Bagian 15

2.3K 117 0
                                    

Flashback

"Lewis.. Lupakanlah princes.. Om mengerti perasaanmu.. Sudah lama om dan tante melihatnya, tentu kamu paham maksud om"

Seketika raut wajah Lewis berubah, tetapi dalam hitungan yang hanya sepersekian detik raut wajah Lewis berubah menjadi senyuman yang menampakkan lesung pipit pemanisnya.

"Mungkin ini hanya kesalahpahaman om. Aku menganggap Sonya sudah seperti adik kandungku sendiri sejak kecil"

"Baguslah sayang, tante sudah menganggapmu seperti anak kandung tante. Maaf jika om dan tante telah salah paham terhadapmu" celah Maria

"Baiklah kalau begitu.. Om langsung ke intinya.. Sudah lama om dan kakek Ricardo berencana menjodohkan Sonya dengan Ricardo, hanya saja om perlu bantuanmu untuk semua ini."

Tidak tertutupi kekagetan Lewis yang membuat Kennedy curiga, namun Maria seperti sedang membantu Lewis.

"Tante merasa tanpa kita jodohkan, mereka dengan sendirinya telah jatuh cinta. Begini - begini tante kan pernah jatuh cinta, iya kan pa?" gurau Maria.

"Hmmm..." balas Kennedy singkat.

Suasana menjadi cukup cangguh, namun Maria segera mencairkan suasana "Pa.. Sekarang kita harus berangkat, Mr. Kenzo pasti telah menunggu kita".

"Baiklah.... Lewis, ingat apa yang dikatakan om tadi. Bantulah agar mereka dapat bersatu dan om akan sangat berterima kasih padamu" senyuman tipis tercetak di bibir pria yang telah berkepala 5 keatas.

Kedipan mata Maria terlihat oleh Lewis yang membuat Lewis terhenyak. Sedari tadi Lewis seperti tengah memikirkan banyak hal yang membuat hatinya berkecamuk. Dia telah mengenal Kennedy sejak kecil, tentu dia mengerti bahwa apa yang telah diucapkan Kennedy tidak dapat dibantah.

"Baik om.." lalu Kennedy pun berjalan terlebih dahulu setelah Lewis menyetujui apa yang dia ingin dengar dari Lewis.

Maria menyusul Kennedy, namun dirinya merasa bersalah. Lalu dia berhenti sejenak "Sayang.. maafin keegoisan orangtua seperti tante, tante telah mengetahui sejak lama kamu mencintai Sonya. Tetapi kamu mengerti kan, suami om orangnya begitu keras. Apapun yang telah diucapkannya sulit untuk diubah. Sekali lagi maafin tante dan om sayang, tante pergi dulu".

Tak dapat terbendung lagi, sakit yang saat ini dirasakannya melebihi dulu saat dia mencintai Camelia.

flashback off

-------------------------------------------------

Author Pov

Tersadar apabila dia sedang sendirian disini dan sedari tadi melihat beberapa orang yang berlalu lalang disekitarnya, lalu matanya tertuju pada seorang pria yang sedang merangkul seorang wanita yang terlihat sedang mengandung. Mereka terlihat begitu bahagia, membuat Lewis berpikir 'Andaikan mereka berdua adalah aku dan gadis kecilku.. maka aku adalah orang yang paling bahagia didunia'.

Beberapa detik kemudian

Tanpa disadarinya, kini dia telah melihat hal yang tidak seharusnya terlihat. Entah sejak kapan dia telah berada didepan pintu yang didalamnya kini terlihat Ricardo sedang mencium gadis kecilnya dan gadis kecilnya tidak menolak sama sekali. Salahkan pintunya yang transparan? Tentu tidak.. Salahkan waktu yang tidak tepat, itu yang sedang ada dipikiran Lewis.

I'm so lonely, broken angel
Aku sangat kesepian, bidadari yang terluka

I'm so lonely, listen to my heart
Aku sangat kesepian, dengarkanlah hatiku

One and only, broken angel
Satu-satunya, bidadari yang terluka

Come and save me, before I fall apart
Datang dan selamatkanlah aku, sebelum aku hancur

Daripada melihat lebih jauh lagi, Lewis lebih memilih pergi meninggalkan mereka tanpa berpamitan terlebih dahulu. Sedangkan Sonya dan Ricardo, mereka berdua sama sekali tidak menyadari ada Lewis yang melihat mereka.

Lewis kaget saat melihat seseorang yang begitu mirip dengan Ricardo dari kejauhan, tetapi apa daya mobil yang didalamnya terlihat begitu jelas orang itu telah meleset jauh dari tempat dia kini berada.

'Mungkin aku keliru' batin Lewis.

Sementara orang yang tadi terlihat oleh Lewis terlihat sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju tempat kediamannya baru - baru ini. Tempat persembunyian lebih tepatnya karena selama ini dia tidak pernah jenuh untuk melihat segala sesuatu yang berhubungan dengan orang terpenting dalam hidupnya, meskipun dari jauh maupun dekat.

Baru beberapa hari ini dia berada di New York, segalanya menjadi kacau balau. Dia terlihat kesal dengan apapun kondisi sekarang ini, dia berada di tempat itu tetapi tidak dapat menolong saudaranya. Apapun itu, dia sangat ingin membunuh orang yang telah mencelakai kakak kandungnya.

Kini dia tengah menunggu sambungan telfon dari seseorang diseberang sana.

"Hallo" tanda seseorang diseberang sana telah mengangkat telfonnya.

"Bob.. Tolong kamu urus semuanya, bersih tanpa jejak." ucapnya dingin.

"Baik bos.."

Dingin dan tak tersentuh. Dia hidup dengan penuh kebohongan, didepan kakek dan saudaranya dia bersikap seolah dia adalah cucu dan adik yang baik. Tetapi demi apapun, dia tidak akan menarik kembali apa yang telah dia ucapkan. Meskipun dengan cara membunuh.

--------------------------------------------

Apa yang membuatnya menjadi seperti itu? Hanya dia yang tahu, author tidak tahu.. (Canda)

Maaf banget.. Maaf.. Baru hari ini bisa update, semoga tidak kecewa dengan lanjutannya.

Trims

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang