pengumuman!

3.2K 183 2
                                    

Aku baca ceritaku di wattpad aplikasi handpone ada 5 bagian. Tapi, kalau di web cuman 3.
Repost chapter 1 dan 2

Pagi yang cerah, pagi yang indah. Sekarang, aku sedang melihat pantulan diriku di cermin.

"Aku tambah cantik, ya!" ucapku sambil memuji-muji pantulan diriku yang sedang memakai seragam sekolahku.

"Bagus juga seragammu" ucap kakakku sambil memerhatikanku. Aku sekarang memakai kemeja berwarna putih, dengan rok kotak-kotak berwarna merah-hitam, dan kemejaku ditutupi oleh jubah berwarna merah.

"Pasti, lah! Eh, kakak.." ucapku memanggil kakakku.

"Apa?" tanya kakakku.

"Itu.. Kenapa kakak tidak mau sekolah? Bukankah ini kesempatan yang bagus? Kesempatan tidak datang dua kali, kak!" tanyaku dengan kata-kata yang (agak) bijak.

"Umurku 'kan sudah 18 tahun, dan batas umur untuk sekolah disana itu 13-15 tahun" ucap kakak menerangkan.

"Lagi pula, aku sudah cukup pintar" tambahnya sambil menyombongkan diri.

"Sombong!" ucapku pada kakakku.

"Ria cepat, jangan ngobrol terus! Rea bantu adikmu membawa tasnya" teriak bundaku dari luar.

"Baik" teriak kakakku. "Ayo!"

Kami pun keluar menghampiri bunda. Aku melihat cairan keluar dari mata bundaku. sungguh aku ingin menangis saat melihat bundaku menangis.

"Bunda.. Jangan menangis, ya! Kalau bunda menangis, aku 'kan jadi sedih" ucapku sambil mengusap air mata.

"Iya.. Bunda tidak akan menangis lagi" ucap bunda sambil memelukku. Aku pun menangis di pelukan bunda.

"Nona, apakah anda sudah siap?" ucap seseorang. Ternyata, itu orang yang kemarin.

Aku pun mengangguk.

"Kalau begitu, cepat naik" ucapnya, sebari mengeluarkan dua permadani (?).

"Baik" ucapku sambil menaikki permadani yang satunya lagi.

"Sudah siap?" tanyanya padaku.

"Itu.. Aku tidak bisa mengendalikan permadani ini" ucapku sambil menunduk.

"Mengendalikan permadani ini tidaklah susah, kau hanya bicara saja ingin kemana" ucapnya berhenti sebentar. "Tapi, karena permadani itu hanya menurut pada perakataanku saja. Jadi, kau tidak usah mengendalikan permadani itu"

"Terus, aku harus bagaimana?" tanyaku padanya.

"Kau hanya harus duduk manis saja" ucapnya lalu menaiki permadaninya.

Aku pun menaiki permadaniku. Permadani itupun melesat dengan cepat.

Aku kira, naik permadani ini bisa melihat rumahku dari atas. Ternyata tidak! Permadani itu masuk kedalam sebuah lingkaran dan tiba di suatu yang sangat besar.

"Kita sudah sampai" ucapnya santai.

"Apa?!" aku terkejut dengan apa yang dia sampaikan. Sampai? Hanya dalam hitunfan detik langsung sampai.

"K-ken-"

"Lingkaran itu menyambukan ketempat yang kita inginkan" ucapnya menjelaskan.

"Oh" aku hanya meng'oh'riakan perkataannya.

"Kau punya elemen apa?" tanyanya tiba-tiba.

"Elemen? Maksudmu apa?" tanyaku bingung.

"Aku baru ingat, kalau kau tidak punya elemen" ucapnya dingin.

THE WIZARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang