Chapter Fourteen

93.2K 1.9K 13
                                    

Cameron Blake (Young, Sexy, Powerful and Dangerous.)

All rights reserved to SweetImagination

Chapter Fourteen

"I gotta go back." Ucap Cameron membentak Eveline yang merengek agar ia tinggal sebentar bersamanya.

"Mengapa?" Tanyanya.

Cameron menatapnya sejenak lalu menunduk. "Karena wanita yang aku cintai ada di rumah menungguku."

Eveline terkejut mendengar jawaban Cameron. "Kau punya kekasih?"

Cameron menatap Eveline dan menggeleng. "Ini tidak seperti yang kau kira, aku mencintainya , Eveline."

Eveline berjalan meninggalkan kamar hotel. "Aku kira kamu mempunyai rasa untukku. Ternyata tidak."

Cameron berlari dan menggenggam tangan Eveline, mencegah nya agar tidak bisa pergi.

"No! Stop!" Teriak Eveline. "Akutidak mau menyakiti manusia sekaum-ku." Jelas Eveline. Dia menarik kerah Cameron lalu mencium dagu lelaki bertubuh tinggi ini. "Aku lebih baik sakit daripada melihat wanita lain sakit karena aku."

Dan dengan itu, Eveline pergi meninggalkan Cameron.

Cameron terdiam sejenak, memikirkan apa yang telah dia perbuat. Namun, rasa cinta nya kepada Kamila sungguhlah besar. Dan, dia merasa bawa ini adalah hal yang tepat. Sebelum semua terlambat, lebih baik Cameron memutuskan yang mana yang harus dia pilih.

Dia berjalan keluar hotel. Hari sudah pagi, namun cahaya sudah menyerang. Tentu saja, musim semi sebentar lagi datang.

Cameron menaiki mobil limosin yang disupiri oleh lelaki perancis berkumis tebal.

Cameron memandangi menara eiffel tersebut. Bagaimanapun, Cameron merasa bahwa dia bersalah karena telah membuat Eveline jatuh kepadanya. Cameron menunduk, menatap tangan nya, dan meremasnya satu sama lain.

Cameron merasa sesak. Dirinya, yang dia kira sendiri tidak akan menyakiti wanita, malah sekarang mempermainkan mereka.

Cameron tenggelam dalam obsesi nya yang ingin memiliki wanita sempurna untuk segalanya. Karena itu, dia murka dan meninggalkan Kamila, untuk Eveline. Dan tentu saja penyesalam datang belakangan, setelah dia menyesal dia kembali lagi kepada Kamila. Dan sekarang kepada Eveline karena Eveline membutuhkannya, bisakah dia kembali kepada Kamila?

Cameron turun dari limosin, diserbu dengan ribuan kilat kamera. Dia tdak tersenyum, bahkan sepertinya dia tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Cameron hanyut didalam pikiran nya.


Cameron berjalan menuju rumahnya di London. Dia membuka pintu dan melihat rumah yang kosong. Semua lampu dimatikan.

Cameron pun meraba raba dinding dan menyalakan lampu. Seluruh rumah rapih seperti tidak ada yang tinggal disini.

"Baby?" Teriak Cameron, memanggil Kamila.

Cameron pun berjalan ke kamar mereka berdua. Dan dia melihat kamarnya yang berantakan. Tidak berantakan seperti seseorang baru saja mengamuk dan mengobrak abrik kamarnya, namun berantakan karena sepertinya ada orang yang tak sengaja melakukannya.

Cameron menoleh ke lemari yang terbuka. Pakaian Kamila tidak ada, begitupun koper biru muda milik Cameron.

Cameron menghembuskan napas dan duduk di pinggir kasur. Untuk saat ini, kepalanya sudah lenuh. Dia tidak mau memikirkan apa apa lagi. Dia hanya ingin kehidupan yang lebih baik. Dia pun berbaring dan memejamkan mata.

Dia membuka matanya dan melihat seseorang menggendongnya. Tubuhnya dilumuri sesuatu yang lengket dan berwarna merah.

Dia bergerak gerak tak tahu melakukan apa dan melihat seorang anak bayi di sampingnya. Anak bayi itu menatap Cameron tersenyum. Lalu mereka berdua menangis. Cameron bingung dia menangis karena apa. Namun, dia menangis sejadi jadinya. Dia mengelus kaki seseorang yang berada di sampingnya.

"Congratulation, mrs. Blake. Mrs. Blake? Mrs. Blake! Give her a shock treatment. Shock her one more time. We should have saved her."

"I am sorry, your wife is gone."

"No! No! Karin!"

Cameron membuka mata dan duduk. Napas nya tergesa gesa. Mimpi sialan.

Cameron terkejut saat sesuatu diinjak olehnya. Dia menoleh ke kakinya dan melihat secarik kertas. Surat? Pikirnya.

Dia mengambilnya dan membukanya. Ternyata benar, itu sebuah surat.

"Dear, Cameron.
Kau pikir aku tidak tahu kau pergi ke mana?
Kau pikir aku membutuhkanmu?
Selama tiga bulan kita bersama, kau menikmati tubuhku, dan kau pikir kau bisa saja membuangku?
Dasar lelaki bajingan. Have a nice life.
Goodbye, Cameron Blake."

Cameron meremas kertas itu. Dia berdiri dan memakai jas nya. Dia merapihkan rambutnya dan langsung keluar kamar dan rumahnya. Dia menyalakan mesin mobil ferrari nya.

"Dia pikir dia siapa?" Tanya Cameron. "Aku bisa lebih jahat darinya."

Suara musik memenuhi telinga Cameron. Kelap kelip lampu pun memenuhi pandangan Cameron. Cameron merasa pusing karena dia telah minum terlalu banyak. Dia bahkan tidak bisa fokus terhadap sekeliling.

"Fuckers, put your hand up!" Teriak DJ.

Cameron menggerakkan badan nya sedikit, mengikuti irama. Namun ia merasa seperti tidak kuat bahkan untuk mengangkat tubuhnya sendiri.

Tiba tiba ada banyak tangan menyentuh tubuhnya. Dan semuanya pun gelap.

Rasa sakit menyelimuti Cameron.

Vote, Comment and Follow please!

Cameron BlakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang