Seorang gadis dengan rambut pirang asyik bernyanyi kecil sambil membuat sarapan pagi. Dia tampak begitu bersemangat hari ini. Di apartemen yang tidak begitu besar ini, dia tinggal dengan sepupunya yang keras kepala. Tapi Lea lebih menyukai Runa yang seperti itu, daripada Runa yang pendiam. Dia masih ingat seperti apa hari-hari pertamanya menjadi dekat dengan Runa. Butuh usaha yang cukup besar untuk terus bersikap sabar menghadapi gadis keras kepala itu.
"Lea, buku yang kemarin kau taruh dimana?" Lea menoleh, mendapati Runa yang sudah rapi dengan gaya kasualnya, dan rambut yang dikuncir kuda. "Di meja belajarku, ambil saja." Jawab Lea sembari terus melanjutkan aktivitas memasaknya. Dia tidak ingin pancakenya hangus lagi karena asyik mengobrol dengan Runa. Lea paling suka mengobrol dengan Runa di pagi hari, karena mood Runa biasanya tidak buruk di pagi hari. "Ngomong-ngomong, pulang kuliah nanti kau dengan temanmu saja, aku ada urusan," Runa sudah kembali berada di meja makan kecil yang ada di dapur, dan duduk di situ. Di tangannya ada sebuah buku novel yang dibeli Lea kemarin. "Urusan apa?" Lea bertanya sambil meletakkan pancake tadi di piring, lalu meletakkan piring tadi di meja makan. Runa mengambilnya dengan garfu. "Yang penting aku tidak melakukan hal negatif. Jam kuliahku mulai jam sepuluh, kau?" Runa mengalihkan topik pembicaraan, dan kening Lea berkerut. Tapi dia hanya mengangguk-angguk. "Jam delapan." Lea duduk di kursi di seberang meja, dan mulai makan. "Akan kuantar," Lea mengangguk, dan mereka makan dalam diam. Runa memang tidak banyak bicara, tapi setidaknya dia tidak seketus dulu.
Begitu selesai makan, Runa mencuci piringnya, lalu mengambil tas. Lea tidak mengatakan apa-apa, selain mengikuti sepupunya, yang sebenarnya lebih adik darinya. Mereka keluar dari kamar, lalu berjalan menuj lift. Di dalam lift juga keheningan masih menyelimuti mereka, sampai akhirnya Runa angkat bicara.
"Kau tidak usah menungguku untuk makan malam," Runa menyahut tanpa menoleh. Dia terdengar seperti kekasih pria yang menyuruh kekasihnya untuk makan duluan karena ingin pergi selingkuh.
"Baiklah," Lea mengangguk-angguk. Tingginya memang tidak sama dengan Runa, tapi dia juga tidak terlalu pendek. Pintu lift terbuka, dan Runa berjalan menuju mobilnya yang diparkir di parkiran bawah tanah khusus untuk penghuni apartemen. Jika kalian bertanya dia kemanakan motornya, motor itu masih ada disitu. Buddy terparkir rapi dan bersih. Dan Becca? Untuk sementara Runa menitipkannya pada Zayn, yang masih tinggal di rumah mereka. Apartemen ini tidak mengizinkan penghuninya untuk memelihara hewan. Tapi Runa selalu berusaha meluangkan waktunya untuk bermain dengan Becca.Keduanya masuk ke dalam mobil Range Rover hitam milik Runa, yang tentunya tidak murah. Itu dibelinya dengan uang yang ada di dalam rekeningnya. Untuk uang kuliah, Runa bersikeras membayarnya sendiri. Yaser memang masih mengiriminya uang, dan Runa rasa ada baiknya dia membuka hati untuk pria itu. Tapi bayang-bayang masa lalu masih saja menghantuinya, membuat gengsi mengalahkan keinginannya untuk membuka hati.
Letak apartemen Runa dan Lea tak begitu jauh dari kampus mereka. Setelah menurunkan Lea di kampus, Runa melajukan mobilnya menuju sebuah tempat yang dikunjunginya beberapa bulan lalu. Dia lalu mengambil ponsel yang diletakkannya di saku, dan menekan sebuah tombol. Lalu ponsel itu diselipkannya di telinga.
"Hei Andrew. Ada informasi baru?" Runa menyapa dengan nada yang agak ceria. Keningnya berkerut ketika orang yang ditelepon - Andrew - mengatakan sesuatu, tapi sedetik kemudian senyumnya merekah. "Benarkah? Terima kasih banyak, kirim saja alamatnya," Runa lalu memutuskan sambungan dan meletakkan ponselnya kembali di saku. Ketika menyadari bahwa dia sudah sampai di tempat yang ditujunya, Runa memarkirkan mobilnya di sisi jalan, dan berjalan masuk ke dalam tempat itu.Gadis itu akan membuat tato baru.
~~~
Lea May dari tadi menolehkan kepalanya ke berbagai arah, mencari seseorang sepertinya. Dosen mereka masuk agak telat hari ini, jadi kelas mereka cukup ramai. Sosok yang ditunggu-tunggu pun tiba, dan senyum Lea merekah. Dia lalu melambaikan tangannya di udara, berusaha menarik perhatian orang itu untuk duduk di sebelahnya. Orang tadi tersenyum melihat Lea dan tentu saja, berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take You Home [Sequel To NEY]
FanfictionRuna kini sudah berada dalam masa-masa kuliahnya, sendiri. Harry memang sudah tidak ada, tapi permintaan Harry akan selalu diingatnya, untuk menemukan Edward. Masalah pertama sudah diselesaikan, Runa berhasil menemukan pria itu. Tapi maukah Edward...