Day 29

910 41 2
                                    

*TUKK*

Tepat 12 malam

Nadi jantung Ali terhenti, mesin alat bantu yang membantu Ali untuk bertahan hidup berhenti saat jam berdetik 12 malam. Keluarga Ali dan Prilly yang baru datang langsung masuk ke kamar Ali. Terlihat Prilly terlelap baring disamping kasur Ali mengengam tangan Ali erat tepat didada Ali.

"maaf bu, pak.. pasien nya udah gak ada" kata dokter yang memeriksa Ali mengeleng-geleng kepalanya ikut berduka saat memeriksa denyutan nadi Ali yang sudah terhenti.

"gak mungkin dok, anak kita gak mungkin mati pa!" tangis mama Ali memeluk suaminya tak sanggup menerima kenyataan itu

"udah mama, kita harus ikhlasin kpergian Ali, biar dia tenang di alam sana" ucap papa Ali menenangkan isterinya dalam dakapannya.

Rafael yang melihat Prilly masih terlelap disamping Ali coba mendekatinya dan membanguni nya

"Pril..bangun Pril" tapi Prilly masih tak bergerak sama sekali.

Rafael coba mengangkat wajah Prilly, dia sontak kaget melihat wajah Prilly pucet, kaku dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Pril? kamu kenapa? bangun Pril" semua yang mendengar suara Rafael langsung mendekati Rafael dan Prilly yang masih mengengam erat tangan Ali.

"dokter, Prilly kenapa..cepatan periksa dok" kata Rafael panik, dokter yang memeriksa Ali tadi langung mendekati Prilly memeriksanya dan ternyata detak jantung Prilly juga terhenti.

"Prilly kenapa dok?" tanya Rafael cepat melihat wajah dokter yang kelihatan sedih dan menunduk

"detak jantung nya sudah gak ada" ucap dokter tersebut

"gak mungkin dok..Pril bangun Pril" teriak Rafael membanguni Prilly yang masih terbaring kaku di lengan nya.

"Pril segitu kuat nya cinta kamu sama Ali sehingga sukar buat kamu berpisah jauh denganya" ucap Rafael menangis memeluk tubuh Prilly yang sudah gak bernyawa melihat tangannya yang seakan sukar untuk lepas dari gengaman tangan Ali.

cinta itu butuh pengorbanan Fael, jika kamu percaya cinta sejati itu ada maka ia takkan pernah bisa jauh dari kamu..cinta yang abadi bukan terletak pada kata-kata tapi dari hati kita yang paling dalam, Rafael teringat kata-kata Ali waktu menjaga Prilly dirumah sakit waktu Prilly masih koma.

Ali itu malaikat tanpa sayap yang sudah memberikan hadiah paling istimewa buat Prilly iaitu kebahagian, Illy seakan-akan lupa kesedihan yang selama ini menemaninya setelah pemergian papa dan sekarang dia disinari dengan cahaya kebahagian dan itu tak kan pernah luput dari memorinya, pesan mama kepada Rafael sebelum Prilly masuk rumah sakit kerna koma.

waktu pengebumian Ali dan Prilly, terlihat teman-teman dan keluarga terdekat Ali dan Prilly datang menziarahi pusara mereka, semua hanya diam menunduk dengan berlinangan airmata di wajah masing-masing. Makam Ali dan Prilly diletakkan bersebelahan kerna keluarga mereka ingin cinta sejati mereka selamanya abadi meskipun mereka sudah tiada.

Tiupan angin sayup-sayup menemani pemergian Ali dan Prilly yang sudah selesai dikebumikan seolah-olah ingin memberitahu Ali dan Prilly tenang dan bahagia di alam sana. Hanya Rafael, MIla, Gritte, Adit dan Brian yang masih berdiri disebelah pusara Ali dan Prilly

"semoga kalian tenang di alam sana Pril" kata Mila menyentuh nisan pusara Prilly, mereka semua hanya diam tenang iklas dengan kepergian sahabat baik mereka.

"kita pulang yuk" kata Adit bangun mengajak teman-temanya pulang

"kita pulang yang Pril, Li" kata Rafael bangun dan berjalan seiringan dengan teman-teman Ali dan Prilly, sebelum memasuki mobil mereka Rafael menoleh kembali ke pusara Ali dan Prilly

Terlihat seolah-olah ada dua sosok berdiri dekat pusara Ali dan Prilly, Rafael berjalan kembali ke pusara mereka tapi kaki nya bagai kan kaku terhenti di saat ingin mendekati dua sosok tersebut, dia bagai kan tak percaya dengan mata nya sendiri. Dua sosok berdiri dekat makam tersebut adalah Ali dan Prilly memakai baju putih bersih tersenyum kepada nya.

"Prilly? Ali?" kata Rafael seakan sukar untuk percaya, dari jauh dia melihat dua sosok itu hanya tersenyum mengangguk menatap wajahnya dari jauh tanpa bergerak

"Pril aku kangen sama kamu..mengapa kamu harus pergi?" kata Rafael sebak menatap Prilly yang seolah-olah tenang di samping Ali di alam sana. Rafael menunduk tak sanggup menahan sebak dihatinya

aku yakin Ka Fael bisa jagain mama seperti mama jaga aku waktu pergi nya papa dalam hidup kita, seakan terdengar suara bisikin Prilly di telinga Rafael.

Rafael mengangkat wajahnya melihat Prilly dan Ali yang sudah hilang dan pergi disebelah pusara mereka, Rafael menoleh kiri dan kanannya mencari kelibat Prilly kerna dia seperti mendengar bisikan dari Prilly ke telinganya.

"Pril? kamu dimana? Ali? kalian dimana?" teriak Rafael mencari-cari kelibat mereka

percaya lah Rafael, satu hari kamu pasti akan ketemu gadis yang mencintai kamu sepenuh hati seperti Danielle, secara tidak langsung kedengaran seakan suara Ali membisiki sesuatu ke telinga Rafael

Rafael semakin bingung mendengar bisikan tersebut kerna dia tak pernah mencerita kan kepada sesiapa tentang Danielle kecuali Prilly. Brian yang masih berada dekat kawasan perkuburan tersebut mendengar suara teriakan Rafael memanggil Ali dan Prilly, Brian berlari mendapat Rafael yang tertunduk menangis dekat makam Ali dan Prilly

"Fael..mendingan kita pulang, pasti mama kamu sedih sendirian dirumah mengenang kepergian Prilly" kata Brian menepuk pundak Rafael.

mereka berdua masuk kedalam mobil. Rafael menyandarkan tubuhnya di kerusi penumpang sebelah Brian, mereka sama-sama melihat kaca samping mobil Brian. Mereka berdua melihat bayangan Ali dan Prilly tersenyum memandang ke arah mereka sambil melambaikan tangan, Brian dan Rafael kaget langsung menoleh ke kaca belakang tapi Ali dan Prilly udah tak ada.

Brian dan Rafael hanya diam dan tersenyum "sepertinya cinta mereka benar-benar abadi dan kelihatan mereka tenang di sana" ucap Rafael tenang.

"illy, aku janji bakal jagain mama sebaik mungkin sehingga nafas aku yang terakhir seperti mama menjaga kamu setelah kepergian papa" batin Rafael

"gue harap kalian bahagia dia alam sana Pril, Li kerna cinta kalian itu bakal jadi sejarah kerna kisah pengorbanan cinta kalian dapat menandingi cinta Romeo dan Juliet, Rama dan Ratna, Tristan dan Isolde, Shah Jehan dan Mumtaz, Layla dan Majnun" batin Brian


# 30 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang