Bagian 30

1.7K 96 0
                                    

Author Pov

Suara cekikikan terdengar jelas di gendang telinga Sonya, perlahan-lahan ia membuka matanya. Ia merasakan perih di sekitar kepalanya lalu ia meringis "Sssshhh" sontak kedua orang yang berada di ruangan itu berhenti dan suara cekikikan tadipun tak terdengar lagi, mendadak sunyi.

Sonya menatap dua wanita di depannya, ia membeku.

'Eva.. Eva.. Eva' hanya nama itu yang ada dalam pikirannya saat ini.

Sonya gemetar, ketakutan menerpanya.

"Hello... Barbie.." sapa Eva tampak tak bersahabat. Eva mulai berjalan kearah meja yang tak jauh dari tempat ia berdiri, kemudian mengambil pistol.

Queen yang melihat Eva sedikit bergidik ngeri, ia tidak menyangka Eva akan segila ini.

"Va.. Kamu beneran mau nembak dia?" tanya Queen ragu.

"Diamlah Queen.. Ini urusanku dengannya" Eva mulai berjalan kearah Sonya. Sonya semakin gemetar, wajahnya pucat pasi. Ia tak dapat bergerak akibat tangan dan kakinya diikat, terutama sakit di kepalanya akibat Queen memukul kepalanya dari belakang.

Queen mencegat Eva "Va.. Beneran Va, kamu serius?" tanya Queen kedua kalinya.

"Queen.. Minggir.. Dan aku serius" Eva mempertegas perkatannya lalu ia berjalan kesamping melewati Queen.

Queen hanya dapat tercengang 'Ini serius dan aku tidak mau ikut campur lebih lama lagi' batin Queen lalu dengan perlahan ia mulai berjalan kearah pintu keluar lalu tak terlihat lagi di ruangan tadi.

Saat Queen turun dari tangga ia sedikit takut melihat suasana di gedung ini, ternyata cukup angker. Sebelumnya ia bersama dengan beberapa orang dan Eva, tetapi kini ia sendiri. Maka dari itu ia cukup merasa kurang nyaman.

Tiba-tiba dari arah belakang ada yang membekap mulutnya lalu seseorang menarik kedua tangannya kemudian mengikat tangannya dengan kain yang berada di bawah lantai. Ia ingin memberontak, namun sia-sia. Kekuatan mereka lebih besar.

Queen terus berusaha memberontak "Diam atau kubunuh kamu" ancam Lewis terdengar ngeri.

"Kamu disini, aku akan menolong Sonya" ucap Dylan terburu-buru. Lewis mengangguk.

Dylan berjalan lebih cepat dari biasanya dan ia menemukan dua wanita di dalam ruangan setelah kirinya. Ia membelalak saat wanita itu menjerit "MATILAH KAMU!"

"DOR!"

Dylan membelalak hebat, ia berlari secepat mungkin lalu memeluk Sonya yang telah bersimbah darah disekujur tubuhnya.

Eva tertawa terbahak-bahak "Hahahahaha.. MATILAH KAMU! MATI ! MATI!" jerit Eva.

Dylan mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih, ia marah dan sedih melihat wanita yang dicintainya kini tergeletak lemah tak berdaya dengan mata tertutup dan wajahnya pucat.

Dylan berdiri kemudian menghampiri Eva "JANGAN BERGERAK !" teriak Eva.

Dylan semakin maju sedangkan tangan Eva semakin bergetar "DIAM DI TEMPAT!".

Eva tidak berani menembaki Dylan alhasil kini Dylan tengah merebut pistol yang berada di tangan Eva, namun Eva tidak lengah. Mereka saling berebutan.

Lalu "DOR!" pistol itu meleset.

Mereka masih tetap melanjutkan aksi saling berebutan pistol, hingga derap langkah kaki terdengar lalu suara lantang terdengar "ANGKAT TANGAN KALIAN KEATAS!"

Mereka berdua terkejut lalu pistol yang tadinya direbutkan telah jatuh ke lantai.

Dengan perlahan empat orang polisi mulai berjalan kearah Dylan dan Eva.

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang