Bagian 31

1.6K 94 0
                                    

Author Pov

Hari sudah malam, tetapi dua orang yang berada di dalam UGD masih belum juga keluar.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Keheningan tercipta diantara Lewis, Ricardo, dan Bob.

Suara langkah kaki menginterupsi mereka untuk melihat siapa orang yang datang menghampiri mereka.

"Dimana? Dimana anak aku?" ucap Maria panik, mama Sonya.

"Sabar bu.. Anak ibu sedang didalam" jawab Bob.

Tak terbendung lagi, air mata Maria mengalir begitu deras "Pa, anak kita pa" Kennedy memeluk istrinya "Jadi, bagaimana kondisinya?" tanya om Kennedy.

Lewis menggeleng "Kami belum tahu kondisi mereka om".

"Mereka? Mereka Siapa? Bukannya hanya princesku didalam sana?" tanya Kennedy bingung.

"Saudara kembarku ikut serta dalam tembakan itu om, ia juga korban" jawaban terakhir dijawab oleh Ricardo.

"Saudara kembar? Dylan?" tanya Kennedy dengan tatapan tak percaya.

"Dari mana om tahu?" kali ini Lewis bertanya.

"Aku sudah tahu dari dulu, mereka saudara kembar. Aku pernah bertemu Dylan di Jerman, tapi.." Kennedy menyipitkan matanya melihat Ricardo "Kenapa dia bisa ada disini?"

"Ceritanya panjang om" Lewis yang menjawab karena Ricardo hanya bergeming "Dan kamu tahu Lew?" tanya Kennedy.

Maria menarik pelan baju Kennedy, Kennedy menatap Maria "Sudahlah pa, kita duduk dulu" Kennedypun menurut perkataan istrinya.

Lewis dan lainnya juga ikut duduk sembari menunggu kapan mereka berdua akan keluar dan operasi berjalan dengan lancar.

1 jam kemudian

Lampu masih tetap menyala tetapi pintu terbuka, terdengar dorongan dari dalam lalu tampaklah suster mendorong pasien yang disertai dokter.

"Gimana dok?" tanya Lewis saat menghampiri dokter. Ia melihat Dylan dalam keadaan tidur, namun ia tidak melihat Sonya "Dimana Sonya?" lanjutnya.

Bob membantu Ricardo untuk berjalan menghampiri dokter, begitu juga dengan Kennedy membantu Maria untuk berjalan menghampiri dokter yang sedang terguncang saat ini.

"Pasien Dylan Lambert baik-baik saja. Tembakan itu terkena punggung kanannya, dalam beberapa bulan ia tidak boleh beraktivitas terlebih dulu" ucap dokter "Kemudian mengenai pasien bernama Sonya Kenova, ia banyak kekurangan darah akibat tembakan mengenai bahunya dan telah diatasi. Namun, sepertinya ia dihantam keras oleh suatu benda di bagian kepalanya. Kami akan usahakan yang terbaik" lanjut dokter.

Maria pingsan di pelukan Kennedy, Maria terlalu syok mendengar kabar dari dokter "Tolong istri aku" Lewis dan satu suster membantu Kennedy membawa Maria ke ruang pasien.

Sebelum pergi Kennedy berkata "Tolong kabari aku nanti keadaan princesku".

Bob mengiyakan dengan mengangguk kepalanya lalu Kennedy, Lewis beserta susterpun pergi meninggalkan mereka.

Sedangkan Ricardo menatap nalar adiknya yang terbaring lemah "Kami akan membawa dia ke ruangan pasien" lalu dengan terpaksa Ricardo melepaskan adiknya pergi bersama dokter dan dua suster.

"Bob, kamu jaga adikku. Aku disini saja" ucap Ricardo pelan.

"Tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian" potong Ricardo

"Baiklah" kemudian Bob menyusul mereka.

"Barbieku.. Bukan ini yang kuinginkan.. Aku mencintaimu.. Jangan pergi dari kehidupan kita" gumam Ricardo pelan. Ia menangis dalam diam.

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang