Bagian 21

1.9K 100 0
                                    

Sonya Pov

Hubunganku dengan Ricardo berjalan dengan lancar, aku merasa semakin hari semakin bahagia.

Ia begitu romantis, berbeda dengan sebelumnya. Ia juga begitu mengerti diriku. Tetapi ia sangat pencemburu, aku bisa megap - megap dibuatnya.

Saat ia sedang merasa terancam apabila ada pria lain di dekatku, ia langsung melampiaskan dengan cara menarikku lalu melumat bibirku sampai aku hampir kehabisan nafas.

Hari ini hari minggu, saatnya untuk bersantai. Mama dan papa ada di rumah, aku merasa senang sekali.

Seperti saat ini, aku tengah menyeruput milk tea buatan mama tercinta, minuman favoritku.

"Hmm.. Selalu enak ma, aku sangat menyukai rasa milk tea buatanmu ma".

"Makasih sayang, papa kamu kemana?" tanya mama lalu meneriaki papa "Pa... Papaaaaa...." muncullah papa dengan gaya coolnya.

"Ada apa ma? Papa lagi ngobrol dengan Lewis" ucap papa melihat mama lalu melihat diriku "Aha.. Princes, kamu sudah bangun sayang?" papa memang selalu lebay apabila sudah bertemu aku.

"Iya pa" balasku singkat lalu kembali menyeruput milk tea terenak buatan mama.

"Idih princes, milk tea lebih special daripada papa ya?" tuh kan, lebaynya mulai lagi.

Kulihat mama hanya menggeleng pelan melihat kelakuan suaminya.

"Bukan gitu pa" balasku kembali lalu melihat papa yang telah tersenyum lebar mendengar jawabanku.

Tetapi kali ini senyumnya beda karena langsung digantikan dengan senyuman usil dari papa. Aku mulai curiga.

"Princes.. Ayo sekarang ngaku sama papa.." papa berjalan mendekat kearahku lalu terdengar cekikikan dari mama.

Sekarang dengan pasti papa telah berada di hadapanku, aku merasa gugup.

"Ng-ngaku apa pa?" cicitku.

"Ayo.. Princesku sayang, ngaku nggak ada hubungan apa dengan Ricardo" kali ini papa berharap jawaban lebih dariku.

Aku harus mengakui dan ini saatnya, karena hubungan ini telah terjalin selama 5 bulan.

Ricardo selalu mengeluh, ia berharap aku dapat terbuka akan status apa yang telah kita berdua miliki. Jujur, aku masih merasa ragu untuk mengungkapkan bahwa kita menjalin hubungan dengan status berpacaran.

Tetapi semua ini tidak dapat ditutupi lebih lama lagi, terutama dengan orangtuaku.

"Baik pa... Baik, aku mengakui. Kami berpacaran dan sudah 5 bulan lamanya" jawabku menyerah.

Papa langsung melihat mama dan berkata "Benar kan ma? Papa menang, nanti malam ya. Mama hutang sama papa" papa mengedipkan sebelah matanya, tertuju untuk mama.

"Hus.. Jangan gitu sayang, ada anak kita. Memalukan" mama terlihat tersipu malu.

Papa berlagak tidak peduli dan terus menerus berceloteh panjang lebar. Tanpa disadari kedua orangtuaku, aku beranjak pergi meninggalkan mereka berdua. Mungkin orangtuaku butuh privasi.

Aku terus berjalan menuju lantai 2 dan kini aku telah sampai di depan kamarku, diriku hendak memasuki kamarku "Sonya" tiba - tiba suara seseorang menginterupsiku.

Aku berbalik

"L-Lewis"

Tanpa bisa kuhadang Lewis telah memegang tanganku dan menarikku memasuki kamarku.

"Lew.. Lewis.. Tu-tunggu.. Ada apa?"

Ia hanya terdiam

Setelah kami berdua sampai di dalam kamarku, ia melepaskan pegangan tangannya dari tanganku lalu ia menutup pintu kamarku dan mengunci pintu kamarku. Aku mendadak syok.

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang