitan kecil yang aku rasakan melainkan lumatan-lumatan yang kini membuat sekujur tubuhku gemetar. Aku membuka mata secepat yang aku bisa, dan aku mendapati wajah tampan Dika dengan mata terpejam menikmati bibir ranumku.
Aku masih melihat ekspresinya, dan dia semakin menikmati dengan apa yang dia lakukan pada bibirku. Aku memejamkan mata berusaha untuk menikmati setiap perlakuan lembutnya padaku, aku tidak munafik, karena sejak insiden waktu itu aku mulai merasa jika ada sesuatu yang selalu berdesir di dalam dadaku setiap kali aku dan Mama Mertua membicarakan Dika.
Aku tidak tahu apakah ini bisa di bilang cinta, karena kalian tahu sendiri seperti apa kehidupan rumah tanggaku sebelum ini, aku mengalungkan lenganku di leher Dika dengan mata masih terpejam, kurasakan Dika yang kini menurunkan bibirnya di leher jenjangku.
Aku semakin merasa berdebar dengan setiap kelakuannya, bahkan rasanya ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutku.
"Ya Tuhan apa yang kalian lakukan," Aku sontak mendorong Dika saat mendengar jeritan super Mama.
"Mama, seharusnya Mama tahu jika aku sedang berusaha membuatkan Mama sama Papa cucu," Ujar Dika mengelus bokongnya yang mencium lantai akibat doronganku yang terlalu kuat. Aku menantap Dika minta maaf.
"Tidak apa-apa sayang," Ujarnya bangkit dan langsung mengecup keningku.
"Sekarang Dita mandi, jangan dengarkan anaknya Mama. Mama tunggu di ruang makan ya sayang," Ujar Mama dan langsung menarik telinga Dika, aku tersenyum menatap kelakuan Mama. Dikira Dika masih umur 6Th mungkin.
"Sayang turunlah, kita akan membicarakan honeymoon kita," Ujar Dika dengan mengirimiku kecupan jauh. Aku tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/25604301-288-k20833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Wife
Romance"Jangan pernah berharap aku akan menyukai pernikahan ini apalagi menyukai dirimu. Karena itu hanya akan ada di dalam mimpi gadis menyedihkan layaknya dirimu." Kata itu tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Jika dia berpikir bisa mengintimidasi...