Bagian 18

2.1K 94 0
                                    

Author Pov

Malam ini menjadi keputusan final dari seorang pria yang tengah berdiri berhadapan dengan kembarannya dan hanya itu yang dapat ia lakukan.

"Kamu menjadi Ricardo dan aku menjadi Dylan, apa kamu mengerti?" ucap Ricardo tegas.

"Tapi kak, aku tidak bisa" tolak Dylan.

"Tidak ada tapi - tapian, kamu gantikan aku. Tentang seluruhnya aku telah tau, rahasiakan dari siapapun termasuk kakek sekalipun".

"A-Apaa? Tentang apa kak?"

"Kamu terlibat dalam kasus kematian Camelia dan Queen" ucap Ricardo datar dan Ricardo melihat ekspresi Dylan yang sama sekali tak menduga akan apa yang dikatakannya saat ini, kekagetan tercetak di raut wajahnya yang sekarang ini telah memucat.

"Dan.. Kedua orangtua kita, itu juga kamu.. Dylan" lanjutnya sendu.

"Kak.. Maaf kak.. Aku.. "

"Sudahlah.. Lupakan.. mulai sekarang kamu adalah Ricardo Lambert, bukan Dylan Lambert" potong Ricardo dan ucapan terakhirnya tak akan mungkin dikembalikan dan dirubah lagi.

"Oke kak"

Bintang - bintang di langit menjadi saksi atas pergantian hidup mereka berdua. Sedangkan disisi lain, Sonya tengah merenungkan apabila ia bersama dengan Ricardo kelanjutannya akan menjadi seperti apa nantinya.

Ricardo lupa akan seorang wanita yang dicintainya, Sonya Kenova.

---------------------------------------------------------

Hari ini Sonya terasa bahagia dan hatinya berbunga - bunga, ia akan mengunjungi Ricardo di rumah sakit.

"Mau kemana Son?" tanya Lewis yang mencegat Sonya di depan rumah.

"Mau pergi ke rumah sakit, hari ini Ricardo pulang" ucapnya lembut, senyum menghiasi wajahnya memberi nilai plus akan kecantikannya.

Lewis tersenyum melihat Sonya, tetapi senyuman yang diberi Sonya bukan untuknya, tapi untuk Ricardo.

"Aku ikut"

"He? Tak apa, aku sendirian bisa kok" ucap Sonya cepat.

"Bahaya kalau sendirian, aku temenin ya" bujuk Lewis pelan.

"Iya deh, tapi kamu yang nyetir ya"

Tak diduga Lewis akhirnya Sonya terbujuk, baguslah. Lewis tak setuju apabila Sonya hanya berduaan dengan Ricardo.

"Beres nona" gurau Lewis yang hanya dibalas Sonya dengan senyuman tipis.

Saat di perjalanan mendadak hening, tak ada salah satu dari mereka yang membuka pembicaraan. Akhirnya dengan berani Lewis mencairkan suasana.

"Son, kamu terlihat lebih cantik apabila seperti ini" ungkapnya masih melihat kearah depan, jalanan.

"Seperti ini maksudnya ?" kerutan kecil terlihat di kening Sonya, menandakan ia bingung.

Lewis melirik sebentar kearah Sonya "Lebih ceria, enak diajak ngomong loh"

"Hmm... Iya juga sih, kamu terasa ya?"

"Aku kan selalu memperhatikan kamu"

'Lho.. aneh.. tak ada getaran apapun' batin Sonya.

'Terasa sentuhan pada pipiku, hangat' lanjutnya.

"Hayoo.. melamunin apa? Aku ya?" cubitan sekilas tadi masih terasa di pipi Sonya.

"H-Hei... Sonya, SONYA !" jerit Lewis.

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang