Bagian 25

1.7K 94 0
                                    

Dylan Pov
Beberapa hari ini aku terlihat seperti biasa saja, tetapi aku terus memantau gerak gerik Tom.

Dan hari ini adalah hari paling mendebarkan, Camelia muncul dan memasuki rumah tua tak berpenghuni yang selama beberapa hari ini terus kupantau bersama Bob.

Disana ada Tom dan beberapa kawalannya berbadan tegap.

Kami saat ini bersama beberapa polisi sedang menunggu saat dimana kami akan masuk kedalam sana, dimana kakakku berada dan aku tidak tahu menahu apapun tentang keadaan kakakku didalam sana. Aku hanya dapat berdoa semoga ia baik-baik saja.

Dari teropong yang dibawa oleh Bob, aku dapat melihat mereka sedang bertengkar kemudian bercumbuan.

Euy.. Menjijikan..

Wanita apa yang dulu dengan gampangnya mengambil hati kakakku, aku tidak pernah membayangkan. Tetapi kali ini aku dapat melihat langsung kelakukannya yang membuatku bergidik dan bulu kudukku naik perlahan-lahan.

"Hey..." aku tersadar saat Bob menyentuh pundakku "ya?"

"Ini sudah saatnya kita menerobos masuk kedalam"

"Baik"

Tanda dari polisi telah menyatakan ini saat yang tepat.

Akhirnya dengan degup jantungku yang berkali-kali lipat berdetak tak karuan mengikuti Bob dan beberapa polisi menerobos masuk kedalam.

Dua polisi dan Bob berjalan dari arah kanan, sedangkan aku dan tiga polisi lainnya berjalan kearah kiri.

Dalam hitungan ketiga, kedua polisi dan Bob telah berlari dan menghantam tiga pria berbadan tegap. Lalu ketiga polisi yang tadinya berada bersamaku juga tak kalah, mereka telah memborgol pria berbadan tegap yang sudah dihantam oleh Bob dan kedua polisi tadi.

Aku? Aku hanya melebarkan kedua mataku dan melongo melihat semua yang terjadi karena begitu cepatnya mereka beraksi.

Aku pengecut? Betul..

Tapi aku tidak peduli, sekarang aku mau menolong kakakku.

Bob melihatku lalu mengacungkan jempol lalu aku menghampiri mereka dan aku kembali mengikuti langkahannya bersama kelima polisi yang dibawa Bob.

Dari arah luar terlihat rumah tua yang sekarang ini sedang kami masuki terlihat kecil, rupanya saat kami masuk kedalam ini sangat luas dan kami tidak tahu dimana mereka menyembunyikan kakakku dan mereka sedang berada dimana.

Kami berpencar dan terus mencari, Bob bersama tiga polisi sedangkan aku bersama dua polisi.

"ANGKAT TANGAN KALIAN KEATAS!"

Terdengar teriakan menyeruak masuk kedalam telingaku dan kulirik kedua polisi tadi. Mereka juga mendengarnya, tanpa basa basi kami langsung berlari menuju arah teriakan itu terdengar.

Kini terlihatlah pintu paling pojok yang disana aku yakini mereka telah mendapatkan mereka dan kakakku.

Kulihat kakakku saat ini telah tergeletak tak berdaya, kakiku lemas seketika.. Rasanya hatiku tertusuk beribu-ribu jarum melihat keadaan kakakku yang begitu memilukan.

"Kak" aku berjalan perlahan menuju kakakku.

Aku mendekapkan ia dipelukanku.. Tanpa sadar air mataku perlahan mengalir lalu aku mengusap kasar air mataku, kemudian aku meletakkan kakakku di kasur tak layak itu.

Aku bangkit berdiri, aku melihat sekelilingku dan aku melihat Tom tersenyum sinis dan Camelia menangis tersedu-sedu.

Tanpa berpikir aku berlari ketempat Tom dan kukepalkan buku-buku jariku lalu aku menghantam wajah memuakkannya.

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang