Bagian 32

1.7K 95 0
                                    

Author Pov

Silau..

Matahari masuk melalui celah jendela..

Tetapi tetap saja tidak dapat membangunkan barbie yang saat ini terbaring lemah di rumah sakit.

Napas beraturan, begitu juga dengan suara monitor yang terus menerus terdengar. Tit.. Titt.. Tit.. Ti..t.. Tit..

Seseorang menunggunya..

Menunggu kapan terbangunnya barbie tercintanya sembari menggenggam tangan kecil yang sehalus bulu domba.

"Sayang.. aku tetap cinta padamu, aku tidak dapat membohongi perasaanku terhadapmu. Bangunlah sayang.. Aku akan menunggumu hingga kamu terbangun" pria itu masih tetap setia pada tempatnya dan tangannya masih terus menggenggam erat tangan wanita itu.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi sayang, aku berjanji. Maka dari itu bangunlah" lanjut pria itu, tetapi sama sekali tak digubris oleh barbie di sampingnya.

Mata wanita itu masih terpejam, pria itu menghela napas "Kapan kamu akan terbangun? Ini sudah 1 bulan"

--------------------------------------------------------
Flashback

"Aku dimana?"

"Kamu di rumah sakit, dy"

"Kenapa bisa aku disini? A..." tiba-tiba memory kilasan balik kejadian sebelumnya terlintas di pikirannya, kemudian ia tersadar, wanita yang dicintainya.. "Dimana Sonya? Dimana? Dimana !!" jerit Dylan.

"Sabar Dy, Sonya sedang istirahat. Ia baik-baik saja" bohong Lewis.

"Aku mau melihatnya" Dylan mencoba turun dari ranjangnya namun cekalan tangan di punggungnya membuatnya langsung menatap kepada si pemilik tangan tersebut "minggir" ucapnya pelan.

"Tidak.. Kamu masih perlu banyak istirahat"

"Dydy"

Panggilan yang sudah entah berapa lama tak didengarnya sontak membuatnya melihat kearah suara yang tadi memanggil namanya "Kakek"

"Nak.. Kamu begitu ceroboh dan kali ini kamu tidak akan kemanapun"

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang