flash back 2

40K 836 2
                                    

Bernice pov

Aish....ditanya hanya menghela nafas lega, benar-benar kakaku ini ingin di sambit pakai sandal jepit ke sayanganku yah. Baiklah ka jika itu maumu jangan salahkan aku bila wajahmu ada yang membiru.

"Kak!!!!" aku panggil lagi, kali ini dengan jarak yang sangat dekat dari telingannya. Aish.... apa jangan-jangan ka mario itu budi? Kalo ka mario gak budi jelas pasti dia akan marah, tapi ini? Ah sudahlah lebih baik aku sambit saja dengan sandal jepit ke sayanganku.

Aku pindah posisi duduk di sofa berhadapan dengan ka mario, kemudian aku mulai mengambil sandal jepitku dan.....

Plokkkk.....

Ku lempar sandal jepit dengan sedikit agak keras. Biar tahu rasa bagaimana rasanya, hahahaha (ketawa setan).

"Awww.... sapa sih yang nyambit gue, ah!!!!" Ringisnya.

Aku jadi bergidik dengan kelakuanku, pasti sangat sakit sekali disambit dengan sandal jepit yang lumayan yah..... you know what i mean. Ka mario mendelik ke arahku dengan mata elangnya dan aku hanya memasang wajah tanpa dosa sambil menunjukan cengiran tidak jelasnya.

"Abisnya kaka aku tanya malah santai, trus aku panggilin di deket telinga kaka juga sama aja gak ada balesan. Kan gak enak dikacangin mah ka" ucapku sambil memasang wajah cemberut. Hey, sudah kubilang bukan untuk tidak mengatakanku jahat?! Karna memang ini slahnya yang tidak meresponku. Meski wajah ka mario sedikit memerah tetap saja aku merasa bersalah karna aku yang menyambitnya, muehehe.

"tepuk aja bahu kaka brownise, gak usah pake nyambit juga ah. Jadinya ketampanan kaka itu jadi berkurang kan 35% dan ini semua karena kamu" keluhnya. Ck, sedang sakit saja masih bisa-bisanya dia menyombongkan diri sendiri, padahal wajahnya menurutku dia itu biasa saja tapi berhubung dia itu adalah kaka kandungku jadi ku akui bahwa dia tampan. Memuji orang pahala bukan?! Hehe.

"Ya maaf ka. Percuma aku tepuk pasti juga enggak direspon lagi. kurang dari mana coba ketampanan kaka, orang mukanya biasa-biasa aja dan ditambah kaka itu 'budi'" ucapku seraya berjalan ke arahnya.

"Hey, brownise kakamu ini ketampanannya sama dengan nabi yusuf, jadi gak salah kan kalau banyak wanita diluar sana yang mau sama kaka tapi sayangnya kaka tolak semua" aku hanya bisa mencibir atas omongan ka mario. Satu fakta dari ka mario yang tidak boleh terlewatkan, dia itu pria dingin, kaku dan arrogant. Dan sampai sekarang yang masih membuatku bingung itu adalah banyak wanita yang mengejarnya bahkan ada pula yang terang-terangan menyatakan cintanya, tapi yang di balas oleh kakaku itu..... Dan yaps kalian betul!! Ka mario menolaknya mentah-mentah. Jika aku menjadi perempuan yang suka pada kaka ku, aku akan mempertahankan harga diriku meskipun aku cinta, dan berusaha agar dia yang menyatakan cintanya padaku, bukan aku yang menyatakan padanya.

"Lagi sakit masih juga riya yah. Boro-boro pada ngejar kaka yang ada pada lari semua kali liat tingkah kaka yang sedingin es batu dan sekaku batu kali." mendengar perkataanku yang meremehkannya ka mario mendelik ke arahku.

"Ck, kaka juga begini demi wibawa kaka brownise. Gak ada istilah lain apa selain batu kali? Ga enak amat, itu kan tempat orang buat b**l, brownise" aku hanya terkikik mendengar ocehannya.

"Ck udah deh terima apa yang ada aja, harusnya bersyukur aku kasih istilah dari pada enggak,kan?. Coba sini aku liat" aku memegang wajah ka mario dengan hati-hati takut kalau aku semakin menyakitinya.

"Awwww.... jangan dipegang keras-keras brownise" ck, ini anak manja yah. Oh iya, aku baru menyadari bahwa ka mario dari tadi memanggilku dengan sebutan brownise. Ku tekan memar yang berada di sekitar wajahnya dengan kencang.

marriage in 20 years old [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang