Prilly memaksa dirinya untuk masuk sekolah hari ini, walaupun mamanya sudah menghalanginya tapi dia tetap nekad dengan alasan dia ada ujian penting hari ini.
"Pril, kamu gak usah masuk sekolah dulu..kan kamu belum sihat sayang" nasihat mama memegang tangan Prilly menahannya dari pergi.
"tapi ma, hari ini Prilly ada ujian penting" kata Prilly menatap wajah mamanya yang khawatir tentanb dirinya
"kalau kamu kenapa-kenapa di sekolah gimana? mama khawatir Pril" kata mama Prilly masih setia memegang tangan Prilly
"ma, please kali ini aja biarin illy pergi ya" ucap Prilly lembut menarik tangan mamanya kedalam gengaman nya.
"tapi..." kata-kata mama nya terhenti saat Rafael berdiri dibelakang dan menepuk pundak mamanya
"biarin aja illy pergi ke sekolah ma" ucap Rafael tersenyum melihat wajah mamanya yang gelisah disamping nya
"iya ma, biarin illy ke kampus ya..illy janji gak bakalan sakit lagi" kata Prilly mengangkat tanganya nya berjanji didepan Rafael dan mamanya seolah-olah memberitahu dia akan baik-baik saja
"yaudah, tapi kamu harus jaga diriya..jangan terlalu capek" pesan mama nya menghantar Prilly masuk ke mobil Rafael
"udah ma, gak usah khawatir Fael akan pastiin illy baik-baik aja di sekolah" ucap Rafael tersenyum paksa memandng mamanya lalu masuk ke dalam mobil
Prilly tiba di sekolah, tepat pada waktunya apabila bell masuk berbunyi. Prilly langsung masuk ke kelas nya dimana Bu Mira udah sedia untuk mengajar mereka.
"Pril, lo gak papa kan?" tanya Mila memusing tubuhnya ke belakang menghadap Prilly
"gue gak papa" jawab Prilly tersenyum paksa didepan Mila dam Gritte
"benaran lo gak papa? muka lo pucet banget soalnya" kata Gritte khawatir melihat keadaan Prilly
"benaran gue gak papa" kata Prilly lemah, Mila dan Gritte hanya mengangkat bahu mereka percaya dengan ucapan Prilly.
Sepanjang jam kuliah, Prilly merasa memar dan kepalanya berdenyut kuat sehingga dia harus mengengam tangannya menahan sakit tanpa sepengetahuan teman2 nya, bell istrirehat pun berbunyi.
"Pril..kita mau ke kantin, lo mau ikut gak?" tanya Mila menatap wajah Prilly yang masih duduk dibangkunya.
"gak, kalian aja gue mau ke perpus" ucap Prilly lemah, Mila dan Gritte hanya menganguk lalu pergi menuju kantin
Prilly bangun dari bangku nya dengan lemah, keluar dari kelasnya. Dari jauh Ali memerhatikan Prilly yang berjalan gontai menuju koridor menuruni tangga memegang besi tangga dengan perlahan.
Prilly merasakan kepala nya berdenyut kuat dan penglihatanya mulai kabur sehingga langkah nya hampir terjatuh tapi Ali sempat mengejar dan membopong tubuhnya.
"Pril? kamu mau kemana?" tanya Ali merangkul tubuh Prilly ditangga takut dia jatuh
"aku mau ke perpus honey" jawab Prilly lemah tersenyum pada Ali
"biar aku temanin ya" kata Ali khawatir memegang tangan Prilly untuk turun menuju perpustakaan
"gak usah honey, aku bisa sendiri" kata Prilly melepaskan tangan Ali daei ,erangkul pingangnya
"tapi Pril.." kata Ali gugup khawatir jika sesuatu yang buruk menimpa kekasih nya
"gak papa, aku bisa" kata Prillh tersenyum paksa menuruni anak tangga perlahan-lahan.
Tetapi kepalanya terasa sangat pusing dan membuatkannya terjatuh dari tangga. Ali yang melihat Prilly jatuh tangga langsung berlari mendapatkan tubuhnya, menyelamatkan Prilly.
![](https://img.wattpad.com/cover/48186300-288-k459320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
# 30 Days
FanfictionAli dan Prilly, dua orang siswa siswi yang sering berantem... Satu hari Prilly mempunyai satu permainan yang sangat gila sehingga membuat Ali tertarik untuk mengikuti rencana tersebut. Apakah permainan gila yang direncanain oleh Prilly dan berjaya...