Bagian 20

2K 101 0
                                    

Sonya Kenova Pov

"Aku tidak akan menyerah Sonya, aku mencintaimu gadis kecilku"

Kenapa omongan Lewis terngiang - ngiang di pikiranku terus menerus.

Aduh.. Apa yang sedang kupikirkan? Hey Sonya ! Wake up !

Kutepuk - tepuk pipiku, uh ! Sakit..

"Sayang.. Kamu kenapa? Sakit?" tanya Ricardo yang membuatku langsung tersadar.

Sekarang ini kami bertiga sedang berada di dalam mobil dan Mario yang menjadi supirnya, sedangkan Ricardo sedang merangkulku erat.

"Eh.. Engga kok" jawabku sambil tersenyum.

Ia tersenyum lalu mencium pucuk kepalaku, aku merasa nyaman.

"Ek.. Ekhemm...." Suara itu membuatku tersentak lalu melihat kearah sumber suara "Kalau mau bermesraan jangan disini. Aku galau" lanjutnya dengan candaan.

Kulirik Ricardo, rahangnya mengeras. Gawat ! Harimaunya keluar.

"Sudah sana turun, biar kita bisa berduaan" ucapnya mengejek.

"Aduh bos, jahat sekali.. Tapi ini kan mobilku, kok aku yang turun ? huh.." gerutu Mario.

"Jadi, aku yang turun dari sini?" ucap Ricardo dan saat ini kulihat Ricardo telah menaikkan satu alisnya.

"Eng.. Bukan begitu bos.. Baiklah, silahkan dilanjutkan. Aku tidak nampak apa - apa." Setelah itu terdengar gerutuan pelan seperti bisikan dari Mario.

Ricardo mengacuhkannya dan melihatku kembali, kemudian tersenyum lalu tangannya mengelus pelan pipiku lalu ia mencium pipiku.

"Sudah sampai di tempat tujuan pangeran dan tuan putri" terdengar seperti mengejek, kurasa.

"Ah.. Sudah sampai, terima kasih" sepertinya ia tidak terusik dengan yang dikatakan Mario barusan, biarlah.

Setelah Ricardo mengucapkan terima kasih ia langsung membuka pintu mobil dan menarikku keluar dari mobil.

"Eh tunggu.. Aku belum mengucapkan apapun" aku menghentikan langkah Ricardo.

Ia berbalik lalu melihatku "Tidak boleh"

Aku mengernyit bingung, kenapa sih dia?

"Tunggu" suara toa Mario menginterupsi. Kulihat ia mengeluarkan kepalanya dari kaca mobil lalu ia melambaikan tangannya.

Ia keluar dan menghampiri kami berdua.

"Kamu tak ikut pulang? Aku antar sini"

"Eng.. Aku.. Aku" aku bingung harus menjawab apa.

"Tidak.. tidak.. dia ikut aku.." langsung aku ditarik paksa oleh Ricardo, ada kilatan kemarahan di raut wajahnya.

Tidak dapat kuhentikan, aku terpaksa mengikuti langkahan kakinya tanpa melihat kebelakang lagi. Hingga kami berdua tiba di lantai paling atas.

Ia terus menarikku tanpa bisa kuhentikan hingga aku tiba di sebuah ruangan yang mendominasi warna putih dan hitam, seperti orangnya. Kadang galak, kadang baik.

Pikiranku melayang - layang, tiba - tiba aku tersentak akan apa yang terjadi. Ia memelukku lalu tanpa aba - aba, ia langsung melumat bibirku secara kasar dan tak terkendali.

Apa ini?

Kenapa dia berubah menjadi begitu kasar?

"S-St-Stopp" kucoba untuk menghentikannya, namun sia - sia usahaku.

Akhirnya dengan kekuatan penuh kudorong dia dan ia terhempas dan jatuh terkena lantai. Aku terisak, sakit.

Sakit yang kurasakan bukan sakit fisik, tetapi sakit hati.

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang