5. Friend ?

4K 172 0
                                    

Ricardo Pov
Disinilah saya sekarang..
Rumah kediaman Kenova..

"Selamat datang dirumahku nak" ucap tante Maria sembari tersenyum hangat yang mengigatkan aku akan ibu.

"Terima kasih tante.." kataku kepada tante Maria.

"Oh ia om lupa menyampaikan, didalam ada nak Lewis dan Sonya.. Om berharap semoga kalian cepat akrab, supaya nanti dikantor tidak ada kata belum kenal." gurau om Ken kepadaku.

"Tentu saja om, apa lagi ada Sonya. Pasti Sonya sangat mirip sama tante yang begitu cantik" kataku memuji.

"Ah kamu bisa saja nak Ric, tante sudah tua. Tidak pantas lagi dibilang cantik oleh anak muda sepertimu" jawab tante Maria sambil cekikan.

Ada yang mengganjal dihatiku karna tadi om Ken sempat menyebut nama Lewis dan membuat pikiranku sedikit kacau, yah.. Positif thingking, tidak mungkin itu Lewis Blake. Batinku dalam hati.

Setelah itu aku sedikit bercanda - canda dengan om sebelum memasuki rumahnya.

Beberapa detik kemudian..

Kini kami telah tiba diruang tamu dan kulihat wanita itu tengah duduk di sofa dan tersadar kami telah berada dihadapannya.

Kulihat dia dan ku ulurkan tanganku.
Dia cantik dan mempesona melebihi yang kulihat di foto. Sungguh membuat hatiku berdesir.

Tapi apa ini.. Kenapa beberapa detik telah berlalu dia masih bisa duduk santai sementara tanganku sudah terasa pegal. Baru kali ini aku merasa di rendahkan. Tidak ada yang pernah bisa menolak pesonaku dan ini kali pertama seorang wanita membuatku menunggu.

Aku sedikit kesal, lalu mulutku kuangkat sedikit terangkat keatas dan kurasakan dia tersadar akan apa yang baru saja dia lakukan.

Kurasakan dia berdehem lalu mengulurkan tangannya.

"Salamkenal , saya Sonya Kenova.." katanya singkat.

"Saya Ricardo Lambert CEO kamu dikantor nantinya, senang berkenalan dengan anda Ms. Sonya" jawabku dengan nada lembut dan ada seulas senyuman dari bibirku.

Dan dia kembali duduk ditempat semula.

Oh.. Lihat saja nanti barbieku.. Kamu membuatku semakin ingin memilikimu. Hidupku tak ada kata "PENOLAKAN". Kukatakan dalam hati sambil mataku menatap barbieku tajam seakan ingin menjadikan dia milikku sekarang juga.

Kurasakan ada keheningan..

"Maafkan anak om, mungkin dia sedikit malu nak" terucap om Ken mendadak untuk mencairkan suasana disini.

"Oh tidak apa om, saya maklum om. Mungkin karna aku ini masih baru baginya." jawabku ramah sambil sesekali melirik barbieku.

Tiba - tiba..

Jantungku berpacu cepat...

Dag.. Dig.. Dug..

Deg.. Deg.. Deg..

Kalaupun bisa keluar jantungku pun jadi lah..

Melihat siapa yang baru saja keluar dari arah dapur lalu berjalan menuju kearah kami dan dia melirikku dengan tatapan seperti dulu.. Ada tatapan rasa kecewa, sakit hati, dan tentunya kebencian yang mendalam.

Ada rasa penyesalan dalam hidupku.. Tapi apalah dayaku..
Waktu tidak bisa diubah ataupun diputar kembali..

"Nak Lewis, sini sayang kemari.." ucap tante Maria dengan penuh kehangatan yang selalu kurindukan.

Kulihat Lewis semakin mendekat..
Dan Lewis berhenti tepat disamping Sonya lalu tersenyum sesaat yang dibalas Sonya dengan seculas senyuman.. Melihatnya membuat focusku mendadak hilang..

"Mari kenalan dulu Lewis dengan CEO kamu nantinya dikantor" mendadak suara om Ken menginterupsiku.

Kulihat Lewis mengulurkan tangannya kedepan menuju tepat dihadapanku dan aku terima uluran tangannya, serasa baru pertama kali berkenalan. Padahal...

"Perkenalkan namaku Lewis Blake.. Mohon bantuan Anda kedepannya Pak" perkataan Lewis sontak membuatku merasa tersindir dan kembali aku bersikap seperti sedia kala.

"Perkenalkan juga namaku Ricardo Lambert CEO kamu dan mohon kerjasama nantinya.. Terima kasih" ucapku santai karna tak ingin ketara bahwa aku sedang gugup.

"Nantinya kalian bakalan jadi partner kerja. Tadi kami juga sudah membahas dikantor, Sonya menjadi manager dan Lewis menjadi tangan kanan Sonya. Baik Ricardo yang sebagai CEO, Sonya maupun Lewis kalian harus saling menyatu supaya tingkat penjualan diperusahaan bisa terus maju." terdengar lebih tegas dari cara bicara om Ken kepada kami. Yah sudah kuduga , tentang masalah yang berhubungan dengan kerjaan maka om Ken selalu bersikap profesional dan membuatku selalu mendambakan sosok om Ken. Tak kulupakan dengan tante Maria yang selalu bersikap hangat dan lembut.

Setelah banyaknya pembicaraan, daritadi kulihat Lewis hanya mendengar dan sesekali dia tersenyum tipis sembari melihat Sonya yang membuat panas hatiku. Apakah itu yang namanya cemburu ? Padahal aku tidak pernah cemburu..
Urgent !

Kurasakan juga Lewis menatapku sekilas dengan ketidaksukaannya. Well.. Tentu.. Itu sudah pasti.Terkadang ingin kujelaskan, tetapi susah untuk kuungkapkan.

"Sudahlah pa berhenti dulu..sudah jam berapa ini? Lupa ya kita belum makan sedari tadi? Ayo kita makan.. Rupanya semua masakan sudah berada diatas meja makan.." ucap tante Maria dengan kelembutan seorang ibu dan istri yang perhatian.

"Ah..baiklah ma, mari kita makan bersama.. Ayok nak Ric, jangan sungkan.. Lewis juga dan princesku pasti sudah lapar.." kata om Ken lembut disertai tanda sayang kepada anaknya.

Lewis dan aku berkata "Baik om.." secara bersamaan yang membuat kami kembali sama" terdiam dan melirik satu sama lain. Sedangkan kulihat Sonya hanya mengangguk lalu mengikuti papa dan mamanya.

Sepeninggal Sonya, om Ken, dan tante Maria tersisa kami berdua yang hendak menyusul. Kulihat Lewis yang hendak menyusul mereka, aku langsung mencegatnya. Dan dia berbalik melihatku.

"Lew.. Ada yang mau aku omongin.." ucapku dengan nada lesu.

"Bukan ini saatnya.. Harusnya kamu mengerti maksudku.." ucap Lewis terdengar ketus, setelah itu dia berjalan kearah dapur tanpa berbalik lagi.

Beberapa detik kemudian aku tersadar dari lamunanku, aku langsung menyusul mereka kearah dapur. Kulihat mereka sudah duduk ditempat masing", om ditengah, tante disamping kiri om, Sonya disamping kanan om, dan terakhir Lewis disamping Sonya.

"Nak Ric sini.. Mari makan bersama" ucap tante Maria yang kujawab dengan anggukan lalu duduk disamping tante.

Setelah selesai makan bersama.. Akupun langsung berpamitan karna hari sudah larut.

"Saya pamit pulang dulu om, tante, Lewis dan Sonya.. Hari sudah malam, kurang enak mengganggu." kataku dan sejenak melirik kearah Sonya yang kulihat dia hanya diam saja daritadi.

"Ah..jangan bilang begitu nak.. Kami senang kamu mau bergabung bersama kami" om berkata padaku sambil tersenyum.

"Sekali - kali main kesini lagi nak, tante tunggu loh kedatanganmu. Rumah ini terbuka untukmu." ucap tante Maria lembut sembari memelukku.

Aku kaget tante orangnya begitu welcome.. Rindu semakin mendalam membuatku kembali menggigat masa - masa dimana selalu bersama orangtuaku.

"Terima kasih.. Aku pasti akan mampir kesini lagi..sampai jumpa" kataku kemudian berlalu dari rumah kediaman Kenova menuju penthouseku.

---------------------------------
Sorry all agak mengecewakan dipart ini karena tidak ada fell sama sekali. Kurasa sih..

Soalnya belum puncaknya..
Hahaha..
:p

Lanjutkan baca terus yah all..

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang