Bagian 23

1.8K 103 1
                                    

Sonya Pov

Sontak aku terkejut dan terbangun..

Hahh.. Rupanya aku sedang bermimpi..

Kuarahkan mataku kesegala penjuru ruangan, tetapi tidak menampakkan seorangpun disini.

Ah.. Rupanya aku masih berada di kantor..

Sudah jam berapa ini?

Aku melirik jam tangan yang kupakai di tangan kiri.

Ohh my.. Jam 8 malam..

Lho... Dimana Ricardo?

Kriettt...

Suara pintu terbuka lalu tertutup, aku langsung melihat kearah pintu.

Lengannya saat ini tengah bersandar pada pintu lalu melihatku melalui tatapan tajamnya.

"Tengoknya kelamaan deh" ucapku yang mulai jengah akan tatapan yang diberikannya.

Ia tersenyum.. Satu kata, manis.

Aku mendadak jadi gugup dibuatnya, sedangkan ia bergeming sembari terus menatapku semakin intens.

Aku semakin risih dibuatnya, aku berpaling melihat lain arah.

Dapat kudengar langkahan kakinya..

Deg..

Deg...Deg...

Deg...Deg...Deg...

Degup jantungku semakin lama semakin cepat membuatku tidak dapat bertingkah seperti layaknya diriku.

Aku sudah uring - uringan, bergumam tak jelas.

"Hayo... Sedang memikirkan apa?" ia memelukku dari belakang.

Aku bergeming..

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

Cup !

Eh ! Ia mencium pipiku. Sontak aku memalingkan mukaku, ia terlihat sedang mencoba menahan tawanya.

"Sayang, raut wajahmu.. Huft...Hmph..." tawanya pecah mengisi ruangan yang tadinya sepi.

Aku dikerjain, Fine !

Aku mengerucutkan bibirku, ia yang melihat diriku kembali tertawa.

"Jangan cemberut gitu donk sayang" ujarnya sembari mengusap pelan kepalaku.

Aku hanya dapat melongo, hari apa ini? mendadak ia begitu berbeda terhadapku.

Ku tatap matanya, perlahan ia memajukan badannya lebih mendekat hingga jarak kami hanya terpaut beberapa centi. Ia hendak menciumku, namun aku kembali terngiang - ngiang mimpiku sebelumnya.

Refleks aku mendorongnya lalu ia hampir terhempas kebelakang, ia mengernyit.

"Ada apa sayang?" tanyanya pelan "Maaf kalau aku salah" lanjutnya, kemudian ia bergeming.

Ia memberiku jeda untuk menjawabnya.

"Maaf.. Ak-Aku tidak sengaja.." jawabku gugup.

"Ada yang sedang dipikirkan?" aku menunduk, ia meraih daguku dan menaikkan keatas. Kini mata kami saling bertemu.

"Sayang.. Kamu ada masalah, ceritakan padaku" ucapnya lebih seperti perintah.

"Aku mau tanya" aku ragu untuk bertanya padanya, tetapi aku penasaran.

"Iya, silahkan sayang"

"Kamu punya saudara kembar?"

Kulihat ia tersentak lalu ia tertawa pelan, aku semakin penasaran.

Barbie Face [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang