Gadis itu berjalan sambil membawa seikat bunga di genggamannya. Dia sudah terlalu hafal dengan letak tujuannya.
Langkah-langkah yang diambilnya tercetak jelas disana, di atas salju-salju yang menutupi tanah. Sekarang adalah pertengahan September, musim dingin.Begitu sampai di tempat yang ditujunya, gadis itu pun membungkuk dan merapatkan letak beanie abu-abu yang menutupi kepalanya.
"Hai Harry," Runa tersenyum, lalu meletakkan seikat bunga tadi. "Sesuai janjiku, aku akan rajin datang kesini," Runa duduk bersila di atas salju. Dia sudah terbiasa dengan keadaan ini. Berbicara selama satu jam tentang apa saja. Mungkin orang akan menganggapnya gila, tapi dia tidak peduli.
"Kau tahu, menjadi anak kuliahan itu menyiksa. Apalagi saat dosen itu menyuruhmu membedah katak. Jorok," Runa memasang wajah joroknya saat mengingat momen itu. Seorang anak lain disebelahnya mengeluh karena membedah katak sudah dilakukan dulu saat masih SMP, tapi dosen mereka hanya senyum-senyum tidak jelas. "Tapi tak apalah, aku sudah belajar mengatur waktuku. Ditambah lagi aku tinggal dengan Lea sekarang, jadi semuanya aman-aman saja," Runa tersenyum simpul. Dia memutuskan untuk menyewa apartemen yang masih ada di New York juga, yang penting tidak bersama Yaser dan Margareth. Runa memang belum membicarakan soal fakta masa lalunya yang rumit itu pada keduanya, karena menurutnya sekarang bukan waktu yang tepat. Dia akan menghabiskan masa kuliahnya dulu. Toh Yaser dan Margareth tampak baik-baik saja.
"Apartemenku tidak begitu jauh dari kampus dan harganya terjangkau jadi kau tak perlu khawatir. Maaf Lea tidak bisa datang ke sini, dia sibuk," Runa memanyunkan bibirnya, lalu tertawa. Dia dan Lea seolah-olah tidak terpisahkan sekarang. "Liam sudah menjadi bartender tetap di bar itu, dia tidak kuliah. Niall mengambil kuliah bidang otomotif, dan Louis tentang psikologi. Tapi kami masih bersahabat dengan baik," Runa tersenyum, lagi. Dia membayangkan wajah Harry yang tersenyum sambil mendengarnya bercerita, memberikan perhatian penuh padanya.
"Ngomong-ngomong aku tidak bisa lama-lama disini. Sebentar lagi aku dan Lea harus keluar mencari buku-buku. Tapi aku akan datang lagi nanti, aku janji." Runa berdiri, membersihkan salju yang menempel di celananya.
"Dan Harry, maaf, aku belum bertemu dengan Edward. Rumah yang dia tinggali kosong dan kabarnya dia tidak ikut balapan lagi," Runa menghela nafas. Dia mengutuk kecil dalam hati ketika mengingat bahwa Edward tak lain adalah Curly, si pembalap yang mengalahkannya. Tapi Runa rasa dia tidak perlu memberi tahu Harry, setidaknya untuk sekarang.
"Oh iya, mungkin aku akan selalu mengatakan ini setiap kali aku datang ke sini, tapi kurasa tak ada masalah dalam hubungan kita," Runa melipat tangannya di depan dada.
"Kita sepupu jauhhhh sekali. Setelah aku pahami, ayahmu dulunya menikah dengan Margareth, lalu melahirkan Gemma. Itu karena perjodohan orang tua. Lalu mereka bercerai dan ayahmu menikah dengan Mom Anne lalu melahirkan kau dan Ed. Itu sangat jauh Haz, aku akan tetap menganggapmu kekasihku, titik. Bukan saudara sepupu." Runa menggembungkan pipinya sendiri, lalu menaikkan alis ke arah batu nisan Harry. Disitu tertera nama Harry, tanggal lahir dan tanggal meninggalnya. Runa tertawa.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Mungkin kau ingin berargumen soal 'sepupu dan kekasih' tapi aku tidak peduli. Bye!" Runa berjalan menjauh dengan senyum terlukis di bibirnya.Dia memang merasa kehilangan, tapi dia sudah merasa lebih baik sekarang. Dia mencoba membuka diri terhadap dunia luar, dan ternyata mereka menerimanya. Itu sudah cukup bagi Runa. Hubungannya dengan keluarga Styles masih baik. Lea juga selalu menemaninya. Dia juga tahu Harry selalu mengawasinya, kemanapun dia pergi. Dia percaya.
Runa mengangkat kepala, menatap langit yang mendung, "Thank you, Haz,"
_____________________________
Oke :) Ini baru awal yaa :D Bab 1-nya keluar hari Sabtu ! Harap maklum dulu sama covernya wakakaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take You Home [Sequel To NEY]
FanfictionRuna kini sudah berada dalam masa-masa kuliahnya, sendiri. Harry memang sudah tidak ada, tapi permintaan Harry akan selalu diingatnya, untuk menemukan Edward. Masalah pertama sudah diselesaikan, Runa berhasil menemukan pria itu. Tapi maukah Edward...