14 •team 26•

2.3K 234 4
                                    

Ria

"Kau tidak perlu tahu" ucap Giovanni dengan nada sinis pada Rio.

Aku hanya menatap bingung kepada mereka. Bagaimana caranya aku menghentikan hawa tidak enak ini?

"Hei, hei, sudahlah jangan berbicara dengan nada sinis" ucapku mencoba menghilangkan hawa tidak enak diantara mereka.

"Cih, mencoba menjadi penengah. Tapi, sepertinya malah menambah masalah" ucap perempuan disamping Rio. Memang benar, Rio dan Giovanni tidak mendengar ucapanku. Hei, sepertinya gadis ini sangat tidak menyukaiku. Aku hanya bisa memandang heran kepada gadis itu.

Syut

Dua permadani turun dihadapan kami. Satu permadani di naiki oleh dua gadis. Dan yang satunya lagi dengan dua lelaki. Mereka turun dari permadani.

"Semuanya sudah sampai. Kita harus bagaimana, ketua?" tanya gadis yang tidak suka padaku.

"Sebaiknya, kita harus saling berkenalan" ucap Rio.

Semuanya menyetujui usul Rio. Yah, kita kan tidak tahu nama masing-masing.

"Nah, sekarang kita duduk melingkar" ucap gadis berambut pirang. Bola matanya berwarna biru, itu sangat indah. Sepertinya dia seorang pemanah, dari tadi ia terus menggenggam busur panah. Tapi, aku tidak melihat anak panah.

"Ketuanya siapa, yang memerintah siapa" ucap lelaki dengan rambut berwarna hitam. Matanya berwarna coklat gelap.

Gadis tadi tidak menggubris ucapan pria berambut coklat tadi. Sekarang ia malah duduk di atas salju dengan wajah yang ceria. Semuanya pun melakukan hal yang sama.

"Oke, mari kita mulai. Namaku Ariona Edward, aku dari kelas A+" ucap Rio.

"Eng.. Rio" panggil gadis yang sedari tadi hanya diam. Sedangkan Rio hanya mengangkat sebelah alis matanya. Mungkin ia bertanya ada-apa? Secara tidak langsung. "Aku baru tahu kalau namamu Ariona Edward. Habisnya, kau sangat terkenal dengan nama panggilan Rio".

"Itu sangat tidak penting untuk dibahas" ucap gadis yang dari tadi berbicara dengan nada sinis. Aku heran dengannya, kenapa dia selalu berbicara dengan nada seperti itu. Apa dia mempunyai teman? Ah, rasanya tidak mungkin. "Namaku Cecillia Pearce. Kelas A".

"Namaku Arcadia Archer. Aku adalah murid yang paling keren di kelas B+. Semua keluargaku adalah seorang ksatria. Dan aku bercita-cita menjadi ksatria. Karena itu aku sangat senang bermain senjata. Mohon bantuannya selama dua minggu ke depan" ucap gadis berambut pirang tadi. Sepertinya, ia terlalu bersemangat mengenalkan dirinya. Sampai-sampai membuat Cecillia memandangnya sinis.

"Namaku Emlyn Marsden. Aku dari kelas B, senang bertemu kalian" ucap gadis berambut ikal berwarna coklat. Bola matanya berwarna coklat terang.

"Cedric Paddock. Aku dari kelas C+. Aku harap tidak ada permusuhan diantara kita" ucap lelaki yang tadi berdebat dengan Arcadia.

"Aku Alex. Dari kelas C" ucap lelaki dengan rambut berwarna coklat. Ia tersenyum hangat kearah kami.

"Giovanni Russel" ucap Giovanni dengan malas. Kenapa dia sangat tidak semangat diacara perkenalan ini.

"Namaku Ariana Luffita. Dari kelas D. Mohon kerja samanya" ucapku.

Setelah aku memperkenalkan diriku, keadaan menjadi hening. Rio sibuk membaca sesuatu dari kertas.

"Harta karunnya adalah lencana sebanyak 8 buah. Kita harus cari petunjuknya sekarang" ucap Rio sembari memasukkan kertasnya kedalam tasnya. "Ayo, ikut aku".

Rio berdiri lalu berjalan. Kami semua mengikuti Rio. Aku sibuk mengobrol dengan Arcadia. Karena selama perjalanan, yang mencari petunjuk hanya Rio, Arcadia, Emlyn, dan Alex. Sebenarnya, Arcadia sangatlah pintar dalam mencari petunjuk. Hanya saja, ia menganggap mencari petunjuk adalah hal yang paling membosankan. Disaat sedang berjalan, tak henti-hentinya Cecillia memandang tajam kearah ku dan Arcadia. Sebenarnya, ada apa dengan gadis ini? Ia terlohat dendam padaku. Memangnya aku salah apa padanya.

"Whoa, lihat salju di tebing sangat indah" ucap Arcadia sembari mengambil anak panah dari tas sampir yang seperti aku pakai.

Ia menarik tali busurnya. Dan bum! Tepat sasaran. Semuanya terlihat terkejut.

"Kau bodoh!? Bagaimana kalau longsor!?" ucap cedric dengan nada tinggi.

Arcadia hanya bisa memamerkan giginya. Sedangkan yang lain hanya bisa menepuk dahi masing-masing.

Tiba-tiba semuanya bergetar. Longsor akan terjadi! Dengan cepat Rio memakai elemen apinya. Rio ini bodoh atau apa!? Saljunya akan mencair dan memperburuk keadaan.
Disaat salju itu mencair, aku langsung mengulurkan tanganku. Aku mengepalkan tanganku, dan air itu tidak bergerak.

"Harus aku kemanakan air ini?" tanyaku pada yang lain. Ugh, posisi seperri ini membuatku pegal.

"Kesinikan saja, Ariana" ucap Emlyn sembari membuka tutup botol. Botol yang sangat kecil. Aku kurang yakin, apa botol ini bisa menampung air yang ku genggam? Tapi, pandangan meyakinkan dari Emlyn membuatku yakin. Aku menggerakan tanganku, lalu memasukkan airnya kedalam botol itu.

"Whoa, air? Itu sangat keren!" teriak Arcadia dengan mata yang berbinar-binar.

"Anak kelas D punya elemen? Tidak bisa dipercaya" ucap cedric sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Sepertinya ia belum bisa menerima kenyataan.

Aku hanya bisa tersenyum pada mereka. Tapi, Cecillia terus saja memandangku tidak suka. Aku jadi penasaran pada gadis ini.

To be continued.

Hallo~
Pendek, ya? -biasanya juga pendek-
Oh ya, kalian suka sama siapa, diantara tokoh The wizard? -pasti gak ada yang jawab-
Yang mau chat sama saya silahkan di add id line saya : ss_gelo *aneh banget,kan?*

★★★

30 januari 2016
Salam keren ✌

THE WIZARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang