Rio pov
Semua yang terjadi dihadapanku tidak dapat kupercaya. Kerajaan awan benar-benar ada. Dan yang kulihat sekarang ini adalah penyebab hilangnya kerajaan awan.
Tetapi masih ada banyak hal yang masih ku tidak mengerti. Kenapa kerajaan bisa menghilang tanpa jejak? Kenapa orang di jaman sekarang tidak ada yang tahu kerajaan awan? Apakah orang tua atau nenek mereka tidak menceritakannya pada mereka.
"Rio!"
Aku menolehkan kepalaku ke sumber suara. Tiba-tiba aku ada di tempat yang semuanya berwarna putih. Aku melihat seorang wanita memakai pakaian putih. sepertinya ia sudah agak tua.
"Siapa kau? Kenapa kau mengetahui namaku?" Tanyaku padanya. Dia hanya tersenyum.
Dia mendekat ke arahku. Aku refleks mundur kebelakang. Entah kenapa dia masih mendekatiku, dan jangan lupakan senyuman yang manis itu. Entah kenapa aku merasa ada yang berbeda. Hatiku terasa sakit sekali melihatnya. Terutama matanya yang menatapku dengan penuh kasih sayang. Tanpa kusadari air mataku turun.
Ia terus saja mendekatiku dan aku terus saja mundur ke belakang. Entah kenapa air mataku tidak bisa berhenti mengalir.
"Air mata sialan," ucapku sembari mengusap air mataku dengan kasar.
Dia sudah ada dihadapanku. Senyuman itu terus saja menghiasi wajahnya.
Dan yang paling membuatku terkejut,
.
.
.
Ia memelukku secara tiba-tiba."Bagaimana keadaanmu? Bagaimana keadaan ayahmu? Maaf karena aku meninggalkanmu," ucap Wanita itu sembari terus memelukku.
"Kau ini siapa? Kenapa kau memelukku?" Tanyaku sembari berusaha melepaskan pelukannya.
Ia pun melepaskan pelukannya. Ia menatapku dengan serius. Tapi dimataku itu terkesan berpura-pura serius.
Tiba-tiba ia memukul kepalaku pelan. Lalu menatapku dengan tersenyum.
"Anak bodoh! Aku adalah ibumu."
Eh?
***
Cedric pov
Sebenarnya dimana keberadaan pemilik mantra putih? Ada dua sinyal mantra putih. Aku bingung mana sinyal yang menunjukkan keberadaan saudaranya Ria.
Pangeran Nico itu menyebalkan. Aku ini temannya atau pesuruhnya? Aku lelah sekali diatur olehnya. Tapi keadaannya sangat memprihatinkan. Siapa yang tahan tinggal sendirian di kerajaan yang bahkan tidak terlihat. Terutama dia ditinggalkan oleh semua keluarganya. Tidak semua sih, tapi tetap saja raja menyebalkan itu tidak bisa di hitung sebagai keluarga pangeran Nico.
"Tidak apa-apa Cedric! Anggap saja kau mengasihaninya dan membantunya," ucap Cedric berusaha menyemangati dirinya.
"Membantu siapa?" Tanya Seseorang tiba-tiba.
"WUAHH!" Teriak Cedric.
Orang itu menutup telinganya untuk menghindari kelainan di telinganya karena teriakan Cedric.
"Kenapa kau ada disini pangeran?" Tanya Cedric masih terkejut.
"Aku ingin ikut dan melihat kedua saudariku secara langsung," ucap Pangeran Nico dengan nada yang tenang.
Cedric hanya menganggukkan kepalanya seolah mengerti apa yang pangeran Nico katakan.
"Tapi pangeran, kegunaan cairan ini apa?" Tanya Cedric.
Pangeran Nico menatap botol kristal kecil yang di pegang oleh Cedric.
"Itu adalah obat kekebalan yang dibuat oleh ibuku 13 tahun yang lalu," ucap pangeran Nico sembari tersenyum.
Cedric terkejut mendengar hal tersebut. 13 tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itukah pangeran Nico menjaga botol tersebut?
"Sebenarnya aku tidak peduli dengan cairannya, aku lebih peduli pada botol kristal tersebut," ucap pangeran Nico sembari mengambil botol kristal tersebut dari tangan Cedric.
"Oh begitu ya," ucap Cedric.
"Botol tersebut terbuat dari kaca karena ibuku mempunyai keahlian membuat atau mengubah sesuatu menjadi kristal karena itulah ia disebut krystal oleh semua orang."
"Eh? Padahal aku tidak bertanya loh," ucap Cedric pelan.
"Kau bicara apa?" Tanya pangeran Nico.
"aku tidak mengatakan apapun," ucap Cedric sembari tertawa canggung.
***
Tap.. tap..
Knock.. knock..
"Masuk saja."
Pintu pun terbuka secara perlahan. Di ruangan tersebut terdapat seorang pria--atau kita bisa sebut seorang pengawal- yang wajahnya penuh ke khawatiran.
"Yang mulia, pangeran Nico menghilang.. lagi," ucap pria tersebut dengan suara yang bergetar.
'Prang'
Orang yang sedang di ajak bicara melemparkan gelas yang ada di tangannya. Dia memegang kepalanya seperti orang yang sedang kesakitan.
"Anak itu, kenapa dia tidak mendengarkan kata-kataku?!" Teriak pria tersebut.
"Saya rasa pangeran Nico tidak bersalah. Dia pasti merindukan ibunya," ucap pengawal tersebut.
'Prang'
Kali ini piring yang pria itu lemparkan, hampir saja pangeran itu terkena lemparan piring.
"Kau tidak perlu mengomentari keputusanku! Dia tidak perlu mengkhawatirkan ataupun merindukan ibunya!" Ucap pria tersebut. "Sekarang, cepat cari dia! Bawa dia ke hadapanku!"
"B-baik yang mulia!"
Dengan cepat pengawal itu melaksanakan perintah pria itu. Pria itu terdiam.
"Aku raja yang payah, aku suami dan ayah yang kejam."
"Nico, seharusnya kau tidak mencari ibumu dan saudaramu. Nyawa mereka akan terancam jika kau mencari mereka," ucap pria itu dengan nada yang lirih.
"Maafkan ayah, Nico."
Tbc
Aduh maaf baru up 😆😆 terus chapter ini sedikit 😆😆 terus alurnya maksain banget 😆😆 maaf ya 😣Follow ig aku ya @s.satennej 😆itu akun baru 😆😆
![](https://img.wattpad.com/cover/49307214-288-k561103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIZARD
FantasiaRia adalah gadis yang tinggal dihutan bersama ibu dan kakaknya. ia tidak diperbolehkan keluar dari hutan. tiba-tiba, ada yang menawarinya sekolah di sekolah sihir terkenal yang sangat jauh dari hutan tempat ia tinggal. lalu, apakah impiannya...