Selepas Prilly diperiksa, Ali menemui Dr.Nina dokter yang merawat Prilly diluar kamar rawatan Prilly.
"gimana keadaa illy dok?" tanya Ali mengintip sebentar di jendela pintu kamar Prilly
"buat masa ini keadaan dia sangat lemah, saya khawatir kapan aja kondisi dia bisa ngedrop" ucap Dr.Nina serius menatap wajah Ali yang kelihatan sedih didepannya
"terus, berapa lama illy bisa bertahan dengan penyakitnya dok?" tanya Ali kecewa mendengar ucapan Dr.Nina barusan
"dia masih bisa bertahan lama jika dia kuat melawan penyakitnya tanpa perlu operasi donor tulang sum-sum" kata Dr.Nina serius
"tapi saya tidak dapat bilang berapa lama dia bisa betahan kerna kapan aja penyakit Leukimia yang di hidapinya bakal menyerang kembali dan mungkin illy udah gak bisa ditangani lagi" kata Dr.Nina
"apa gak ada cara lain dok buat nyembuhin Prilly?atau seenggaknya dapat membiarkan dia hidup lebih lama didunia ini" ucap Ali sedih
"itu hanya ketentuan Illahi, saya sebagai dokter cuma manusia biasa yang ditakdirkan untuk merawat Illy tapi saya tidak ada jawapan bagi hidup atau mati dia" ucap Dr.Nina berjalan di samping Ali kemudian berhenti menepuk pundak Ali yang mula menunduk depan pintu kamar Prilly
"mungkin kamu bisa bantu dia agar Prilly bisa bertahan hidup melawan penyakit dia, kerna jalan hidup seseorang itu rahsia Allah, kita hanya dapat merencana tapi gak bisa mengubah takdirnya" ucap Dr.Nina menepuk-nepuk pundak Ali
"tapi aku juga manusia biasa dok, gimana aku bisa membantu Prilly" kata Ali bingung dengan ucapan Dr.Nina
"percaya dan yakin dengan diri kamu sendiri anak muda, Illy bisa tersenyum seperti sekarang kerna kamu, kamu adalah sinar yang menerangi hidupnya..ingat itu" ucap Dr.Nina pergi meninggalkan Ali yang masih bingung dengan ucapanya tadi
Ali coba mencari segala kekuatannya, menarik nafasnya yang dalam dan masuk ke kamar Prilly. Prilly kelihatan diam membisu menunduk merangkul kedua kakinya dalam dakapannya. Ali menghampiri Prilly menyentuh tanganya.
"Pril.." panggil Ali lembut, Prilly mengangkat wajahnya yang semakin pucet dari kemarin menahan airmata nya dari keluar dari kelompak matanya.
"kamu kenapa sayang?" tanya Ali lembut menyentuh pipi Prilly yang dingin merasa kesakitan yang sama dirasai Prilly
"ba..wa..aku keluar" ucap Prilly dengan nada sedih menyentuh tangan Ali dipipinya menatap wajah Ali
"tapi sayang..kamu gak sihat" kata Ali sedih melihat gadis pujaannya itu dalam kondisi begitu.
"aku gak merasa seperti diri aku disini" kata Prilly, titisan airmata nya yang ditahannya dari tadi mengalir begitu saja membasahi pipinya
"aku gak tenang disini honey" rintih Prilly menangis didepan Ali, Ali hanya diam membiarkan airmata Prilly mengalir didepannya lalu memeluknya
"berada disini membuat aku semakin sakit, dan aku gak suka perasaan ini" tangis Prilly teresak-esak dipelukan Ali, Ali melepaskan pelukan nya menatap wajah Prilly menghapus airmatanya lalu mengucup bibirnya sekilas
"bawa aku pergi..please..bawa aku pergi dari sini Li" kata Prilly lemah sedih menatap wajah Ali yang hanya diam didepannya
"aku sayang sama kamu Pril, aku gak kuat ngeliat kamu nangis kaya gini" ucap Ali ikut menitiskan airmatanya mengusap pipi Prilly
Ali menedekatinya lalu Prilly merangkul leher Ali, Ali mengangkat tubuh Prilly perlahan dengan menutupi tubuh Prilly dengan jaketnya keluar dari kamar rawatannya secara perlahan-lahan agar tidak diketahui pihak rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
# 30 Days
FanfictionAli dan Prilly, dua orang siswa siswi yang sering berantem... Satu hari Prilly mempunyai satu permainan yang sangat gila sehingga membuat Ali tertarik untuk mengikuti rencana tersebut. Apakah permainan gila yang direncanain oleh Prilly dan berjaya...