5 •Ariana vs Ariana•

2.4K 248 1
                                    

"Nia" ucap Ria pelan.

Dania pun menengok,"apa?"

Ria menunduk, badanya gemetar tanda bahwa ia sedang menangis. Ia tidak mengubris perkataan Dania.

Dania yang heran mencoba bertanya,"kau kenapa?"

Ria masih tidak menjawab. Ia masih menunduk.

"Hei, jawab pertanyaanku!" ucap Dania sebari memegang lengan Ria.

Ria mengangkat kepalanya,"bagaimana rasanya mendapat kasih sayang dari seorang ayah?"

Dania terdiam, mengingat saat-saat ia bersenda gurau dengan ayahnya. Tapi air matanya mengalir di pipinya, mengingat kejadian pahit itu.

Saat-saat bahagia ia dengan ayahnya.

"Ayah, setelah aku besar aku ingin jadi penyihir yang sangat kuat" ucap Dania kecil.

"Tentu saja, kau akan menjadi penyihir terkuat dan melindungi keluarga kerajaan" ucap ayahnya sebari tersenyum."nah, sekarang Dania harus menghafalkan mantra-mantra dan berlatih supaya menjadi penyihir terhebat".

"Tentu saja, tapi ayah harus membantuku belajar" ucap Dania kecil sebari tersenyum lebar. Ayahnya mengusap kepalanya.

Hingga kejadian itu terjadi.

"Maaf, kami sudah berusaha menyelamatkannya. Tapi, pedangnya tertancap pada jantungnya sehingga mantra kami tidak bisa menyelamatkannya" ucap seorang wanita.

"Itu tidak mungkin! Suamiku tidak mungkin mati" teriak ibu Dania sebari menangis.

Membayangkan kejadian itu terus menerus membuatnya terus larut dalam kesedihan.

"Bahagia sekali. Tapi, asal kau tahu aku kehilangan ayahku saat berumur 7 tahun" ucap Dania sebari menghapus air matanya.

Ariana terus memperhatikan Dania.
Ia tahu pasti sakit sekali ditinggalkan oleh orang yang ia sayangi.

Ariana tidak berbicara lagi, takut Dania menangis lagi. Hingga Dania mengajaknya kembali ke asrama karena sekarang sudah waktunya makan siang.

Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam. Hingga akhirnya mereka sampai di tempat semua murid wizard school.

Mereka pun duduk disalah satu bangku yang kosong.

"Kau mau pesan apa?" tanya Dania.

"Sama sepertimu saja" ucap Ariana sebari tersenyum.

Dania pun mengangguk lalu pergi. Ariana hanya diam.

"Kau yang waktu itu menabrakku, 'kan?" tanya seseorang yang membuat Ariana membuyarkan lamunannya.

"Aku kan sudah minta maaf" ucap Ariana singkat.

Orang tadi menatap Ariana kesal,"karena kau menabrak aku, kau harus jadi bawahanku!".

"Apa-apaan itu? Kau memerintahkan aku jadi bawahanmu? Yang benar saja!" ucap Ariana kesal.

Siapa yang tidak kesal, tiba-tiba ada orang mendatangimu lalu memerintahkan untuk menjadi bawahannya.

"Hei, semua murid disini adalah bawahanku. Bahkan guru pun melakukan apa yang aku perintahkan" ucap orang itu dengan angkuhnya.

"Cukup Ariana! Tidak semua murid disini patuh pada dirimu" ucap Dania yang baru tiba.

Orang itu atau Ariana sigadis kamar 160 memandang Dania remeh,"coba kau sebutkan siapa saja"

"Aku, Ria, Rio dan semua murid kelas D" ucap Dania.

"Karena itu kalian dimasukkan ke kelas D" ucap Ariana dengan senyum meremehkan.

Ria terlihat berpikir. Tapi, ia tidak melihat Rio dikelasnya. Atau Rio yang dimaksud bukan Rio yang menjemputnya.

"Tidak semua, Rio kelas A" ucap Dania dengan suara yang keras. Hal itu membuat semua murid yang sedang makan memandangnya, termasuk Rio.

Rio menghampiri mereka. Ia duduk disamping Ria.

"Kenapa kalian membicarakanku?" tanya Rio dengan wajah yang sangat dingin.

Murid-murid sudah tidak memandangi mereka lagi. Dania pasti sudah tahu alasannya, 'takut dikeluarkan'.

"Karena Rio special" ucap Ariana dengan senyum meremehkan.

Ria tidak mengerti dengan yang Ariana katakan. Rio istimewa? Istimewa apanya! Wajahnya yang dingin membuat dia semakin menyebalkan di mata Ria.

"Apa yang istimewa dari Rio?" tanya Ria bingung.

"Kau pikir sendiri" ucap Ariana sebari meninggalkan mereka. Tapi sebelum dia pergi, ia mengatakan sesuatu,"aku tahu, yang membunuh beruang itu kakakmu bukan kau. Jadi, kau tidak berhak sekolah disini!".

Ria terpancing emosi. Tapi, memang itu kebenarannya, 'kan? Ria memang tidak bisa apa-apa. Tapi ia yakin bisa menjadi seseorang yang hebat di masa mendatang.

"Iya, itu benar. Tapi, suatu hari nanti aku akan menjadi hebat, lebih dari siapa pun!" teriak Ria karena Ariana yang makin menjauh.

Samar-samar Ria mendengar sesuatu,"ku beri waktu tiga bulan untuk berlatih. Kita akan duel".

Terpampang jelas ekspresi terkejut di wajah Dania. Sedangkan Rio? Datar seperti biasa.

"Waktu tiga bulan memanglah lama. Tapi, untuk melawan Ariana, ku rasa tidak mungkin" ucap Dania masih dengan ekspresi terkejutnya.

Ria menaikan sebelah alisnya. Maksudnya apa? Waktu tiga bulan tidaklah cukup untuk melawan Ariana? Apa dia bercanda? Ria rasa Ariana hanyalah gadis yang menyalah gunakan kekuasaannya.

"Apa maksudmu?" tanya Ria bingung.

"Ariana adalah anak dari raja kerajaan api. Asal kau tahu, dia pernah mengalahkan murid terkuat disini" ucap Dania.

"Kerajaan api? Apa kau benar? Pasti dia memiliki elemen api. Kalau aku melawannya aku bisa hangus" ucap Ria dengan ekspresi wajah ketakutan.

"Tenang saja, dia sama sekali tidak punya gen kerajaan api" ucap Rio tiba-tiba.

Ria lagi-lagi dibuat bingung. Kalau Ariana keluarga kerajaan api, pasti dia punya elemen api.

"Kenapa bisa seperti itu?" tanya Ria.

"Cari tahu saja sendiri!" ucap Rio dingin sebari meninggalkan Ria dan Dania.

Ria dan Dania berpandangan. Sepertinya Dania punya pemikiran yang sama dengan Ria.

"Kau tahu tentang itu?" tanya Ria pada Dania.

"Tidak. Ayo, kita tanyakan pada bibi Jenita" ucap Dania sebari menarik lengan Ria.

Ria hanya diam sebari diseret oleh Dania. Mereka melewati kelas-kelas. Ria rasa ia pernah melewati jalan ini. Oh, ya! Ini jalan menuju ke perputakaan. Ria baru ingat bahwa bibi Jenita adalah penjaga perpustakaan.

"Kenapa kita harus mencari bibi Jenita?" tanya Ria di sela-sela berlari.

"Dia tahu segalanya" ucap Dania sebari menarik lengan Ria.

Ria kembali diam. Sehebat itukah bibi Jenita? Kenapa dia bisa tahu segalanya?

To be continued

Thanks to :

- Lovers by 7!!
- Hotaru no hika by Ikimono gakari
- Long short party by Distance
- No boy No cry by Stace punk
- blue bird by Ikimono gakari

Makasih banget buat lagu-lagu diatas yang udah nemenin aku ngetik.

THE WIZARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang