Cameron Blake (Young, Sexy, Powerful and Dangerous.)
All rights reserved to SweetImagination
Chapter Eighteen
Satu bulan telah berlalu. Eveline mulai terbiasa dengan sifat angkuh dan spontan milik lelaki nya itu. Pelukan dan ciuman telah mereka lakukan dimana pun.
Setelah waktu itu berlalu, sifat Cameron yang lainnya telah muncul. Yaitu, sifat manjanya.
Terkadang Cameron merengek jika dia menginginkan sesuatu. Eveline menyukai Cameron lebih setiap satu satu sifat Cameron muncul.
Ternyata, Cameron memiliki sifat posesif yang terkadang berlebihan. Namun, Eveline menikmatinya. Cinta Eveline kepada Cameron pun selalu bertambah setiap harinya.
Namun, hari ini adalah hari yang berbeda. Cameron telah memasukkan Eveline ke agamanya. Cameron bilang, itu syarat untuk mencitainya. Eveline pun menurutinya.
Cameron dan Eveline duduk di kursi dekat menara Eiffel. Pemandangan indah dan asri. Banyak pasangan cita disini. Saling mengadu cinta sejati mereka. Sifat manja Cameron sedang muncul, Cameron menggeliat di pundak Eveline. Eveline pun memainkan rambut Cameron.
Eveline mengecupi pipinya, dan pada setiap kecupan, Cameron tersenyun manja. Eveline menyukai sifat Cameron yang satu ini. Eveline mengelus leher Cameron, dan Cameron menggeliat seperti kucing.
"Aku bosan. Jalan jalan, yuk?" Ajak Cameron.
Eveline menggeleng , melihat sifat pasangan nya yang seperti anak kecil walaupun dia sekarang telah berumur 26 tahun.
Cameron berdiri lalu meregangkan badan nya. Eveline ikut berdiri sambil mengangkat tas nya. Eveline pun berjalan medekati Cameron.
Cameron menjulurkan tangan nya kepada Eveline dan Eveline pun menggenggam nya. Cameron menarik tubuh Eveline dan Eveline pun terhuyung. Namun, Cameron langsung memeluknya. Cameron mengedipkan mata kepada seseorang, Eveline pun mengerutkan kening.
"Apa-apaan itu?" Tanya Eveline mementak.
"Tadi ada wanita cantik."
Eveline pun langsung melepas pelukan Cameron dan berjalan menjauhi Cameron. Cameron menghentikannya dengan memeluk Eveline dari belakang. Cameron menunjuk ke menara Eiffel. "Mau kemana? Nikmatilah pemandangan menara ini." Ucap Cameron.
"Aku kesal sama kamu. Lepaskan aku!" Bentak Eveline.
Cameron mengecup leher Eveline. Eveline pun memberontak. "Kenapa kesal, sayang?" Rengek Cameron.
"Jangan merengek ih kayak anak kecil." Ucap Eveline membentak.
Cameron tertawa kecil lalu menjilat leher Eveline. "Delicious." Ucap Cameron.
"Cameron! Lepaskan!" Teriak Eveline.
"Okay, whatever." Jawab Cameron.
Cameron melepas pelukan nya dan Eveline pun melangkah maju ke depan.
Eveline merapihkan baju nya dan siap untuk menyemburCameron dengan amarah.
Eveline melihat ke sekeliling dan orang orang memandanginya, bahkan ada yang mengeluarkan handphone. Eveline pun bingung namun dia tidak peduli.
Eveline membalik badannya, siap untuk memarahi Cameron.
Namun, Cameron telah bertekuk lutut di hadapannya. Box cincin berada di tangan Cameron.
Eveline menahan napas, dia menyadari apa yang sedang terjadi.
Semua orang bersorak. "Do it, man. Do it." "Get her."
Eveline menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.
Cameron berdehem dan menunduk sejenak. Lalu menatap Eveline, air mata bergelinang di matanya.
♂
Aku bertekuk lutut. Di depanku Eveline berdiri terkejut, dan dibelakangnya berdiri gagah, Menara Eiffel. Ribuan orang dan menara tersebut sebagai saksi cintaku.
"Eveline Bissette." Ucapku. Air mata menetes dipipiku, tanganku bergemetar seiring memori beradu di pikiranku. Tentu, Kamila termasuk dalam memori itu. Hatiku sedikit hancur saat wajah Kamila melintas di pikiranku. Namun, aku mendorongnya jauh jauh.
"Eveline." Ucapku, mengulangi. Air mata Eveline bagaikan air terjun. "Aku bukanlah lelaki yang sempurna. Aku memiliki banyak harta, namun itu tidak membuatku lelaki yang sempurna. Aku memiliki banyak kekurangan; mulai dari emosional, manja dan juga terkadang tidak memikirkan orang lain. Namun, aku mau kamu mencintai kekuranganku sebagaimana aku mencintai kekerunganmu." Aku menarik napas sejenak. "Aku ingin kamu menghabiskan sisa hidupmu bersama lelaki brengsek sepertiku," Eveline tertawa. "Dan aku ingin kamu menghabisi hidupmu sebagai Eveline Blake, bukan yang lain."
Eveline menangis bahagia. "Okay." Jawabnya.
Orang orang sekitar yang mendengar, puntertawa kecil.
"Eveline, mon amour," aku menghela napas sekali lagi dan menggenggam tangannya. "Will you marry me?"
Semua orang pun berseru kecil. Eveline manatap mataku dengan mata birunya yang indah itu. Dia menangis lagi dan aku mengelus tangan nya. Dia pun tertawa kecil.
"Of course, yes!" Jawabnya.
Aku pun tersenyum dan meneteskan air mata. Aku berdiri dan langsung mengecup bibir Eveline. Bayangan Kamila menerobos masuk namun, hatiku tidak terguncang. Aku mencintai Eveline, dan seperti itulah akan jadinya.
Author's POV
Menara Eiffel seakan akan ikut bahagia, karena lampunya menyala. Hari mulai menjadi gelap, angin pun mulai berdatangan. Namun, kecupan bibir Cameron dan Eveline belum juga terpisahkan.
Wufffff emosional banget. Next chapter lah. VOTE & COMMENT PLEASE! FOLLOW ME! XOXO

KAMU SEDANG MEMBACA
Cameron Blake
Romance"Young, sexy, powerful, and dangerous." Seorang lelaki tampan yang bisa mendapatkan wanita hanya dengan satu kedipan. "Beri tepuk tangan kepada Cameron Blake." Cameron menatap keluar dan tersenyum sambil melambaikan tangan kepada para penonton.