4. Pertemuan

4.4K 188 0
                                    

Matahari sudah terbenam,
malampun telah tiba,
terlihatlah bintang - bintang dilangit..

Dirumah kediaman Kenova..

Sonya Kenova Pov
Setelah beberapa jam yang lalu papa mengabariku lewat telp bahwa ada tamu yang akan datang kesini, meskipun ada kerutan diwajahku yang menandakan kebingungan siapa tamu tersebut karena kami baru sampai di New York hari ini. Tanpa berpikir panjang aku langsung memberitahu Lewis dan kami bersama memasak hidangan yang nanti akan disajikan. Tidak mungkin bukan, ada tamu datang tapi kita tidak ada ketersediaan makanan yang dihidangkan di meja makan.

(Okeh..ini authornya yang mengetik semakin ngawurlah sudah.. Mari lanjutkan..)

Beberapa jam kemudian

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 8:00am, Lewis melirikku sebentar lalu menyuruhku untuk bersantai saja biar dia yang menyelesaikan semuanya. Jadi aku berjalan keruang tamu dan duduk di sofa empuk yang berada diruang tamu. Sementara itu dari luar terdengar suara mobil berdecit pertanda mereka telah tiba.

Dalam hitungan menit e-ehh mungkin detik jika kurasa, kudengar beberapa suara langkah kaki tengah memasuki rumahku.. Koreksi koreksi.. Rumah orangtuaku.. sambil terdengar cekikan dari mama kayaknya dan suara papa yang tertawa renyah dan terdengar suara seorang pria. What ?! Parau suaranya serak dan terdengar bukan seperti om - om.

Karena mereka semakin mendekat jadi aku dapat mendengar dan melihat lebih jelas lagi dan... lagi bahwa mereka hanya bertiga saja.

Kini mereka telah tiba diruang tamu dan menemukan diriku yang tengah duduk di sofa empuk. Jadi tamu ini seorang pria.. Ohh dan tunggu dulu.. D-diaa diaa.."Sexy and waw..maskulin" batinku dalam hati dan kini aku tengah menetralkan detak jantungku.

Papa yang melihatku langsung alisnya naik satu sedikit ketarik keatas dan mulutnya membentuk suatu kode bahwa aku harusnya sekarang ini tengah berdiri, bukannya duduk santai seperti ini. Karena orangtuaku terutama papa selalu mengajariku tentang yang namanya sopan santun.

Ohh..astagaa..Sonyaa... gawat..gawat..gawat..memalukan.. Bagaimana bisa aku masih bisa duduk santai dan menatap manic mata pria ini dan beralih ketangan pria yang kini berada dihadapanku dan sedang mengulurkan tangannya disertai mulutnya yang sedikit terangkat keatas, wah.. Bahaya... Yah ampun, rupanya dia sadar sedari tadi aku tengah menatapnya dan mungkin seperti tatapan memuja. Malunya..

Kurasakan tangannya sudah pegal.. Gimana mungkin tidak pegal coba, kuhitung sepertinya sudah 30 detik lebih dia mengulurkan tangannya yang kutanggapi dengan lamunanku didunia entah mana lalu tersadar akan kesalahan terbesarku dan berdehem terlebih dahulu baru menggapai uluran tangannya lalu berkenalan setelah itu kembali ketempat dudukku semula.

Kini kuketahui dirinya bernama Ricardo Lambert, ternyata dia rekan bisnis papa alias pemegang saham terbesar di perusahaan L'Bert. Dan satu hal yang hampir kulupakan daritadi, dia boss ku.. boss.. Dan BOSS.. ! Ya ampun !! Tamatlah riwayatku..

Yah.. Tadi pagi sewaktu dibandara papa sudah terlebih dahulu memberitahuku bahwa aku akan menggantikan posisi papa sebagai manager diperusahaan L'Bert, karena di Rusia papa sudah menyerahkan seluruh asetnya untukku dan aku sudah mengerti kurang lebihnya bagaimana cara mengatasi keuntungan dan kerugian perusahaan.

Kutahu dirinya sedang kesal karena kulihat sedari tadi dia sudah menatapku tajam seakan ingin menelanku hidup - hidup jika dia tidak mengigat ada papa dan mama.

Oh iya, hampir lupa.. Lewis juga ada bersama kita diruang tamu. Tetapi Lewis hanya mendengar dan sesekali tersenyum tipis sembari melihatku. Kurasakan juga Lewis menatap Ricardo dengan tatapan ketidaksukaan.

Ngomong - ngomong selama hidupku ini baru kali pertamanya aku merasa kikuk dihadapan seorang pria.. Apa yang terjadi denganku? Author.. Para Readers.. perasaan apakah ini? Mana Sonya yang awalnya cuek dan tak berperasaan mungkin ? Kembalikannnnn......

Lewis Pov
Aku dapat melihat Sonya yang sedang memotong sayur dan kulihat raut wajahnya sudah lebih baik dari sebelumnya yang membuatku senang dalam hati dan tak terukir ada seculas senyuman dari wajahku , tapi aku tidak mau membuat dia kelelahan maka dari itu langsung kusuruh dia untuk istirahat biar aku yang mengurus selebihnya.

Beberapa menit kemudian..
Aku merasa ada suara yang tak asing ditelingaku, daripada menerka - nerka dan penasaran aku mengintip dari dapur kini tempatku berada menuju kearah ruang tamu.

Aku menerjabkan mataku berkali - kali dan mengucek mataku sebanyak dua kali, i-it-- ituu..... Bukannya itu Ricardo Lambert..

Detik - detik berikutnya membuatku tersadar dan kembali mengigat memory masa lalu kami. Dimana kami, maksudnya aku, dia, dan seseorang di masa lalu kami. oh shit !

Dunia ini begitu sempit.. Right ?

Tapi ini Kota New York, negara Amerika Serikat dimana banyaknya orang .. well.. Tak kuhitung.. Pokoknya banyak.. Dan kenapa bisa bertemu dia disini ? Disaat ada Sonya bersamaku...

Tunggu - tunggu sebentar.. Kulihat Sonya berbeda dari biasanya, responnya tidak pernah seperti itu terhadap kaum pria maupun terhadapku karena aku sudah mengenal gadis kecilku begitu lama. Dan lagi Ricardo, kenapa dia menatap Sonya dengan begitu intens ?

Apakah yang akan terjadi nantinya ? Aku hanya bisa menerka - nerka. Semoga tidak ada yang terjadi dan hal sebelumnya tidak akan terulang kembali karna aku tidak akan melepaskan Sonya apapun yang terjadi, kecuali Sonya sendiri yang mengungkapkannya padaku dan saat itupula aku akan mundur.

--------------------------------------------
Apakah yang akan terjadi nantinya ?

Apa konflik mereka dimasa lalu ?

Bagaimana perkembangan mereka kedepannya ?

Mari ikuti terus..

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang