2.

1.6K 259 26
                                        

Suasana malam itu cukup ramai, atau sangat ramai, tepatnya. Tapi semakin gadis itu melajukan motornya ke daerah pinggiran kota, semakin sepilah pula keadaannya. Runa sengaja memakai motor untuk keperluan yang satu ini, karena akan menjadi lebih mudah. Dia mengingat-ingat jalan menuju Golden Park, dimana dia akan menjemput Andrew disitu.

Bunyi raungan motor terdengar, dan sekilas hati Runa meloncat ria. Seolah-olah raungan tadi adalah panggilan khusus baginya untuk segera bergabung. Tapi dia menggelengkann kepalanya, menghilangkan pikiran itu. Dia sudah berjanji pada Harry untuk tidak ikut balapan lagi. Runa memasuki daerah GP, dan segera memarkirkan motornya. Setelah itu dia berlari-lari kecil menuju bangunan utama, mencari Andrew.

"Andrew!" Runa menepuk bahu pria itu, dan Andrew berbalik. Rambutnya kini sudah berwarna merah. Ada satu lip ring di bibirnya."Yo! Aku tidak tahu kenapa kau ingin mencari Curly, tapi ada satu kabar baik," Andrew mengerling dan Runa memutar bola matanya. Soal Curly, dia tidak mungkin bilang kan bahwa dia mencari Edward Styles? Orang-orang pasti tidak mengenalnya. Untungnya Andrew punya sedikit informasi tentang pria itu. "Dia ikut balapan malam ini," Andrew menunjuk ke arah lintasan yang sudah diisi oleh satu orang, yang ternyata adalah sumber suara raungan motor tadi. Mata Runa membelalak. "Itu si Ed-Curly sialan itu?" Runa menunjuk ke arah pengendara yang masih lengkap dengan helm full face-nya itu, dan Andrew mengangguk. "Tiba-tiba saja dia muncul. Tapi ini bukan balapan resmi seperti waktu itu. Dia hanya datang untuk bersenang-senang. Masalahnya, belum ada yang mau menjadi lawannya," Andrew terkekeh. "Banyak orang yang memasang taruhan untuknya, saat dia belum memiliki lawan sekalipun," Andrew merogoh saku celananya, mengambil sekotak rokok, dan mengambil sebatang rokok dari dalamnya. Dinyalakannya rokok itu dengan pemantik, lalu membuang asapnya. Runa menutup hidungnya. "Belum ada sama sekali?" Andrew mengangguk.

Saat ini Runa bertarung dengan batinnya. Ikut. Tidak. Ikut. Tidak. Ikut. Tidak. Ini bukan hanya tentang balas dendam saja. Runa berniat membuat taruhan dengan Curly agar dia bisa bicara dengan pria itu. Tapi dia sudah berjanji pada Harry. Karena kalau dia ikut, dengan kata lain dia ikut balapan. Tapi kesempatan tidak datang dua kali, bisa saja besok Curly sudah menghilang lagi.

"Aku ikut," Runa menjetikkan jarinya, dan Andrew menyeringai."Itu yang kutunggu dari tadi. Kuumumkan ya?" Runa mengangguk. Andrew lalu maju beberapa langkah dan mendaftarkan nama Runa. Gadis itu memang masih anggota Golden Park. Kartunya itu tidak memiliki batas waktu karena dia sudah melunasi semua uangnya. Tapi dia hanya akan mendapatkan gajinya kalau dia balapan. Runa berjalan menuju tempat parkiran motornya, dan menepuk sadel motornya. "One last time, Buddy." Runa mengambil helm dan mengenakannya, lalu membawa motornya menuju lintasan. Sorakan orang-orang bertambah ramai, karena akhirnya mereka bisa mendapati tontonan malam ini. Ditambah lagi yang ikut ini Runa. Runa menghentikkan motornya tepat disamping Curly, dan membuka kaca helmnya. "Oi," Curly menoleh. "Aku punya taruhan," Runa berkata dengan nada yang tegas dan percaya diri. Curly lalu membuka kaca helmnya, tapi hanya setengah, sebatas hidung. Bibirnya persis seperti bentuk bibir Harry, dan jantung Runa berhenti berdegup sebentar, lalu kembali berdetak lagi dengan cepat. "Kau lagi?" Dari nada suaranya, itu terdengar seperti sindiran. "Kau mau kucium lagi ya?" Bibir Curly melengkung membentuk seringaian, dan Runa menggeram. "Bitch please. Aku hanya mau bilang, kalau aku menang, kita perlu bicara berdua. Empat mata," Runa menatap Curly lurus, walaupun mata Curly tidak tampak. Curly tertawa. Tawanya begitu berbeda dengan tawa Harry. "Tak masalah. Toh kau akan kalah," Curly berbalik ke depan, dan mulai menarik gas tanpa memasukkan gigi. "Ini soal saudara kembarmu, bodoh." Akhirnya, Runa tidak bisa menahan lagi mulutnya untuk mengerem kata-kata pedas. Curly langsung menoleh dengan cepat, dan walaupun hanya bibirnya yang kelihatan, Runa bisa memastikan bahwa pria itu emosi, sepertinya. "Maksudmu?" Nada suaranya terdengar seperti menyindir, lagi. "Harry Edward Styles." Runa menjawab tanpa menoleh, dan menutup kaca helmnya. Curly terperangah, karena mulutnya terbuka, tapi setelah itu dia menutup kaca helmnya.

Take You Home [Sequel To NEY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang