Chapter Fifteen

89.8K 2K 6
                                    

Cameron Blake (Young, Sexy, Powerful and Dangerous.)

All rights reserved to SweetImagination

Chapter Fifteen

Cameron membuka matanya. Cahaya lampu berwarna kuning menemui nya. Dia membuka matany dan tiba tiba, seseorang menghantamnya. Seseorag menonjok nya di pipi kanan.

"Bangun, kau bajingan!"

Cameron mengedip ngedipkan matanya dan tersadar bahwa dia sedang berada di ruang interogasi. Cameron mengerutkan keningnya. "Si-siapa kalian?"

Orang orang itu tertawa lalu menunjukkan badge mereka. Mereka adalah polisi resmi Saudi Arabia. Cameron pun semakin bingung.

"Apakah aku di Saudi?" Tanyanya.

Mereka menggeleng. "Tidak, tapi kau akan kami kirim ke Saudi."

Cameron menatap mereka dan mengerutkan keningnya. "A-apa salahku? Aku tidak pernah melakuka-"

Kalimatnya terpotong saat seseorang mendaratkan sebuah tinju di perutnya. Cameron batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

Mereka mengangkat Cameron dan mengiringnya ke sebuah lorong. Lorong itu panjang dan gelap, hanya ada cahaya dari sisi belakang dan depan lorong, lorong ini menyatukan dua ruangan.

Setelah kita berhenti di lorong, ada banyak sel penjara. Cameron mengerutkan kening dan melihat ke bajunya, Berwarna oranye. Cameron pun memberontak.

Saat mereka melihat sel yang kosong, mereka pun mendorong Cameron ke dalam dan mengunci sel tersebut.

"What the fuck are you doing?" Teriak Cameron. "Apa salahku?" Cameron teriak dan itu membuat narapidana lain terbangun. "Hey! Bajingan bajingan arab! Hadapi aku!"

Mereka pun berhenti dan tertawa kepada Cameron. Salah satu dari mereka menghadap muka Cameron. "Pernah merasa melakukan penculikan anak dari miliyarder dan calon istri raja minyak?" Tanyanya lalu tertawa dan meninggalkan Cameron.

Cameron pun terdiam memikirkan apa yang baru saja terjadi. Dia menoleh ke belakang, menatap ke kasur kecilnya. Dia pusing dan duduk di pinggir kasur.

Dia membaringkan tubuh dan menaruh ke dua tangan nya di kepala. T-tapi? Perusahaanku? Dia berpikir kepada dirinya sendiri.

Mereka bahkan tidak menjelaskan apa yang terjadi.

"Hey, bocah ingusan."

Cameron menoleh ke sel seberang dan melihat narapidana yang bertato sampai ke kepala. Sumpah demi apapun, penampilan Cameron sangat tidak cocok untuk berada di balik jeruji besi. Badan nya yang gagah dan terlihay berwibawa, plus jas mewahnya. Sungguh tidak cocok.

Cameron menatapi lelaki itu dengan tatapan terror. "A-apa?"

Lelaki itu menjilat bibrnya dan mengedipkan matanya. "Pernah melakukan anal dengan para kriminal?"

Cameron terkejut mendengar pertanyaan tersebut. Dia bergidik membayangkannya, sungguh menjijikan.

"Ya, yang satu ini pasti bersih." Ucap seorang narapidana dari sel lain.

Cameron terdiam mendengarkan pembicaraan kotor mereka tentang dirinya. Jika mereka wanita, itu tak apa. Namun, mereka adalah lelaki dan itu menjijikan.

Suara besi bergesekan membuat Cameron terbangun. Ternyata, ada seseorang yang membuka pintu sel tersebut. Cameron menatapnya denan bingung. "Cameron Blake, persidangan akan berjalan."

Seluruh narapidana pun bersorak. "Kembali kesini, sayang."

Cameron menunduk sambil diiringi oleh dua sipir penjara. Cameron tak tahu apa yang sedang terjadi. Anak manja yang membutuhkan kasih sayang malah diberi cobaan yang menyiksa.

Di ruang sidang sudah ada ayah Cameron dan teman teman nya. Paman nya pun ada. Paparazzi tak mau kalah dan memoto setiap gerak gerik yang diperbuat oleh Cameron.

Cameron duduk didepan jaksa dan mereka menatap Cameron seakan akan dia adalah mangsa.

"Tuan Blake." Ucap si hakim. "Kau dituduh atas sebuah penculikan."

Cameron tertawa sinis dan menggeleng. "Aku tidak menculiknya, dia yang meminta untuk di bawa pergi. Dia bilang dia muak di kekang di rumahnya."

Banyak yang bersorak dan Cameron menoleh untuk melihat keluarga Kamila.

Fuck you, Kamila.

Pertanyaan demi pertanyaan terlontar kepada Cameron. Cameron menjawab nya dengan jujur. Cameron pun muak dan berdiri.

"I dont fucking care, okay?" Teriak Cameron. Seluruh paparazzi pun menunjukkan kilat kamera masing masing. "Aku tidak bersalah, dan kalian tidak bisa menahanku. Sumpah demi Allah, aku tidak menculiknya. Untuk apa orang sepertiku menculik gadis sepertinya? Dia memanfaatkanku untuk kabur dari rumah. Dia pun kabur dari rumahku, kau ke kamar ku di jalan xxxx dan kau akan menemukan secarik kertas di lantai, itu surat perpisahan darinya."

Cameron berdiri dan berjalan menuju sipir tadi dan memberikan kedua tangannya. "Borgol aku. Iring aku kembali ke sel sialanku."

Sipir itu menatap jaksa dan orang orang yang memandang Cameron dengan wajah tertegun. Ayah Cameron tersenyum puas atas pertunjukkan yang di buat oleh anaknya itu.

Dua sipir tersebut menarik badan Cameron yang lesu dan mengiring nya ke lorong neraka tadi. Mereka pun membukakan pintu sel dan membiarkan Cameron masuk.

Cameron masuk tanpa berontak dan dia langsung duduk di pinggir kasurnya. Fuck you Kamila. Fuck the shit out of you. Aku tak akan mencintaimu lagi. Kau tidak berpikir sebelum bertindak, bodoh.

Cameron meneteskan air mata. Ini yang ia dapat dari mencitai seorang wanita? Cinta itu busuk. Cinta itu tidak ada. Cinta itu fiksi. Cinta tidak asli. Cinta itu busuk, dan Cinta tidak ada.

Cameron memejamkan mata nya dan semuanya menjadi gelap.

Hmm gimana? Vote dan comment dong biar rame xoxo

Cameron BlakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang