"kenapa kau ingin tahu ibuku dimana?" Tanya Andrea. "Rio aku sangat ingin bertanya padamu tentang ini sedari tadi."
"bertanya tentang apa?"
"kau ini sebenarnya memang peduli tentang adikku atau kau berusaha mencelakainya? Kau yang sekarang sangat beda dengan yang ada dalam bayanganku'" ucap Andrea dengan serius. Andrea tidak mengalihkan pandangannya dari mata Rio. Ia akan memastikan kalau kata-kata Rio yang akan dia dengar tidak akan bohong.
"apa maksudmu dalam bayanganmu? Jadi kau memata-mataiku?" Tanya Rio. Baru saja Andrea akan menjawab kata-kata Rio, Rio sudah bersuara lagi. "ah, kau mempunyai sihir putih? Kenapa aku baru menyadari itu."
Andrea benar-benar kehilangan kata-kata. Bagaimana Rio bisa tahu tentang sihir yang dimiliknya. Hanya ada dua kemungkinan dalam pikirannya. Satu, Rio juga mempunyai sihir putih. Dua, Rio adalah anak yang jenius.
"sepertinya kemungkinan yang kedua yang memungkinkan"
"kenapa kau bisa mengetahui hal itu?" Tanya Andrea dengan tatapan tajam.
"elemen angin," ucap Rio sembari tersenyum sinis.
Dalam hal ini sepertinya Andrea yang terlalu bodoh. Harusnya dia ingat bahwa dirinya menggunakan elemen angin saat melawan Ria. Dan sudah pasti Rio melihatnya.
"kukira kakaknya lebih pintar dari adiknya. Ternyata sama saja," ucap Rio dengan nada sinis.
"tapi aku lebih baik dari dirinya."
"kau bercanda? Adikmu sepuluh kali lipat lebih baik dari dirimu."
"dilihat dari segi mana adikku lebih baik dari diriku?" Tanya Andrea tidak terima.
"dilihat darimanapun adikmu terlihat lebih baik darimu."
***
"aku akan menghancurkan kerajaan ini," ucap gadis itu sembari mengaduk cairan yang sudah dicampurkan dengan bahan-bahan yang aneh. "kerajaan ini akan menjadi milikku."
"aku tidak mengerti dengan pemikiranmu itu Ariana, kau ingin menghancurkan keluargamu? Ya ampun, aku sama sekali tidak menyangka bisa berteman dengan orang sejahat dirimu," ucap gadis berambut merah itu sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"itu karena kau peduli kepadanya, bodoh," ucap salah satu teman pria mereka sembari mendorong pelan kepala gadis berambut merah itu.
"peduli? Sejak kapan aku peduli padanya? Menolongnya saja aku tidak pernah," ucap gadis berambut merah itu.
"kau masih saja setia mendampinginya sampai sekarang, itu namanya peduli bodoh," ucap pria itu.
"aku masih saja mendampinginya karena dia selalu sendirian dan tidak punya teman, aku merasa kasian padanya," ucap gadis itu.
Ruangan itu seketika menjadi hening. Tidak ada suara siapapun, baik itu suara Ariana atau suara kedua orang yang berdebat tadi.
"apa aku salah berbicara?" Tanya gadis berambut merah itu.
"hahahahaha itu namanya peduli! Kenapa kau sebodoh itu Sabrina?" tawa pria itu pecah seketika.
Tetapi tidak terukir senyum atau ekspresi apapun di wajah kedua gadis itu. Pria itu tertawa sendiri seperti orang gila.
"loh? Ada apa dengan kalian?"
"jadi.. aku ini peduli padanya?"
Suasana menjadi sangat hening , tawa lelaki itu terhenti seketika. Bahkan bahkan tangan Ariana yang sedang mengaduk-ngaduk cairan tadi terhenti seketika.
"tapi.. kenapa hanya aku saja yang peduli? Kenapa aku merasa dia tidak menganggapku sebagai temannya? Kenapa dia hanya memikirkan rencana-rencana jahatnya? Kenapa dia tidak pernah memikirkan kita?" Tanya gadis berambut merah.
"Sabrina, apa yang kau bicarakan?" Tanya lelaki itu.
"ah, maafkan aku. Mungkin aku agak sensitive hari ini," ucap gadis berambut merah itu.
***
"sudahlah jangan membicarakan hal itu lagi," ucap Andrea yang merasa kesal karena dibanding-bandingkan dengan adiknya.
"kalau begitu, kau juga jangan menuduhku hal-hal yang buruk lagi," ucap Rio.
"baiklah . tapi, sebelum Ria bangun aku ingin menunjukkan sesuatu padamu ," ucap Andrea.
Andrea memegang bahu Rio. Matanya menatap mata Rio dengan tajam. Rio sangat tidak suka dengan situasi ini.
"apa yang ingin kau lakukan?"
"tatap saja mataku!"
tbc
satennej update lagi setelah sekian lama. aku mau tanya nih. boleh kan?boleh dong..
Q : di part ini apa sih yang bikin kamu penasaran?
(kalau yang jawab banyak, updatenya bakal cepet :v)

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WIZARD
FantastikRia adalah gadis yang tinggal dihutan bersama ibu dan kakaknya. ia tidak diperbolehkan keluar dari hutan. tiba-tiba, ada yang menawarinya sekolah di sekolah sihir terkenal yang sangat jauh dari hutan tempat ia tinggal. lalu, apakah impiannya...