Day 20

760 42 1
                                    

Prilly bangun awal berdandan rapi untuk masuk ke sekolah hari ini, meskipun mama sudah melarang tapi Prilly malah mendesak untuk ke sekolah kerana dia kangen sama teman-temannya dan gak mau mereka curiga kalau dia gak masuk lagi hari ini. 

"Pril? apa kamu baik-baik aja? wajah kamu pucet sekali loh" tanya Bu Wina, sebagai guru olahraga mereka. 

"iya Bu, aku masih boleh lari ko" jawab Prilly dengan wajah cerianya tersenyum memandang Bu Wina. Prilly mula melangkah bersedia untuk meneruskan lariannya tiba-tiba...

Ali dikejutkan dengan teriakkan anak-anak kampus yang panik berlarian di kawasan koridor kampus. 

Ali yang baru keluar kelas mendengar jeritan Mila dan rakan-rakan lainnya,"Pilly pengsan..Prilly pengsan di lapangan!". Ali kaget saat mendengar nama Prilly disebut langsung lari kelapangan melihat ramai anak-anak sekolah mengelilingi seseorang yang terbaring lemah di tengah lapangan.

Ali memaksa menerobos masuk kedalam kelompok itu, Ali sontak kaget melihat tubuh Prilly terbaring lemah dengan wajah yang sangat pucet dan bibirnya kering. Ali langsung menolak anak-anak mengelilingi Prilly lalu mengangkat tubuh Prilly keruangan UKS.

"suster..suster.." teriak Ali memanggil dokter langsung berlari mendapatkan Ali dan merawat Prilly.

"Ali, sebaiknya Prilly harus dibawa kerumah sakit kerna penyakitnya kelihatan sangat kritis" kata suster yang merawat Prilly

"maksud suster apa?" tanya Ali bingung

"sebaiknya dia dibawa kerumah sakit aja kerna disini peralatan nya gak lengkap untuk merawat dia" terang suster jujur, Ali hanya mengangguk lalu pergi meminta izin kepada kepala sekolah untuk membawa Prilly ke rumah sakit.

Ali membawa Prilly kerumah sakit dimana Prilly dirawat sebelum ini, Dr.Nina yang melihat Ali mengangkat tubuh Prilly langsung menghampiri mereka. 

"Prilly? dia kenapa?" tanya Dr.Nina khawatir melihat muka Prilly pucet

"dia pengsen waktu di lapangan dok, cepatan dok periksa dia" kata Ali cemas mengantar tubuh Prilly ke ruang UGD

"kamu tunggu diluar ya, biar kami yang memeriksa kondisi Prilly" kata suster menutup pintu ruang UGD

Ali kelihatan gelisah, sebentar dia berdiri kemudian duduk kembali, sebentar dia berjalan mundar mandir di depan ruangan UGD kemudian duduk kembali, begitu lah keadaan Ali gelisah memikirkan keadaan Prilly di ruangan UGD. 

Mama Prilly datang terus mendapatkan Ali "Ali, kondisi Prilly gimana? dia baik-baik aja kan?" tanya mama Prilly

"Prilly masih di dalam tante, dokter masih meriksa kondisi dia." kata Ali

"moga-moga Prilly baik-baik aja ya Li, amin" ucap mama Prilly gelisah

"sebenar nya Prilly sakit apa sih tante?" tanya Ali penasaran

"sebenarnya illy..." kata-kata mama Prilly terhenti saat Dr.Nina keluar dari ruangan UGD

"gimana Nina? kondisi Prilly baik-baik aja kan?" tanya mama Prilly mengintip keadaan Prilly di dalam

"Prilly baik-baik aja..tantetenang aja ya" kata Dr.Nina tersenyum gak mau mama Prilly semakin khawatir dan panik

Ali dan mama Prilly masuk keruang rawatan Prilly, Ali yang melihat keadaan Prilly terasa perih dihatinya, nyawa nya seakan-akan terhenti melihat tubuh Prilly terbaring lesu tanpa bergerak.

"Prill, sebenarnya kamu sakit apa sih?kenapa mama kamu kelihatan panik banget waktu tahu kamu masuk rumah sakit" batin Ali

Mama Prilly mengusaplembut kepala Prilly, tiba-tiba mata Prilly bergerak terbuka perlahan-lahan "Prilly? kamu sudah sedar sayang? syukur lah kamu sedar" kata mama Prilly mengucup kening Prilly lupa kehadiran Ali di ruangan itu.

"maafin illy udah buat mama khawatir lagi" jawab Prilly dengan suara nya yang hampir2 tak kedengaran oleh mamanya

"Pril" kata Ali melipat tangan didadanya menatap wajah Prilly tajam

"Ali..kamu disini" kata Prilly sontak kaget meskipun masih dalam keadaan lemah.

"sayang, mama keluar bentar ya" kata mama Prilly memberikan ruangan untuk mereka berdua

Ali mendekati katil Prilly dan duduk menatap wajah pucetnya, "sayang kamu kenapa?" tanya Ali lembut mengenggam tangan Prilly

"a..ku.."Prilly langsung nangis dipundak Ali, Ali yang sontak kaget mendengar tangisan Prilly langsung menarik wajah Prilly menatapnya

"bilang sama aku, kamu kenapa? kalau kamu nangis kaya gini aku jadi gak ngerti" ucap Ali khawatir menghapus air jernih mengalir dipipi Prilly.

"aku mengidap Leukimia Li" ucap Prilly tak dapat menahan sebaknya menangis dalam pelukan Ali. Ali terdiam seketika mendengar ucapan Prilly.

"aku akan sentiasa ada buat jagain kamu, dan kamu harus kuat Pril kerna aku yakin kamu kuat menghadapi semua ini" Ali coba meyakinkan Prilly

"tapi Li..aku gak kuat" tangis Prilly

"kamu pasti bisa sayang..aku terima diri kamu sebelum kamu sakit dan meskipun sekarang kamu sakit aku tetap akan sentiasa ada buat kamu" terang Ali mengenggam erat kedua tangan Prilly.

"maafin aku Li" Prilly menunduk tidak kuat untuk menatap wajah Ali saat ini, Ali hanya mengukir senyuman semanis mungkin mengeleng kepalanya menandakan dia dapat menerima kondisi Prilly saat ini.

hati aku sakit sayang, benar-benar sakit waktu tahu kamu hidap Leukimia..tapi aku gak boleh nunjukin itu ke kamu..kerna itu hanya akan membuat kamu semakin sedih dan lemah, aku gak tega melihat keadaan kamu seperti itu..hati Ali terasa perih saat ini tetapi hakikatnya dia harus menerima semuannya dengan redha 

Ali memeluk tubuh Prilly erat menahan airmata nya dari mengalir di hadapan Prilly, dari luaran dia kelihatan kuat tetapi hatinya lemah, sangat lemah saat ini.

"itu siapa tante?" tanya Dr.Nina tiba-tiba muncul didepan mama Prilly mengintip Ali dan Prilly dalam kamar.

"namanya Ali, anak nya baik, ramah dan dia sering membuat Prilly tersenyum" kata mama Prilly masih mengintip kamar Prilly

"ohh, kaya nya Ali itu malaikat tanpa sayap Prilly ya tante" ucap Dr.Nina tersenyum memandang tantenya

"maksud kamu Nina?" tanya mama Prilly bingung

"tante liat deh wajah illy..senyuman yang terpancar di wajahnya itu kelihatan bercahaya kaya dia sihat-sihat aja tanpa sebarang penyakit, emang benar ya tante Cinta itu bisa mengubati segala penyakit meskipun luka sekecil kuman tetap gak akan terasa" terang Dr.Nina

"kamu benar Nina, tante gak pernah liat illy senyum kaya gitu setelah papa nya pergi" kata mama Prilly mulai tersenyum melihat Prilly dan Ali bercanda di kamarnya

"honey, kamu pulang gih..kesian mama kamu pasti khawatir nyariin kamu" kata Prilly tersenyum memegang pingang Ali

"gak aa..aku mau disini aja biar bisa jagain pacal aku yang unyu ini" kata Ali gemas mencubit hidung Prilly

"eeehh...gombal ya kamu" kata Prilly mengelitik badan Ali tanpa henti membuat Ali tak henti2 ketawa geli hati

"ampun..ampun..geli sayang" kata Ali langsung menahan tangan Prilly langsung menarik tubuhnya kedalam dakapannya

"aku sayang banget sama kamu Prilly" lafaz Ali mengeluh lembut menarik nafasnya seraya menutup matanya

"aku juga sayang banget sama kamu honey" ucap Prilly membalas pelukan Ali

Mereka didalam keadaan begitu selama beberapa menit sehingga Prilly memaksa Ali untuk pulang dan akhirnya Ali harus mengalah dan pulang dalam keadaan sedih tapi dia harus sentiasa kuat demi Prilly.


# 30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang