13.

1.1K 233 15
                                    

Jangan lupa di-play ya mulmednya!

***

Setelah Edward berkata seperti itu, suasana berubah menjadi canggung.

Runa menatap langit-langit gazebo sambil menggigit bibirnya sendiri, begitu pula dengan Edward. Tapi dia tidak menyesal telah mengatakan itu, dia malah bersyukur bisa jujur tentang hal itu.

"Kalau kau mau pulang, beritahu aku." Edward berucap sambil berdiri dari sofa dan meregangkan otot-ototnya, sementara Runa hanya memperhatikannya sambil duduk di sofa.
"Kau mau kemana?" Runa bertanya, dan ikut berdiri.
"Berjalan-jalan sebentar," Edward tersenyum kecil sambil melirik ke arah Runa, dan gadis itu ikut tersenyum, melupakan situasi yang sempat canggung tadi.
"Aku ikut."

Keduanya lalu berjalan keluar dari lindungan gazebo, menuju ke arah danau. Edward yang tampaknya sudah sering pergi ke sini memutari danau itu, lalu memilih untuk duduk di atas rerumputan di tepi danau. Runa terdiam sejenak, lalu setelah itu ikut duduk di sebelah Edward.
Runa menyentuh rerumputan yang ada di bawahnya dan tersenyum, sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur terlentang di atas rerumputan itu.

"Wow," Runa menggumam kecil, membuat Edward menoleh. Dilihatnya Runa sedang menatap langit, dan Edward ikut menengadah.
"Lihat, bintang-bintang itu." Runa menggunakan jari telunjuknya untuk menunjuk langit-langit, dan Edward tersenyum, lalu ikut berbaring di samping Runa.

"Kau pernah nonton film The Fault In Our Stars?" Runa menoleh ketika Edward menanyakan hal itu, lalu mengangguk kecil.
"Lea pernah mengajakku nonton bersamanya, kenapa?" Runa bertanya balik, sedikit tercengang karena Edward tahu tentang film-film seperti itu.

"Aku kurang mengerti apa maksud filmnya, tapi kurasa menatap langit seperti ini hampir sama dengan adegan pada film itu," Edward tertawa kecil, dan Runa ikut menyumbangkan suaranya. Lama kelamaan Runa mulai merasa nyaman dengan Edward. Diluar dugaan, dia cukup ramah, setidaknya terhadapnya.

"Augustus Waters. Kusangka Hazel-lah yang akan meninggal, ternyata tidak." Edward menggumam, dan Runa hanya diam. Yang diingat Runa dari film itu hanya satu ; lagu soundtracknya, All Of The Stars dari Ed Sheeran dan All I Want dari Kodaline. Dua lagu itu benar-benar bisa membuatnya mati di tempat.

"So open your eyes and see, the way our horizons meet,"

Runa yang tadinya sibuk memandangi langit langsung menoleh dengan spontan, dan didapatinya Edward sedang menyanyikan lagu itu. Edward tampaknya tidak peduli dengan tatapan Runa, dia terus melanjutkan.

"And all of the lights will lead into the night with me,"

Runa mengerjapkan matanya berkali-kali, mencegah butiran air meluncur dari matanya. Dia kembali menatap langit, tapi itu malah membuat dadanya makin terasa sesak, karena wajah Harry seolah-olah tergambar di sana.

"And i know these scars will bleed, but both of our hearts believe all of these stars will guide us home."

Edward berhenti bernyanyi, lalu menoleh dan menatap Runa. Betapa terkejutnya Edward ketika melihat gadis itu menutup wajahnya dengan satu tangan, dan bahunya bergerak naik turun.

Oh, shit.

"Runa?" Edward menyentuh bahu Runa pelan dan mengguncangnya, tetapi gadis itu tidak merespon.

"Oh, Jesus, aku minta maaf, aku lupa." Edward menepuk dahinya sendiri, ketika menyadari makna lagu itu dan bagaimana lagu itu bisa menusuk hati Runa. Edward berusaha menenangkan gadis itu, tapi Runa tidak kunjung diam. Tangisannya malah menjadi-jadi. Edward yang putus asa akhirnya merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk, dan secara tiba-tiba, direngkuhnya tubuh Runa yang masih terisak itu ke dalam pelukannya, sehingga kepala Runa kini berada tepat di depan dadanya.

"Shuush, tenanglah." Edward mengelus punggung Runa perlahan, dan Runa yang pikirannya masih kalut hanya melakukan satu hal yang menjadi refleks utamanya ketika sedang sedih ; membalas pelukan Edward. Runa melingkarkan tangannya di tubuh Edward, membiarkan air matanya terus berjatuhan. Edward yang tidak ahli dalam hal menenangkan orang hanya bisa mengelus punggung gadis itu sambil membisikkan kata-kata yang dia harap bisa menenangkan gadis itu.

"Its okay, just let it all out, i'm right here."

_________________________

Hai samua! Gue tau ini pendek banget, soo maaf bingits ya. Nanti kelanjutan chapter ini jadi bonus chapter, berhubung Take You Home ga bakal panjang amat.

Gaes, jadi gini, gue sekarang lagi liburan di Toraja, kampung bapak gue kwkwkwk, soo harap maklum klo updatenya pada telat, harap maklum yaa.

Apa cuma gue disini yang mulai ship Runa sama Ed? Kwkwkwkkwkk

Vomments please!

Take You Home [Sequel To NEY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang