Day 27

707 33 0
                                    

"sayang" panggil Ali lembut duduk di samping kasur mengelus kepala Prilly lembut, Ali tersenyum melihat Prilly membuka matanya perlahan-lahan.

"honey" kata Prilly lemah.

 Ali mengetahui kondisi Prilly pada masa ini semakin melemah tapi dia gak mau memikirkan semua itu kerna bagi nya apa yang terpenting sekarang ada membahagia kan wanita yang dicintainya itu dalam menghabisi sisa-sisa akhir hidupnya

"kamu kelihatan cantik bila tidur sayang" ucap Ali mengelus pipi Prilly yang semakin pucet, Ali tersenyum memaksa hatinya untuk iklas menerima keadaan Prilly sekarang.

"wajah aku semakin jelek ya honey" ucap Prilly menyentuh wajahnya kemudian memandang infus-infus yang melekat di tanganya. Dia merasa tidak selesa dengan wayar-wayar yang terpasang di tubuhnya saat ini.

"gak ko sayang..kamu tetap kelihatan cantik meskipun wajah kamu pucet" kata Ali menyentuh kedua pipi Prilly dan menatap mata Prilly dalam-dalam mencari kebenaran isi hati Prilly.

"maafin aku ya kerna jatuh sakit" ucap Prilly meratapi wajah Ali yang masih tersenyum meskipun dia tahu Ali tersenyum untuk menutupi luka di hatinya.

"shhhh...aku gak pernah marah malah aku gak pernah mikir kamu tuh sakit..aku ngeliat kamu sama seperti yang dulu, Unyil yang sering ngajak aku berantem, selalu jailin aku, selalu ngerjain aku sampai dihukum berdiri ditengah lapangan dengan memakai rok cheers depan anak-anak sekolah" Ali tersenyum malu mengingati masa lalunya, Prilly ikut tertawa lemah mendengar ucapan Ali.

"dan sekarang kamu adalah pelengkap cerita hidup aku.." ucap Ali tersenyum menatap wajahnya dan mengengam tangan Prilly.

"tapi honey..." 

kata-kata Prilly terhenti waktu Ali mengucup bibirnya yang kering dengan lembut tanpa disangka airmatanya menitis dihujung matanya. Ali melepaskan kucupan nya menyentuh wajah Prilly dan menghapus air jernih yang mengalir dihujung matanya

"meskipun kamu udah gak ada, kamu akan tetap ada disini *menunjuk ke dadanya* dan itu sudah cukup buat melengkapi hidup aku dengan memori-memori indah yang kita pernah jalani dulu" ucap Ali tersenyum menahan sebaknya.

"sekarang..kamu jangan nangis lagi ya, kerna setiap titisan airmata kamu itu sangat berharga dan tak ternilai harganya" ucap Ali menghapus airmatanya, Prilly hanya terdiam membiarkan Ali menghapuskan airmatanya.

"aku punya kejutan buat kamu sayang.." kata Ali tersenyum lalu berdiri disamping katil Prilly lalu menepuk tangannya,

"SURPRISE!" teriak Mila, Gritte, Michelle, Adit, Brian, Cio, Kevin dan Rafael masuk ke kamar Prilly membuat belon, kado dan kue yang dihiasi dengan lilin-lilin kecil

"Mila, Gritte, Michelle" ucap Prilly sebak melihat teman-temannya datang membuat kejutan buat nya di rumah sakit langsung memeluk mereka.

"kita kangen banget sama lo Pril" ucap Mila melepaskan pelukan nya menatap wajah Prilly semakin lemah dan pucet tapi dia tetap tersenyum

"liat deh Pril, kita bawa apa?" ucap Rafael memegang kue ulang tahun yang tertera nama Prilly di atasnya

"selamat ulang tahun ya Pril" ucap Michelle mencium kedua pipi Prilly yang masih sontak kaget dengan kejutan mereka

"tapi aku gak ulang tahun hari ini Ka" ucap Prilly masih bingung kerna hari bukan tanggal ulang tahunnya dan sudah hampir 6 tahun dia gak pernah sambut ultah nya kerna itu adalah tanggal pemergian papanya dulu.

"kita tahu lo gak mau merayakan ultah lo, tapi kita pengen liat lo senang Pril sama-sama kita dan sama Ali juga" ucap Michelle duduk di samping kasur Prilly merangkul tubuh Prilly menatap semua wajah-wajah teman mereka yang ada dalam kamar itu.

"dan sekarang kita pengen lo tiup lilin nya Pril" ucap Adit yang berdiri di samping Rafael senang melihat wajah Prilly yang sudah mula tersenyum.

Mereka semua menyanyikan lagu ultah buat Prilly lalu lilin nya ditiup bersama-sama membantu Prilly yang gak kuat meniup sendirian dan gak bisa bangun dari katilnya.

"makasih ya kalian, makasih ya Ka" ucap Prilly memeluk teman-temannya satu persatu termasuk Rafael

"sama-sama Pril, lagian ini semua ide Ali..dia pengen ngeliat lo senang rayain ultah lo" ucap Mila memandang wajah yang dari tadi hanya diam membisu dan tersenyum memandang mereka.

"makasih ya honey" ucap Prilly mendakap kan tangan nya untuk memeluk Ali, Ali melangkah mendekati Prilly lalu memeluknya

"aku hampir lupa gimana rasanya rayaiin ulang tahun aku sendiri semenjak kepergian papa" ucap Prilly lemah dan sedih, teman-teman mereka yang ada di kamar tersebut turut merasakan kesedihan Prilly.

"aku tahu sayang" ucap Ali melepaskan pelukan nya mengusap jidat dan menatap wajah Prilly

"makasih kerna kalian udah bikin aku ingat kembali gimana rasa nya bahagia nyambut ultah sendiri disamping teman-teman aku dan orang yang aku cinta" ucap Prilly sedih tapi bahagia melihat wajah-wajah temannya yang hanya tersenyum memandangnya

"aku ngerasa kaya baru dilahirkan semula setelah hampir 6 tahun aku hanya didampingi dengan kesedihan, kecewa, kesakitan bahkan aku hampir lupa gimana rasa nya bahagia..tapi kamu hadir kedalam kehidupan aku tanpa aku harus memaksa kamu untuk menghilangkan semua rasa itu" ucap Prilly tersenyum

"itu semua adalah masa lalu kamu dan sekarang aku adalah masa depan kamu meskipun hanya untuk sedetik waktu aku bersama kamu setidaknya aku sudah berhasil membikin kamu melupakan apa itu kesedihan dan merasakan kebahagian itu kembali" ucap Ali sebak tapi ditahannya untuk tidak menangis lagi didepan Prilly lalu mengucup kening Prilly penuh perasaan.

Ali memang malaikat tanpa sayap, dia bisa membuat senyuman diwajah kamu terukir kembali Pril..dia sanggup mengambil risiko untuk merayakan ultah kamu demi melihat kamu bahagia di samping orang-orang kamu sayangi, batin Rafael

"Ya Tuhan, jika aku bisa memilih aku akan memilih untuk menyerahkan nyawa aku buat Illy..biar dia bisa terus hidup meskipun aku gak ada buat menghibur dia lagi..tapi hanya dengan mengganti nyawa aku dengan dirinya itu udah cukup buat aku merasa senang kerna aku tak kan pernah jauh dari pikiran dan hatinya" batin Ali

# 30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang