Flashback - End - Bonus

5K 108 10
                                    

1 hari sebelum pesta pernikahan

"Ric, sebaiknya kamu berhenti sekarang juga" Lewis berusaha mengajak Ricardo berbicara.

Ricardo mengernyitkan dahinya 'kenapa dia bisa ada disini?' batinnya.

Lewis terlihat sedang mengatur napasnya, ia terburu-buru mencari Ricardo dan akhirnya menemukan Ricardo.

"Sekarang Dylan berada di bandara" Ricardo menatap tidak percaya "1 jam, 1 jam akan lepas landas"

"Sonya, ia mencintai Dylan. Sadarlah Ric!" teriak Lewis di depan Ricardo.

Ricardo bergeming "tahukah kamu, meskipun Sonya masih belum sepenuhnya mengigat adikmu. Tetapi kenyataannya cinta itu lebih besar dari segalanya. Meskipun dirinya lupa akan seseorang yang dicintainya, tetapi di hatinya tetap tidak bisa berbohong jika ada getaran aneh yang terjadi" Lewis berusaha menyadarkan Ricardo.

"Aku yang terlebih dahulu berjumpa dengannya, bukan adikku" akhirnya Ricardo membuka suara.

"Kita tidak dapat mengukur perasaan kita melalui seberapa lama kita mengenal seseorang" ucap Lewis.

"Jangan egois lagi Ric.. Adikmu mengalah untuk kebahagiaanmu bersama wanita yang dicintainya, kenapa kamu tidak mencoba seperti dirinya?" lanjut Lewis.

"Tunggu apa lagi ! Kejar adikmu dan cegah dia sebelum semuanya terlambat !" jerit Lewis yang membuat Ricardo langsung berbalik dan berlari secepat mungkin untuk mencegah kepergian adiknya.

----------------------------------------------
Last Calling
----------------------------------------------
New York - Jerman

Pintu masuk semakin mendekat, tiba-tiba seseorang menarik tangan Dylan "Jangan pergi !" teriak Ricardo.

"A.. Kak?" Dylan membelalak matanya.

"Kenapa bisa ada disini?" tanya Dylan masih menatap gerak gerik kakaknya.

Ricardo terlihat kacau, keringat perlahan turun membasahi wajah tampannya. Ia sedang mengatur napasnya "Benar kata Lewis.. Cinta tidak dapat dipaksakan.. Aku sudah menyadarinya, kamulah orang yang dicintai Sonya adikku" akhirnya Ricarda dapat mengatakannya.

"Tidak kak, bersamamu ia akan lebih bahagia. Aku akan kembali kak dan ini waktunya, nanti aku ketinggalan pesawat" ucap tegas Dylan.

"Sonya mencintaimu.. Menikahlah dengannya.. Kamu pengantin prianya, bukan aku" ucap Ricardo lalu tersenyum.

Senyuman tulus, Dylan dapat merasakannya "Tapi kak.."

"Tidak ada tapi-tapian. Tapi nanti kalau ada temanmu yang cantik kenalin ke kakakmu ini ya" canda Ricardo agar tidak merasa cangguh. Ia ingin mengubah kecangguhan yang terjadi diantara dia dan adiknya.

"Hahahaha.. Kak, tanpa aku kenalin pun semua wanita akan menempel padamu" tawa Dylan seketika pecah.

"Dasar kamu" Ricardo mencoba memiting adiknya lalu mereka tertawa lepas bersama.

--------------------------------------------
Hari H(day)

"Akhirnya.. Jaga baik-baik gadis kecilku. Jika kamu menyakitinya, dengan sangat sopan aku akan merebut Sonya kembali" Lewis menatap lekat Dylan.

"Matamu sebentar lagi tidak ada pada tempatnya. Aku berjanji tidak akan menyakitinya, kamu dapat memegang janjiku" ucap Dylan serius.

Lewis mendelik tak suka "Hey ! Mataku masih utuh, apa yang kamu bicarakan?"

"Ehem.. Baiklah aku akan memegang janjimu" lanjut Lewis kembali kalem.

Secepat itu ia dapat berubah, seperti bunglon.

"Aduh.. Adikku makin tampan saja dengan pakaian seperti itu" kata Ricardo yang tiba-tiba hadir di tengah dan ikut nimbrung.

"Kamu begini terlihat lebih dewasa dan aku senang" Ricardo berkata sembari menepuk bahu Dylan.

"Ciyeh.. Sudah move-on ceritanya?" canda Lewis yang membuat Dylan melotot. Pelototan Dylan tidak dapat membuat Lewis takut, malahan semakin mengejek kedua kakak-beradik di hadapannya.

"Aku datang" semua mata tertuju kepada si pemilik suara.

"Mendadak aku pusing" ucap Dylan.

"Jahat.. Aku kan sudah banyak membantu kalian" siapa lagi kalau bukan, Mario.

"Acara sudah mau dimulai, ayo keluar" ajak Ricardo yang membuat kedua orang di dekatnya bernapas lega. Tetapi tidak dengan Mario yang baru hadir di antara mereka "Aku baru nongol aja kalian sudah mau pergi" Mario mendengus.

Mereka bertiga tidak mengubris perkataan Mario, mereka langsung berjalan dan satu per satu menepuk bahu Mario kemudian meninggalkan Mario sendirian di dalam ruangan pengantin pria.

Tersadar tersisa hanya dirinya sendiri, Mario menjerit "TEGA!"

Sedangkan 3 pria di luar ruangan tertawa terbahak-bahak lalu berjalan ke tempat dimana janji suci dan ikatan resmi akan diucapkan dan disahkan.

Lewis dan Ricardo berada di sisi kiri dan Mario menyusul mereka, sedangkan Dylan telah berdiri di depan altar menunggu datangnya calon istri bersama mertuanya.

Treng.. Treng.. Treng..

Ten.. Ten..

Ten ten ten ten ten ten..

Tereret.. Tereret..

Suara piano dimainkan..

Lalu muncullah Sonya, ia begitu cantik dan memukau hingga membuat Dylan melongo lalu segera ia tersenyum lebar menunggu datangnya Sonya.

Dylan sedikit tertawa geli saat melihat gerak gerik Sonya yang bagi Dylan sangatlah jarang di munculkan.

Trrrringg..... Tringgggg.....

Mimpi indah..

"Bangun, sudah jam 9 pagi"

Dylan tersenyum. Dengan mata masih terpejam ia menarik istri tercintanya lalu istrinya menubruk dada bidang suaminya.

"U-ugh.. Se-sesak" Dylan tersadar lalu segera melonggarkan pelukannya. Dylan membuka mata dan mencoba melihat istri tercintanya lalu mengecup bibir istrinya.

"E..." istrinya mendorong pelan dada bidang suaminya lalu mencoba menetralkan detak jantungnya "Cukup pi, kerja" ucap Sonya memperingati Dylan.

"Aku masih ingin bermanja bersamamu mi" lalu Dylan menarik Sonya dan akan kembali melakukan aktivitas paginya. Namun "huweeee.. Huueeee"

Kedua insan yang tengah bermesraan kaget dan dengan terburu-buru Sonya menghampiri anaknya yang kini berusia 5 tahun "cup..cup.. Eric, sini mama gendong" ucap Sonya sembari mencoba meredakan tangisan anaknya.

"Pi, sana mandi" Sonya melotot tajam kearah Dylan.

"Iya.. Iya.." dengan malas Dylan beranjak dari kasur empuknya dan berjalan menuju kamar mandi.

End

------------------&&&&&&---------------

Nama anaknya Eric Dyson Lambert, nama tengah diambil dari nama Dylan dan Sonya jadi Dyson.

Mereka hidup bahagia..

Keluarga lengkap dan harmonis..

-------------------------------------------------
Aaaaa..

Akhirnya ending..

:)

Tunggu nanti cerita baru..

Tapi nanti aku buat end dulu baru update per hari.

Sampai jumpa dan terima kasih :*

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang